Friday, May 12, 2006

(156) S.O.U.L (See Our Unfotunate Life)

"Pak, apakah Anda ma....." "Bu, apakah Anda ma...." tanpa bisa menyelesaikan kalimatku, orang-orang itu menggelengkan kepalanya, menghadap kearah lain dan mengangkat tangannya untuk berkata "tidak", sudah beribu-ribu kali aku mencoba untuk menyelesaikan kalimatku, namun tidak ada satu orangpun yang mendengarkan kalimatku ini, dari jutaan orang didunia ini, tidak ada satupun yang tertarik.. aku hanya menawarkan daganganku, huff..jam berapa sekarang? kenapa matahari terasa semakin terik? mm..perutku sudah memberontak untuk meminta diisi, namun dengan apa aku mengisi, aku belum menjual satupun barang daganganku, patung-patung kuda ini cukup berat untuk ditenteng kemanapun aku berjalan, tetapi hanya inilah yang barang yang aku jual...huff, minumku juga sudah mau habis..apakah ada dari mereka yang mau membeli patung-patung ini, aku berpikir kadang-kadang, tidak, tidak..aku tidak boleh berpikir seperti itu, aku HARUS tetap menjual patung-patung ini, karena aku membutuhkan uang untuk bisa membeli makan... aku berjalan ke tepi badan jalan, menawarkan patung-patung ini kepada deretan panjang mobil yang seakan tidak ada habisnya, "Pak, apakah Anda mau membeli patung ini pak? saya butuh uang untuk membeli makanan pak"...tetapi kalimat itu seakan aku ucapkan untuk diriku sendiri, karena pengemudi itu sama sekali tidak membuka jendela mobilnya, dia terlihat sedang menunggu lampu hijau menyala sembari menikmati dinginnya penyejuk yang ada didalam mobilnya, dan seperti ribuan orang lainnya, dia mengangkat tangannya untuk mengusir diriku..

aku terus berjalan untuk menyusuri deretan mobil itu, deretan mobil yang berwarna-warni dan berbeda model, ingin kadang-kadang aku berharap aku bisa istirahat sebentar didalam mobil itu, namun aku tahu itu mustahil, telapak kakiku juga sudah mulai terbakar karena sinar matahari yang terik ini sudah membakar aspal tempat aku menapakkan kakiku... siapakah yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli barang daganganku? perutku benar-benar lapar sekarang, tenggorokanku haus, tanganku sudah tidak kuat lagi mengangkat patung-patung ini..tapi aku tidak boleh berhenti menjaul patung ini, karena masih panjang deretan mobil yang mengantri, dan siapa tahu aku beruntung dan ada orang yang berbaik hati mau membeli patung ini...aku berharap demikian, mobil demi mobil aku lalui, aku tanyakan apakah mereka mau membeli, dan seperti sudah disepakati, mereka tidak mau membuka kaca jendelanya dan mengangkat tangannya untuk mengusir diriku, mungkin sudah seratusan mobil yang aku lalui, dan kini aku berada di baris terakhir mobil-mobil, dan tiba-tiba klakson-klakson mobil itu meraung-raung, dari kejauhan aku melihat ternyata lampu sudah menjadi hijau, saatnya untuk mobil-mobil ini pergi dan digantikan dengan deretan mobil lainnya...dan aku harus berjalan lagi kedepan dari awal, cukup jauh, namun aku harus kesana, betapa melelahkannya...aku sudah tidak kuat lagi, huff...aku terduduk, aku meletakkan barang daganganku dengan sangat hati-hati, memberikan alas pada batu-batu trotoar yang tidak rata itu dengan handukku yang sudah kumal, berhati-hati dalam meletakkannya, karena apabila barang daganganku rusak, akan semakin susah aku menjualnya dan akan semakin murah harganya, aku tidak ingin itu terjadi.. aku meluruskan kakiku, rasa panas segera datang dan merambat kepada kedua kakiku, aku hanya bisa mengernyitkan senyumku, berusaha meluruskan kakiku dan berusaha agar panas itu tidak merambat kepada kedua kakiku, namun cukup susah melakukannya, perutku sudah lapar, benar-benar lapar, tapi aku tidak punya uang untuk membeli makanan, jangankan makanan, untuk membeli air saja aku tidak ada, mana botolku, hanya tinggal sisa 1 strip lagi airku, dari sisa 20 strip, dan hari masih panjang, apakah cukup? tidak..aku tidak boleh minum sekarang, aku harus menahan hausku, nanti saja aku meminumnya, pada saat hari sudah senja baru aku minum..mungkin masih sekitar 6 jam lagi atau 8 jam lagi, aku tidak tahu...

