Friday, May 12, 2006

(156) S.O.U.L (See Our Unfotunate Life)

"Pak, apakah Anda ma....." "Bu, apakah Anda ma...." tanpa bisa menyelesaikan kalimatku, orang-orang itu menggelengkan kepalanya, menghadap kearah lain dan mengangkat tangannya untuk berkata "tidak", sudah beribu-ribu kali aku mencoba untuk menyelesaikan kalimatku, namun tidak ada satu orangpun yang mendengarkan kalimatku ini, dari jutaan orang didunia ini, tidak ada satupun yang tertarik.. aku hanya menawarkan daganganku, huff..jam berapa sekarang? kenapa matahari terasa semakin terik? mm..perutku sudah memberontak untuk meminta diisi, namun dengan apa aku mengisi, aku belum menjual satupun barang daganganku, patung-patung kuda ini cukup berat untuk ditenteng kemanapun aku berjalan, tetapi hanya inilah yang barang yang aku jual...huff, minumku juga sudah mau habis..apakah ada dari mereka yang mau membeli patung-patung ini, aku berpikir kadang-kadang, tidak, tidak..aku tidak boleh berpikir seperti itu, aku HARUS tetap menjual patung-patung ini, karena aku membutuhkan uang untuk bisa membeli makan... aku berjalan ke tepi badan jalan, menawarkan patung-patung ini kepada deretan panjang mobil yang seakan tidak ada habisnya, "Pak, apakah Anda mau membeli patung ini pak? saya butuh uang untuk membeli makanan pak"...tetapi kalimat itu seakan aku ucapkan untuk diriku sendiri, karena pengemudi itu sama sekali tidak membuka jendela mobilnya, dia terlihat sedang menunggu lampu hijau menyala sembari menikmati dinginnya penyejuk yang ada didalam mobilnya, dan seperti ribuan orang lainnya, dia mengangkat tangannya untuk mengusir diriku..

aku terus berjalan untuk menyusuri deretan mobil itu, deretan mobil yang berwarna-warni dan berbeda model, ingin kadang-kadang aku berharap aku bisa istirahat sebentar didalam mobil itu, namun aku tahu itu mustahil, telapak kakiku juga sudah mulai terbakar karena sinar matahari yang terik ini sudah membakar aspal tempat aku menapakkan kakiku... siapakah yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli barang daganganku? perutku benar-benar lapar sekarang, tenggorokanku haus, tanganku sudah tidak kuat lagi mengangkat patung-patung ini..tapi aku tidak boleh berhenti menjaul patung ini, karena masih panjang deretan mobil yang mengantri, dan siapa tahu aku beruntung dan ada orang yang berbaik hati mau membeli patung ini...aku berharap demikian, mobil demi mobil aku lalui, aku tanyakan apakah mereka mau membeli, dan seperti sudah disepakati, mereka tidak mau membuka kaca jendelanya dan mengangkat tangannya untuk mengusir diriku, mungkin sudah seratusan mobil yang aku lalui, dan kini aku berada di baris terakhir mobil-mobil, dan tiba-tiba klakson-klakson mobil itu meraung-raung, dari kejauhan aku melihat ternyata lampu sudah menjadi hijau, saatnya untuk mobil-mobil ini pergi dan digantikan dengan deretan mobil lainnya...dan aku harus berjalan lagi kedepan dari awal, cukup jauh, namun aku harus kesana, betapa melelahkannya...aku sudah tidak kuat lagi, huff...aku terduduk, aku meletakkan barang daganganku dengan sangat hati-hati, memberikan alas pada batu-batu trotoar yang tidak rata itu dengan handukku yang sudah kumal, berhati-hati dalam meletakkannya, karena apabila barang daganganku rusak, akan semakin susah aku menjualnya dan akan semakin murah harganya, aku tidak ingin itu terjadi.. aku meluruskan kakiku, rasa panas segera datang dan merambat kepada kedua kakiku, aku hanya bisa mengernyitkan senyumku, berusaha meluruskan kakiku dan berusaha agar panas itu tidak merambat kepada kedua kakiku, namun cukup susah melakukannya, perutku sudah lapar, benar-benar lapar, tapi aku tidak punya uang untuk membeli makanan, jangankan makanan, untuk membeli air saja aku tidak ada, mana botolku, hanya tinggal sisa 1 strip lagi airku, dari sisa 20 strip, dan hari masih panjang, apakah cukup? tidak..aku tidak boleh minum sekarang, aku harus menahan hausku, nanti saja aku meminumnya, pada saat hari sudah senja baru aku minum..mungkin masih sekitar 6 jam lagi atau 8 jam lagi, aku tidak tahu...

