Monday, July 25, 2005

(98) SO TIRED

aku lelah mengajari jari-jari tanganku untuk menulis, aku lelah mengajari lidahku untuk berkata-kata, dan aku juga lelah mengajari mataku untuk mencoba menutup mataku, karena aku ingin semuanya bisa diajarkan dengan sempurna dan juga cepat, aku juga lelah berulang kali mencoba menghabisi hidupku sendiri, mungkin akan lebih bijaksana kalau aku menunggu dengan sabar kematianku sendiri, dan mencoba untuk tidak beralih dari pandangan hidup orang lain saat ini...sungguh, aku sungguh-sungguh lelah dengan semua ini, melihat semuanya, mendengar semuanya, kenapa semua orang tidak bisa diam untuk sejenak ditempatnya masing-masing tanpa suara, tanpa melihat, tanpa nafas....karena aku berada diantara orang-orang yang merasa dirinya superior dengan adanya pangkat dan lencana besar di dadanya, dan semakin banyak lencana yang dipasang, maka akan semakin membusung dada mereka, mungkin akan lebih baik kalau aku melarikan diri dari semua ini dan memikirkan rencana untuk kabur melewati bagian hidup ini, namun sungguh susah sekali mengajari kaki ini untuk bergerak, karena menggerakkan sedikit kakiku, maka aku akan menggerakkan bagian-bagian hidupku sedikit demi sedikit! lucu rasanya hanya bisa berada disini, melihat semuanya, merekam semuanya kedalam memori otakku, melihat semuanya detik demi detik tanpa bisa memahami apa yang kulihat, mendengar semua ocehan yang masuk kedalam kupingku dan meresap kedalam sel-sel otakku, tanpa mengerti apa yang baru saja masuk kedalam kuping dan otakku, mungkin akan lebih baik kalau kupakai headphone yang berisi musik ditelingaku, mereka akan bisa menghibur kupingku dengan indahnya irama-irama yang selalu kukenal dan selalu bisa masuk kedalam jiwaku, namun sayangnya sungguh susah sekali mengajari tangan ini untuk memakai headphone diatas kepalaku.....hmmm..kurasa aku akan berhenti disini sebentar, menunggu semuanya untuk berhenti....dan pada saat itulah aku akan mulai belajar berjalan....

Wednesday, July 20, 2005

(97) ANTS-SWEAR

kalau engkau tidak pernah merasa puas dengan jawaban yang kuberikan, maka satu saran untuk dirimu, buat saja jawaban yang bisa memuaskan dirimu, dan beritahu diriku bagaimana perasaanmu ketika engkau menjawab pertanyaan dirimu sendiri? betapa bodohnya dirimu, karena disaat aku ingin membantumu, engkau melempari diriku dengan dendam yang ada didalam dirimu, disaat dirimu seharusnya menjadi tempat untuk diriku berada, engkau berjalan menjauh dari diriku, tidak bisakah engkau tetap disana? dan tetap saja berada disana? tidak bisakah engkau membantu diriku dengan tersenyum dan membuka kedua tenganmu untuk memeluk diriku? jangan hanya menunduk dan menatap sedih dunia ini, karena semua jawaban yang kauinginkan ada didalam diriku, dan semua pertanyaan yang kubutuhkan ada didalam dirimu, namun tetap saja engkau menatap suram hidupmu dan menangis dalam sedih, kepakkan sayapmu sekali lagi dan tersenyum lah, karena dengan jawaban yang baru engkau berikan kepada diriku, maka engkau dan aku akan mendapatkan jawaban akhir dari semua yang kita tanyakan, dan kita akan menyimpan semuanya dalam sebuah sangkar emas yang terbuat dari murninya dunia, tetapi kenapa engkau tetap menjauh disaat aku seharusnya berada didalam dirimu, dan kenapa dirimu tetap saja menunduk dan menatap sedih dunia ini?