deretan mobil-mobil baru itu sudah datang, sudah saatnya aku untuk bekerja, aku harus berjalan lagi keawal lampu itu, aku mengemas barang-barang daganganku dengan sangat hati-hati, patung-patung kuda ini adalah hidupku, huff...tanganku yang kecil ini mengangkat kembali patung kuda itu, jariku menggenggam kakinya dan mengangkatnya, dan setelah kuda-kuda itu terangkat, aku mengambil handukku, meletakkannya kepada kepalaku, agar kepalaku tidak terlalu panas terkena sinar matahari ini, dengan susah payah aku berjalan keawal lampu itu, pada saat perjalanan itu, aku melihat kesampingku, aku melihat temanku yang hanya mempunyai satu kaki, berjalan dengan tongkat, menjulurkan tangannya untuk meminta belas kasihan, dan pengemudi mobil itu memberikan uang recehannya kepadanya, dan dia menghampiri setiap mobil yang ada untuk meminta recehan-recehan itu, dan semakin aku berjalan, aku melihat temanku juga yang dengan sengaja memotong tangannya agar bisa mengemis, aku selalu ingat akan jeritannya pada saat dia menyuruh orang lain memotong tangannya, darah mengalir dari tangannya yang terpotong, dia tidak ingin kehilangan tangannya, aku tahu itu, namun dia tidak punya pilihan lain selain memotong tangannya untuk mengemis, dia mempunyai 3 orang anak, yang membutuhkan makanan...dan aku melihat dia mendapatkan beberapa keping recehan dari pengemudi itu, beruntunglah mereka...kadang-kadang aku berpikir, apakah aku harus seperti mereka, memotong bagian tubuhku seperti kakiku, tanganku agar aku bisa lebih mudah untuk mengemis? karena mereka yang sudah memotong dan melukai tubuhnya terlihat lebih mudah mengambil hati para pengemudi-pengemudi itu, apakah aku harus begitu juga? tidak..tidak..aku harusnya bersyukur aku mempunyai tubuh yang lengkap, bahkan temanku masih menyimpan potongan tubuhnya, dia berkata apabila ia sudah mempunyai uang lebih, ia ingin menyambungnya, yah, kuharap potongan tubuhnya itu belum membusuk...aku juga tidak ingin menjadi pencuri, karena penjara akan sangat menakutkan bagiku, tidak..tidak, aku ingin berusaha dengan jujur, memang susah, tapi setidaknya tidak ada resikonya...