deretan mobil-mobil baru itu sudah datang, sudah saatnya aku untuk bekerja, aku harus berjalan lagi keawal lampu itu, aku mengemas barang-barang daganganku dengan sangat hati-hati, patung-patung kuda ini adalah hidupku, huff...tanganku yang kecil ini mengangkat kembali patung kuda itu, jariku menggenggam kakinya dan mengangkatnya, dan setelah kuda-kuda itu terangkat, aku mengambil handukku, meletakkannya kepada kepalaku, agar kepalaku tidak terlalu panas terkena sinar matahari ini, dengan susah payah aku berjalan keawal lampu itu, pada saat perjalanan itu, aku melihat kesampingku, aku melihat temanku yang hanya mempunyai satu kaki, berjalan dengan tongkat, menjulurkan tangannya untuk meminta belas kasihan, dan pengemudi mobil itu memberikan uang recehannya kepadanya, dan dia menghampiri setiap mobil yang ada untuk meminta recehan-recehan itu, dan semakin aku berjalan, aku melihat temanku juga yang dengan sengaja memotong tangannya agar bisa mengemis, aku selalu ingat akan jeritannya pada saat dia menyuruh orang lain memotong tangannya, darah mengalir dari tangannya yang terpotong, dia tidak ingin kehilangan tangannya, aku tahu itu, namun dia tidak punya pilihan lain selain memotong tangannya untuk mengemis, dia mempunyai 3 orang anak, yang membutuhkan makanan...dan aku melihat dia mendapatkan beberapa keping recehan dari pengemudi itu, beruntunglah mereka...kadang-kadang aku berpikir, apakah aku harus seperti mereka, memotong bagian tubuhku seperti kakiku, tanganku agar aku bisa lebih mudah untuk mengemis? karena mereka yang sudah memotong dan melukai tubuhnya terlihat lebih mudah mengambil hati para pengemudi-pengemudi itu, apakah aku harus begitu juga? tidak..tidak..aku harusnya bersyukur aku mempunyai tubuh yang lengkap, bahkan temanku masih menyimpan potongan tubuhnya, dia berkata apabila ia sudah mempunyai uang lebih, ia ingin menyambungnya, yah, kuharap potongan tubuhnya itu belum membusuk...aku juga tidak ingin menjadi pencuri, karena penjara akan sangat menakutkan bagiku, tidak..tidak, aku ingin berusaha dengan jujur, memang susah, tapi setidaknya tidak ada resikonya...

kini aku sudah mulai berada diawal lampu itu lagi, seperti biasa, aku menawarkan daganganku, tenggorokkanku semakin sakit pada saat aku berbicara, karena aku tahu tenggorokkan itu sudah sangatlah kering, dibutuhkan air, namun apabila aku meminum air itu, aku tidak yakin akan cukup hingga senja, akhirnya aku memilih untuk tidak berbicara, namun hanya mengangkat patung-patung kuda ini, menunjukkan kepada pengemudi-pengemudi itu kalau aku menjual patung ini, dan sama seperti ribuan orang lainnya, tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..hmmpphh...nafas panjang kuhela dari jantungku, kuharap dengan nafas yang kuhela ini, aku mati dan berada di akhirat, karena aku lelah, aku capai.. kurasa aku akan berjalan ke tepi pohon itu untuk berteduh sebentar... aku melewati beberapa mobil untuk bisa ke seberang sana, yang pertama adalah sepasang pria dan wanita yang berpakaian sangat rapih yang sedang bercanda, menghilangkan rasa bosan mereka pada saat menunggu lampu itu, sangat cantik dan sangat cakap, beruntunglah mereka, mobil yang kedua adalah mobil truk pengangkut, dimana sang pengemudi sedang mengipas-ngipaskan koran untuk menghilangkan rasa panas itu, dia sedang meminum sebotol air juga, ingin rasanya aku meminta sebagian air yang ia punya, namun aku tidak mempunyai keberanian untuk bertanya, jadi aku tidak ingin berlama-lama melihat air itu, mobil yang ketiga adalah mobil yang bagus, mengkilap, bersih, warna hitam, kurasa yang ada didepannya adalah sang supir dan sang ibu dengan anak-anaknya sedang berada dibelakang, sang ibu sedang menyuapi anak-anaknya...aku hanya bisa menggigit bibirku dan hanya bisa lesu melihatnya, beruntunglah anak-anak itu, Ibu..dimanakah engkau sekarang? apakah engkau berada disurga? lihatlah aku anakmu Ibu, engkau sudah meninggal pada saat aku berumur 5 tahun, apakah engkau mendengarkan aku Ibu?