Friday, July 15, 2005

(96) GLASS

ketika melihat dirinya, semua yang ada disini mulai menghilang, dan ketika aku mencoba menyentuhnya, semuanya mulai retak seperti serpihan kaca yang semula satu menjadi banyak cabang, mungkin semuanya terlalu dekat dengan dirinya, sehingga apapun yang kau anggap tabu, mulai menghilang seperti awan kelabu yang menyelimuti kalbuku, dan ketika awan itu berubah menjadi terang, matamu tetap menatap dirinya, melawan silaunya sinar yang menembus matamu, merusak retina matamu, dan ketika dia melihat kepada dirimu, dirimu terbelah menjadi bagian-bagian kecil, dan kembali menyatu seperti semut yang mengerubungi manisnya gula, namun ketika dia menjauh, perasaan sakit di hatimu mulai mengakar dan mendarah daging seperti penyakit kanker yang semakin menggila, dan semakin jauh dia berjalan, semakin parah kanker yang kau derita, kenapa engkau tetap berada ditempatmu, membiarkan dia pergi menjauh? apakah karena didepanmu ada kaca tebal yang mengurung dirimu, megurung emosi dan hasratmu? sehingga engkau hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apa-apa?..jangan menyerah, karena dari semua desas-desus yang kudengar, kaca itu hanya ada dalam ilusi matamu..jadi biarkan hati dan otakmu yang berjalan, sehingga jari-jari lemasmu dapat menyentuh dirinya....

Thursday, July 14, 2005

(95) RE-PHRASE, RE-PLACE, E-RASED

disaat urat nadi tubuhmu menegang, simpan semua kekuatanmu untuk menahan rasa sakit yang akan dialami oleh tubuhmu, karena saat itulah Tuhan berbicara kepada dirimu, disaat engkau akan meninggal, Tuhan akan berbicara kepadamu, berbicara tentang semuanya dengan waktu yang sangat cepat, seakan-akan semuanya hanyalah flashback yang diputar secara cepat dan bergantian didalam otakmu, dan pada saat itulah engkau baru menyadari kalau hidup ini begitu berharga, disaat engkau akan mati, engkau memilih untuk hidup lebih lama, dan disaat engkau hidup terlalu lama, engkau memilih untuk mati dengan cepat...begitulah semuanya berjalan, sering engkau mendengar suara jiwamu merintih, mereka berbicara dalam otak kecilmu dan hatimu, berbicara dengan lembut, memberitahukan dirimu kalau semua yang kau lakukan adalah salah, dan memberikan dirimu petunjuk akan apa yang harus kau lakukan, namun tetap saja engkau tidak mendengarkan suara rintihan jiwamu! tetap saja engkau berjalan dengan sempoyongan mendekati arah kematian, mungkin hidupmu tidaklah sekuat jiwamu..namun semua yang kaupikirkan akan segera berubah, ketika Tuhan berbicara kepada dirimu, ketika engkau berada didepan wajah-Nya, dan dia bertanya, kenapa Dia harus mengajakmu kesurga, apa yang akan engkau jawab, dan ketika engkau mempunyai jawabannya, apakah engkau mempunyai kepercayaan diri yang sangat kuat untuk menjawab pertanyaan dari diriNya?...kini engkau terbaring di tempat tidurmu, mendengarkan suara rintihan jiwamu yang terus menerus mengganggumu untuk mengajakmu berjalan kearah terang, namun tetap saja engkau mengacuhkan semuanya dan tidak peduli, kini dirimu sedang bergetar menahan rasa sakit, dan urat nadimu menegang, merasakan dirimu terbagi dalam kepingan-kepingan kecil karena otakmu berputar terlalu cepat sehingga tubuhmu tidak kuat dan tidak tahan mengikuti cepatnya putaran otakmu, dan disaat tubuhmu meledak, pada saat itulah engkau akan mulai belajar untuk menghargai hidup..