kini aku sudah mulai berada diawal lampu itu lagi, seperti biasa, aku menawarkan daganganku, tenggorokkanku semakin sakit pada saat aku berbicara, karena aku tahu tenggorokkan itu sudah sangatlah kering, dibutuhkan air, namun apabila aku meminum air itu, aku tidak yakin akan cukup hingga senja, akhirnya aku memilih untuk tidak berbicara, namun hanya mengangkat patung-patung kuda ini, menunjukkan kepada pengemudi-pengemudi itu kalau aku menjual patung ini, dan sama seperti ribuan orang lainnya, tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..hmmpphh...nafas panjang kuhela dari jantungku, kuharap dengan nafas yang kuhela ini, aku mati dan berada di akhirat, karena aku lelah, aku capai.. kurasa aku akan berjalan ke tepi pohon itu untuk berteduh sebentar... aku melewati beberapa mobil untuk bisa ke seberang sana, yang pertama adalah sepasang pria dan wanita yang berpakaian sangat rapih yang sedang bercanda, menghilangkan rasa bosan mereka pada saat menunggu lampu itu, sangat cantik dan sangat cakap, beruntunglah mereka, mobil yang kedua adalah mobil truk pengangkut, dimana sang pengemudi sedang mengipas-ngipaskan koran untuk menghilangkan rasa panas itu, dia sedang meminum sebotol air juga, ingin rasanya aku meminta sebagian air yang ia punya, namun aku tidak mempunyai keberanian untuk bertanya, jadi aku tidak ingin berlama-lama melihat air itu, mobil yang ketiga adalah mobil yang bagus, mengkilap, bersih, warna hitam, kurasa yang ada didepannya adalah sang supir dan sang ibu dengan anak-anaknya sedang berada dibelakang, sang ibu sedang menyuapi anak-anaknya...aku hanya bisa menggigit bibirku dan hanya bisa lesu melihatnya, beruntunglah anak-anak itu, Ibu..dimanakah engkau sekarang? apakah engkau berada disurga? lihatlah aku anakmu Ibu, engkau sudah meninggal pada saat aku berumur 5 tahun, apakah engkau mendengarkan aku Ibu?

aku sampai di bawah pohon itu untuk berteduh, aku lelah, aku mengantuk, aku mengambil handuk yang ada diatas kepalaku dan meletakkan patung-patung kuda itu diatas handukku, mataku perih, karena begitu banyak debu dan asap yang masuk kedalam mataku, aku melihat semuanya, aku merasakan semuanya, namun apakah mereka semua melihatku, dan apakah mereka menganggapku? apa yang mereka lihat? apa yang mereka anggap? apakah mereka melihat pengemis? apakah penjual? apakah manusia? apakah sampah? apa yang mereka lihat dari orang-orang seperti diriku? aku sangat mengantuk, namun aku tidak boleh tidur, karena aku harus menjaga patung-patung ini, aku tidak ingin pada saat aku tidur, ada seseorang yang mencuri patung-patung ini, atau pada saat aku tidur ada seseorang yang tidak sengaja menyenggol patung-patung ini dan kemudian patung-patung ini pecah..aku tidak ingin itu, namun rasa kantuk ini sudah tidak tertahankan lagi, bagaimana ini? akhirnya setelah aku berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk tidur sambil mendekap patung-patung ini, namun aku tidak bisa tidur dibawah pohon ini, aku harus mencari tempat lain..akhirnya aku memilih untuk disana, di depan bangunan yang kosong, tetapi tempatnya beraspal rata meskipun dekat dengan tong sampah, kurasa aku bisa tidur disana, aku menidurkan badanku,mendekap patung-patung ini setelah melapisi mereka dengan handukku, badanku bisa merasakan panasnya aspal ini, namun hanya ini tempat yang aku punya, kepalaku berputar-putar, perutku sudah sangat sangat lapar, aku haus, namun aku harap setelah aku bangun dari tidurku yang sejenak ini, semua rasa haus dan lapar itu akan hilang....
aku mencoba untuk memejamkan mataku, namun sinar matahari begitu terang, sehingga aku harus memaksa merasakan tidur sembari merasakan panas itu...

[



]