aku sampai di bawah pohon itu untuk berteduh, aku lelah, aku mengantuk, aku mengambil handuk yang ada diatas kepalaku dan meletakkan patung-patung kuda itu diatas handukku, mataku perih, karena begitu banyak debu dan asap yang masuk kedalam mataku, aku melihat semuanya, aku merasakan semuanya, namun apakah mereka semua melihatku, dan apakah mereka menganggapku? apa yang mereka lihat? apa yang mereka anggap? apakah mereka melihat pengemis? apakah penjual? apakah manusia? apakah sampah? apa yang mereka lihat dari orang-orang seperti diriku? aku sangat mengantuk, namun aku tidak boleh tidur, karena aku harus menjaga patung-patung ini, aku tidak ingin pada saat aku tidur, ada seseorang yang mencuri patung-patung ini, atau pada saat aku tidur ada seseorang yang tidak sengaja menyenggol patung-patung ini dan kemudian patung-patung ini pecah..aku tidak ingin itu, namun rasa kantuk ini sudah tidak tertahankan lagi, bagaimana ini? akhirnya setelah aku berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk tidur sambil mendekap patung-patung ini, namun aku tidak bisa tidur dibawah pohon ini, aku harus mencari tempat lain..akhirnya aku memilih untuk disana, di depan bangunan yang kosong, tetapi tempatnya beraspal rata meskipun dekat dengan tong sampah, kurasa aku bisa tidur disana, aku menidurkan badanku,mendekap patung-patung ini setelah melapisi mereka dengan handukku, badanku bisa merasakan panasnya aspal ini, namun hanya ini tempat yang aku punya, kepalaku berputar-putar, perutku sudah sangat sangat lapar, aku haus, namun aku harap setelah aku bangun dari tidurku yang sejenak ini, semua rasa haus dan lapar itu akan hilang....
aku mencoba untuk memejamkan mataku, namun sinar matahari begitu terang, sehingga aku harus memaksa merasakan tidur sembari merasakan panas itu...

[



]

hoahm...sudah berapa lama aku tidur? mataku terasa begitu sembab, pandanganku sedikit buram, dimana aku...oh yah, aku tertidur sejenak, UPS! aku langsung ingat kalau aku tidur sambil memeluk patung-patung ini, aku langsung mengecek patung-patung ini, untunglah tidak apa-apa, patung patung ini tidak rusak, kurasa sudah senja sekarang, matahari sudah ingin terbenam dan suasana sudah menjadi agak gelap, sudah tidak terlalu banyak warna oranye yang berpendar...aku mengangkat badanku dengan hati-hati, agar patung-patung ini tidak terjatuh, aku mengusap-ngusapkan mataku dengan tanganku, aku merasakan banyak sekali kotoran mata yang menggantung di ujung kelopak mataku, mungkin karena debu dan asap itu...hoahm....sebelum terlalu malam, aku ingin mencoba keberuntunganku yang terakhir ini untuk mejual patung-patung ini..tapi sebelumnya aku ingin minum dulu,..yah, sudah saatnya aku boleh minum, aku mengambil botol airku, melihat kalau airnya masih ada disana, 1 strip, tidak banyak namun lumayan untuk menghilangkan sedikit rasa hausku.. aku membuka tutupnya dan langsung menuangkan setiap tetesnya kedalam mulutku...hmm...aku masih merasa haus, masih sangat haus kurasa, tapi hanya itu yang kupunya, tidak ada lagi yang lain, botol itu sudah tidak ada apa-apa...aku menyimpan botol itu untuk esok dan mengangkat patung-patung itu dan kembali mencoba menyusuri jalan itu, mencoba menjualnya, kuharap ada yang mau membelinya..:" Pak, Bapak mau beli patung ini pak? murah kok!" kataku kepada bapak pengemudi itu yang kebetulan kaca mobilnya terbuka, dia mengangkat tangannya, berkata tidak sembari tersenyum...aku mengucapkan terimakasih dan berlalu darinya, dan terus menjajakan patung-patung ini kepada pengendara lain, namun tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..beberapa kali aku bolak-balik dari depan ke deretan akhir mobil itu, namun sia-sia, tidak ada yang membeli...

kurasa waktuku habis, karena teman-temanku sudah memanggilku dibawah jembatan itu, yah, itulah rumahku, kami bergantian mencari benda-benda yang bisa dibakar untuk menghangatkan badan, mengumpulkan uang kami yang tidak seberapa untuk dibelikan makanan dan minuman, tidak lama aku berkumpul dengan mereka, teman-temanku yang sama sepertiku, yang cacat, yang lumpuh, yang buta, yang telanjang, yang bisu, semuanya temanku, mereka bertanya apakah aku berhasil menjual patung-patung itu, aku hanya menggelengkan kepalaku dengan sedih, dan mereka hanya bisa diam, merasakan apa yang aku rasakan dan mengatakan, jangan putus asa, siapa tahu besok akan lebih baik dari hari ini...yah, kuharap demikian...
mereka mengumpulkan uang hasil mengemis itu, tidak semua, namun hanya beberapa persennya, asalkan bisa untuk membeli makanan untuk kami berdelapan, selebihnya mereka menyimpan uang itu untuk keperluan mereka masing-masing, meskipun tidak seberapa... mereka mengumpulkan uang-uang itu, total yang bisa dibelikan makanan hanyalah 12.000, maka kami membelanjakan uang itu untuk makanan sore ini, dibagi 8 orang...aku kasihan dengan mereka yang mempunyai anak-anak, karena mereka harus menghidupi anak-anak mereka juga, dan kadang-kadang aku juga sering diomeli oleh mereka karena aku belum juga berhasil menjual patung-patung itu sehingga aku kadang-kadang merasa tidak enak karena aku bisa makan dan minum dari hasil patungan mereka, namun mereka tidak bermaksud jahat, mereka menyemangati aku dengan berkata agar aku lebih giat... kurasa mulai besok aku akan mencoba untuk lebih giat menjual patung-patung ini, kadang-kadang aku merasa patung-patung ini adalah temanku, hingga kadang aku merasa tidak tega untuk menjual mereka, mereka temanku pada saat aku sepi...tapi kalau aku tidak menjual patung-patung ini, aku tidak bisa melanjutkan hidupku, maafkan aku yah.. semoga kalau kamu terjual, kita akan bertemu lagi...kurasa aku akan beristirahat sekarang dekat api itu, menghangatkan badanku dari dinginnya malam, dan berharap kalau esok akan lebih baik lagi dari hari ini.... semoga...

(155) The Rain Drain My Brain

percikan air yang terhempas dari jalanan itu memastikan diriku berada disini, dibawah air hujan yang membasahi tubuhku, namun tidak apa-apa, aku menyukainya, aku ingin meluangkan waktuku bersama hujan, aku membutuhkan butiran-butiran air ini, sama seperti air itu juga, mereka meluangkan waktu mereka untuk membasahi kehidupan di bumi ini...lampu-lampu yang berada di sekelilingku menjadi tidak terlalu terang, karena air-air hujan ini membasahi kelopak mataku, memburamkan sedikit pandanganku, namun tidak apa-apa, karena pada saat ini aku tidak ingin melihat kehidupanku ini, sekarang hanya diriku dan hujan ini yang berperan...saling mengisi, sayang sekali aku tidak bisa mengenggam air ini, puluhan kali kucoba pun, aku tahu kalau air-air itu tidak akan bisa kugenggam, namun aku bisa merasakannya, aku bisa merasakan aliran air itu, dingin, sejuk, menyegarkan, membuatku hidup, membuatku sadar, membuatku terjaga...

berapa lamakah engkau akan membasahi kehidupanku ini, hujanku? berapa banyakkah butiran air yang akan engkau tumpahkan ke kehidupan ini? darimanakah asalmu, hujanku? dimanakah rumahmu? luangkanlah lebih banyak waktumu untuk mengunjungi kehidupanku, karena saat ini aku ingin bersamamu, aku ingin engkau menyegarkan kehidupanku yang kering, yang tandus, masih lamakah engkau disini? janganlah engkau pergi dulu dariku, karena aku masih ingin berada disini, berada dibawah rintik-rintik ratapan airmu, karena pada saat ini aku ingin menutup mataku sebentar, aku ingin mengingat semuanya, aku ingin merasakan semuanya...aku ingin menghormati kehidupanku sendiri yang sepi ini, aku ingin mengubur kenangan-kenangan yang telah mati dalam diriku, aku ingin mentertawakan kehidupan orang lain yang lebih beruntung daripadaku, dan aku ingin diam untuk sejenak, agar aku bisa berpikir, aku ingin memejamkan mataku dan mengingat semua yang telah terjadi, dan semua itu butuh waktu dan aku butuh teman oleh karena itu temani aku untuk saat ini, hujanku, agar aku bisa menangis bersama dengan jutaan rintikmu..

saat ini saja.....

Thursday, May 11, 2006

(154) DEODEOLLY-POP

apakah benar aku sebaik yang mereka bilang? apakah benar aku sepintar yang anak kecil itu katakan kepada teman-temannya? dan apakah benar, aku sebjiak yang kau katakan barusan? apakah aku begitu? apakah aku memberikan rasa aman dan nyaman kepada dirimu dan kepada mereka? karena aku tidak merasa seperti itu, aku merasa kotor, bodoh, jahat dan terbelakang... dari sisi manakah mereka melihat kebaikan, kepintaran dan kebijakan diriku? apakah dari senyumku? apakah dari cara bicaraku? apakah dari gerak tubuhku? apakah mereka tidak bisa melihat apa yang bisa kulihat pada diriku sendiri? lihatlah.. aku berkata tidak jujur, aku menuduh orang lain, aku suka memaksa, aku terikat oleh dosaku.. dosaku berada diatas kedua pundakku, tertawa begitu kencang... lihatlah tanganku, tangan yang sudah sering menyakiti tubuh orang lain, lihat mulut dan lidahku, yang sudah sering mengatai orang lain dan berdusta, lihat tubuhku, yang sudah tidak terhitung berapa juta kali aku menodainya, dimanakah letak kesucianku? lihat mataku, mata yang sering melihat kearah lain pada saat orang lain berbicara, mata yang sering membuat diriku mengingini hal yang semestinya tidak diperbolehkan...dimanakah kesucianku?

dan kenapa dirimu dan mereka masih bersamaku? aku yang tidak berarti ini... aku bukan malaikat yang melindungi dunia ini dengan senjatanya, aku bukan iblis yang membohongi dunia ini dengan janjinya dan aku juga bukan tuhan yang memberkati dunia ini dengan kasihnya. aku hanya manusia yang tidak pernah sanggup untuk memiliki dunia ini..aku hanya bisa tersenyum kecut pada saat aku mengetahui fakta ini, fakta dimana memang kesanggupan manusiaku tidak bisa lebih dari itu, betapa bodoh dan naifnya diriku, menganggap diriku lebih baik, lebih hebat, lebih berkuasa, bagaimana aku bisa menguasai dunia ini, kalau jiwaku sendiri dikuasai oleh dosaku, tetapi kenapa? kenapa engkau tidak bisa melihat itu? apa yang kamu lihat pada diriku? apakah aku sebegitu nyamannya untuk diajak berbicara? apakah aku sebegitu pintarnya menghibur dirimu?

kalau aku begitu sucinya, kenapa pada saat malam tiba, aku sering terbelenggu dengan rasa takut akan dosa yang menghantuiku di pojok kamarku...kalau aku begitu kuatnya, kenapa aku tidak bisa menahan air mata yang keluar dari mataku pada saat aku melihat mereka yang harus mengangkat tangan mereka untuk meminta belas kasihan? kalau aku begitu pintarnya, kenapa aku tidak bisa merubah dunia ini menjadi lebih baik, lebih setara, tidak ada perang dan damai? dimanakah fungsi diriku yang berjalan? dan kenapa engkau tersenyum melihatku? apakah ada yang lucu dengan perkataanku? yah, mungkin aku sudah patut untuk ditertawakan, lagipula dunia ini tidak akan tersenyum juga dengan keadaannya sekarang, karena setiap jiwa yang berusaha untuk lepas dari dunia ini akan semakin tertindas dan semakin dimusuhi, dan setiap tangan yang berusaha membantu orang lain akan ditinggalkan dari lingkungannya...bukankah semuanya semakin mengerikan, semakin membingungkan, dan semakin memusingkan.. sampai-sampai aku tidak tahu kenapa aku harus menceritakan semua ini kepada dirimu....

Wednesday, May 10, 2006

(153) sicknature

sudah entah berapa lama dunia ini mengeluh, dan entah sudah berapa kali pintu surga dibuka untuk memberikan berkat kepada dunia ini, namun kurasa kematian dunia ini sudah sangat dekat, dan kurasa pintu surga tidak akan bisa memberikan berkat lagi kepada dunia... karena..lihatlah disekeliling kita...

disebelah barat, luapan air banjir yang besar sudah terjadi dan menuju kearah kita
disebelah timur, kemarau yang panjang sudah terjadi puluhan tahun lalu, mengeringkan daratan dari air, meretakkan tanah dengan panasnya dan retakan itu sedang menuju kemari.
disebelah tenggara, puluhan gunung sudah melontarkan awan panas dan muntahan laharnya dan gumpalan lava itu sedang bergerak menuju tempat kita berada.
disebelah barat daya, berbagai macam penyakit mulai membunuh ribuan orang, dan mereka tidak pernah menyadarinya.
lihatlah keatas kita, lihatlah jutaan bintang dan meteor yang siap memasuki atmosfer kita, siap untuk membunuh kita semuanya.
lihatlah ke sekeliling kita, semuanya saling bunuh, saling berkelahi, tidak ada yang mau mengalah, kurasa meskipun kiamat datang, mereka akan tetap berkelahi dan saling bunuh...

sampai kapan mereka akan terus berkelahi, tidakkah mereka tahu kalau pintu surga sudah akan tertutup rapat dan tidak akan lagi yang bisa membukanya apabila pintu itu sudah tertutup? apakah mereka begitu bodohnya hingga tidak bisa menyadarinya? Tuhan akan menandatangani tertutupnya pintu itu dan akan akan membiarkan semua banjir, gunung, penyakit mewabah dan membiarkan neraka datang kedalam dunia, karena Tuhan sendiri sudah muak dengan perilaku manusia sekarang yang tidak ada bedanya dengan iblis! dan pintu surga akan tertutup untuk melindungi mereka yang bernaung dibelakang pintu itu, karena setelah pintu itu tertutup, neraka akan datang ke dunia dan akan mentertawakan manusia-manusia bodoh yang selalu bertengkar itu...

lihat..disebelah tenggara, lihatlah lontaran-lontaran lava itu, tidakkah engkau merasakan getaran itu?
masih...masih ada waktu untuk meraih pegangan pintu itu, pintu itu belum tertutup rapat, kita masih bisa kesana, aku juga sedang menuju kesana, maukah engkau bersamaku bersama-sama masuk kedalam pintu itu? ketahuilah, jalan kita akan sangat berat dan susah, namun ketahuilah, semakin susah jalan itu, maka akan semakin terbuka lebar pintu itu, karena pintu itu sedang menunggu kita sampai disana...

look at me for you too!

lihat...lihat itu, jemari-jemari tanganku, bergerak dengan sangat lincah diatas tuts-tuts itu...bergerak sama cepatnya dengan kecepatan otakku menghasilkan pikiran-pikiran ini, bergerak dengan sangat indah, menari diatas tuts-tuts yang hanya dilapisi plastik bergambarkan huruf-huruf kecil itu, menuliskan semua apa yang kamu baca sekarang, betapa indahnya memikirkan semuanya ini, jemariku, pikiranku, semuanya...memikirkan betapa baiknya otak dan hatiku bekerja, bisa merasakan semuanya, merasakan bagaimana dunia berjalan, bagaimana dunia bergerak, bagaimana orang-orang dan lingkunganku berjalan, dan aku bisa merasakan setiap kehidupan yang tidak pernah aku alami sebelumnya, menjadi orang lain, menjadi matahari, menjadi pengemis, menjadi pelacur, menjadi bulan, menjadi apapun yang otak dan pikiranku inginkan, betapa hebat dan agungnya pemberi kehidupan ini...

manusia tidak berarti apa-apa dihadapan penciptanya, karena manusia hanya bisa meniru, tetapi tidak bisa membuat, yah, manusia hanya bisa membuat apa yang bisa manusia buat, tetapi manusia tidak bisa membuat apa yang tuhan bisa buat, manusia tidak bisa menciptakan gunung, manusia tidak bisa menciptakan semesta, rasakan...rasakan itu, jantungku dan jantungmu bergerak dengan baik, tanpa kita suruh jantung kita untuk bergerak, lihat darah kita, mengalir keseluruh tubuh kita tanpa perlu kita suruh..jemari-jemariku akan terus menulis jutaan huruf ini untuk menciptakan sesuatu yang bisa kamu mengerti, agar aku dan kamu bisa bersyukur, bukan mengeluh... bergabunglah, rasakanlah, dan yakinlah kalau semuanya akan berjalan seperti apa adanya, berjalan lancar...sama lancarnya dengan jemari-jemariku menuliskan ini kepada dirimu...

(151) Give Me ~…..

Berikan aku emosi agar aku bisa merasakan hidup ini
Berikan aku luka agar aku tahu kalau tubuhku masih berada disini
Berikan aku jiwa agar pada saat aku mati, jiwaku masih mengingat tubuhku
Berikan aku ****** agar aku bisa merasakan ***** ********** *****

Berikan aku darah agar aku bisa ingat akan darahku sendiri
Berikan aku air agar aku bisa menghapus rasa haus ini
Berikan aku fotomu agar aku bisa mengingat seseorang pada saat aku kesepian
Berikan aku **** agar ***** tetap berada ditempat yang seharusnya

Berikan aku tawamu agar aku bisa tersenyum pada saat aku sedih
Berikan aku jemarimu agar aku bisa ikut mengikatkan jemariku disana
Berikan aku tubuhmu agar aku bisa merasakan hangatnya tubuhmu
Berikan aku **** ***** agar aku percaya kalau dirimu adalah ********

Berikan aku instrumen agar telingaku bisa ikut memberikan ingatan kepadaku
Berikan aku cinta agar aku ingat akan rasa sayang orangtuaku dahulu kala
Berikan aku waktu agar aku bisa beristirahat sejenak...
Berikan aku orgasme agar tubuhku bisa bergetar menikmati orgasme itu
Berikan aku pilihan agar aku bisa berpikir kearah mana hidupku ini akan berlanjut
Berikan aku surga agar neraka tidak terlalu ramai..
Berikan aku ******** agar mereka percaya kalau aku akan kesana.... sekarang...

(150) Silent Emotion

apa yang akan terjadi sekarang? aku melihat diriku begitu kosong, begitu nyenyak dalam tidurku, apa jadinya apabila didalam diriku tidak ada kreatifitas, tidak ada pembaharuan, tidak ada sesuatu yang bisa membuatku terjaga dari tidurku, aku masih terus berkelana didalam gelap dan meskipun memang aku bertemu dengan cahaya yang terang beberapa kali dalam hidupku, aku masih mengacuhkannya, dan tidak terlalu memberikan perhatian khusus kepadanya...
dan kini beban yang menumpang dalam genggaman tanganku sudah semakin banyak dan tidak terbayarkan lagi, dalam tidurku, aku merasa begitu ringan, apakah ringan karena aku tidak bisa melihat apa-apa karena gelap, ataukah ringan karena pada saat aku terjaga dari tidurku, aku selalu lupa dengan apa yang aku impikan pada saat aku tidur? aku tidak tahu jawabannya, karena seperti yang aku bilang, kalau diriku sekarang sangatlah kosong, aku hampir tidak bisa merasakan apa-apa, tidak sedih, tidak bahagia, tidak terfokus, tidak sepi...apakah aku masih apa yang disebut manusia? karena manusia mempunyai hati, pikiran dan akal, namun kurasa aku bukanlah itu, aku hanyalah kumpulan daging dan tulang yang selalu diliputi dosaku dan selalu diliputi oleh nafsu yang selalu menghinggapi pundak dan pikiranku...

dimana setiap celah yang ada pada tubuhku sudah kututup, rasa nafsu itu selalu bisa membuka celah itu sedikit demi sedikit lewat pikiranku, menguasai tubuhku, memberikan rasa nikmat yang sesaat kepada tubuhku, dimana aku selalu merindukan rasa nikmat itu...dan setiap harinya aku diperbudak oleh rasa nikmat itu, tidak hanya sekali dalam sehari, namun berpuluh-puluh kali dalam sehari, dan aku selalu haus akan rasa nikmat itu...apakah aku manusia? karena aku merasakan bahagia pada saat rasa nikmat itu datang...

setiap perkataan yang keluar dari mulutku, selalu kuucapkan dengan nada datar, tanpa emosi, kenapa? karena tidak diperlukan emosi pada saat aku berbicara, aku tidak merasakan senang atau sedih, bahagia atau marah, semua yang keluar dari mulutku hanyalah sebuah keharusan, aku juga tidak perlu berpikir tentang apa yang harus aku bicarakan, karena tidak ada yang mendengar, aku hanya berdengung, bergumam, tidak jelas, seperti seekor lalat yang berbicara dalam bahasanya sendiri pada saat mereka mengerubungi sampah...apakah aku sama seperti mereka? apakah aku masih apa yang mereka sebut manusia? kemana akalku? kemana jiwaku?

apakah jiwaku tidak lagi berada didalam tubuhku? apakah hanya rasa nafsu itu yang menguasai tubuhku? yang menguasai setiap inchi dari tubuhku? ataukah jiwaku masih berada didalam tubuhku namun tidak bisa bergerak karena terbelenggu oleh rantai-rantai dosa yang telah aku perbuat? apakah jiwaku masih ada didalam tubuhku? aku tidak tahu, karena aku tahu akan sangat percuma apabila aku membuka tubuhku pun, jiwa itu tidak akan terlihat oleh mata ini... seperti apakah jiwa itu? siapakah jiwa itu? apakah aku masih bisa disebut manusia? karena aku ragu apakah aku mempunyai sebuah jiwa yang utuh?

disaat-saat inilah aku yakin, aku akan berkelana dengan sangat lama, berkelana tidak tahu arah, hanya berjalan, namun yang bisa kulihat hanyalah gelap, gelap dan gelap.. apakah aku harus berjalan? ataukah aku boleh berhenti sekarang? hanya duduk dan diam? begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepalaku, namun apakah pertanyaan-pertanyaan itu bisa dan boleh dijawab? karena aku merasa seperti orang bodoh, dan seperti anak kecil yang selalu bertanya setiap saat namun jawaban itu tidak pernah ada, dan tidak pernah datang...kemanakah jawaban itu? seperti apakah bentuk dari yang mereka sebut jawaban? masih berapa lama lagikah keadaan ini harus berlanjut? dan berapa lama lagikah aku harus peduli dengan semuanya ini?