hoahm...sudah berapa lama aku tidur? mataku terasa begitu sembab, pandanganku sedikit buram, dimana aku...oh yah, aku tertidur sejenak, UPS! aku langsung ingat kalau aku tidur sambil memeluk patung-patung ini, aku langsung mengecek patung-patung ini, untunglah tidak apa-apa, patung patung ini tidak rusak, kurasa sudah senja sekarang, matahari sudah ingin terbenam dan suasana sudah menjadi agak gelap, sudah tidak terlalu banyak warna oranye yang berpendar...aku mengangkat badanku dengan hati-hati, agar patung-patung ini tidak terjatuh, aku mengusap-ngusapkan mataku dengan tanganku, aku merasakan banyak sekali kotoran mata yang menggantung di ujung kelopak mataku, mungkin karena debu dan asap itu...hoahm....sebelum terlalu malam, aku ingin mencoba keberuntunganku yang terakhir ini untuk mejual patung-patung ini..tapi sebelumnya aku ingin minum dulu,..yah, sudah saatnya aku boleh minum, aku mengambil botol airku, melihat kalau airnya masih ada disana, 1 strip, tidak banyak namun lumayan untuk menghilangkan sedikit rasa hausku.. aku membuka tutupnya dan langsung menuangkan setiap tetesnya kedalam mulutku...hmm...aku masih merasa haus, masih sangat haus kurasa, tapi hanya itu yang kupunya, tidak ada lagi yang lain, botol itu sudah tidak ada apa-apa...aku menyimpan botol itu untuk esok dan mengangkat patung-patung itu dan kembali mencoba menyusuri jalan itu, mencoba menjualnya, kuharap ada yang mau membelinya..:" Pak, Bapak mau beli patung ini pak? murah kok!" kataku kepada bapak pengemudi itu yang kebetulan kaca mobilnya terbuka, dia mengangkat tangannya, berkata tidak sembari tersenyum...aku mengucapkan terimakasih dan berlalu darinya, dan terus menjajakan patung-patung ini kepada pengendara lain, namun tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..beberapa kali aku bolak-balik dari depan ke deretan akhir mobil itu, namun sia-sia, tidak ada yang membeli...

kurasa waktuku habis, karena teman-temanku sudah memanggilku dibawah jembatan itu, yah, itulah rumahku, kami bergantian mencari benda-benda yang bisa dibakar untuk menghangatkan badan, mengumpulkan uang kami yang tidak seberapa untuk dibelikan makanan dan minuman, tidak lama aku berkumpul dengan mereka, teman-temanku yang sama sepertiku, yang cacat, yang lumpuh, yang buta, yang telanjang, yang bisu, semuanya temanku, mereka bertanya apakah aku berhasil menjual patung-patung itu, aku hanya menggelengkan kepalaku dengan sedih, dan mereka hanya bisa diam, merasakan apa yang aku rasakan dan mengatakan, jangan putus asa, siapa tahu besok akan lebih baik dari hari ini...yah, kuharap demikian...
mereka mengumpulkan uang hasil mengemis itu, tidak semua, namun hanya beberapa persennya, asalkan bisa untuk membeli makanan untuk kami berdelapan, selebihnya mereka menyimpan uang itu untuk keperluan mereka masing-masing, meskipun tidak seberapa... mereka mengumpulkan uang-uang itu, total yang bisa dibelikan makanan hanyalah 12.000, maka kami membelanjakan uang itu untuk makanan sore ini, dibagi 8 orang...aku kasihan dengan mereka yang mempunyai anak-anak, karena mereka harus menghidupi anak-anak mereka juga, dan kadang-kadang aku juga sering diomeli oleh mereka karena aku belum juga berhasil menjual patung-patung itu sehingga aku kadang-kadang merasa tidak enak karena aku bisa makan dan minum dari hasil patungan mereka, namun mereka tidak bermaksud jahat, mereka menyemangati aku dengan berkata agar aku lebih giat... kurasa mulai besok aku akan mencoba untuk lebih giat menjual patung-patung ini, kadang-kadang aku merasa patung-patung ini adalah temanku, hingga kadang aku merasa tidak tega untuk menjual mereka, mereka temanku pada saat aku sepi...tapi kalau aku tidak menjual patung-patung ini, aku tidak bisa melanjutkan hidupku, maafkan aku yah.. semoga kalau kamu terjual, kita akan bertemu lagi...kurasa aku akan beristirahat sekarang dekat api itu, menghangatkan badanku dari dinginnya malam, dan berharap kalau esok akan lebih baik lagi dari hari ini.... semoga...

No comments: