Monday, March 14, 2005

(38) SATU…DUA…TIGA

Hanya jalan setapak yang kulalui saat ini dan diujung jalan itu, aku mulai mengingat semuanya, meskipun semua yang kuingat idaklah jelas dan jernih, namun aku masih merasakan semuanya, kini aku akan pulang, kembali kedalam kamarku yang kecil, namun tidak semudah itu, aku merogoh kedalam tas yang selalu kugendong kemanapun aku pergi, aku mencari kunci pintu kamarku yang kecil, setelah cukup lama mencari, aku menemukannya juga, aku menghembuskan nafasku, dan aku melihat kekanan dan kiriku, semuanya gelap, lorong-lorong jalan itu semakin gelap dan begitu menakutkan...aku mengalihkan pandanganku kearah lubang kunci itu, dan dengan tangan gemetar, aku berusaha memasukkan kunci itu, namun dalam hatiku, aku merasa ketakutan yang amat sangat, karena aku tahu, ada sesuatu yang menungguku dibalik pintu itu, aku tidak tahu apa itu, tetapi aku tahu, aku bukanlah diriku lagi ketika aku masuk kedalam pintu itu,nafasku mulai terasa begitu berat, seolah-olah mencoba menggantikan nafasku dengan asap rokok yang begitu menyesakkan, pelan tapi pasti aku mencoba memutar kunci kekenop kunci kamarku, dan yang terdengar kemudian adalah bunyi klik...bunyi yang begitu menakutkan....kudorong pintu kamarku dengan gelisah, tanganku sampai berkeringat pada saat mendorongnya, yang terasa kemudian adalah hawa dingin yang menusuk badan, dan bau aneh yang mungkin berasal dari lantai, aku tidak bisa melihat apapun, aku masuk kedalam kamarku sendiri....cukup satu langkah dan aku mencari saklar lampu yang biasanya berada disebelah kiri kamarku, namun aku tetap tidak bisa menemukan saklar keparat itu, dan bau itu menjadi semakin aneh, tanganku semakin bergetar hebat, dan akhirnya terdengar bunyi klik...bunyi saklar lampu yang memberikan listrik kepada lampu kamarku, dan pada saat lampu menyala, mataku setengah tertutup karena silaunya....perlahan aku mencoba membuka mataku, dan aku mencoba melihat apa yang ada didalam kamarku dan apakah bau aneh yang menyelimuti hidungku ini...pada saat semuanya sudah jelas....mataku terbelalak dan melihat...hidungku serasa memberikan perintah kepada otakku, aku hanya bisa terpana melihat sebagian diriku yang lain jatuh dilantai kamrku, dengan mata terbuka, dan memegang pistol, otaknya yang berceceran kemana, dan juga darahnya yang mengalir dan mulai membusuk dikamarku, ditangan kanannya hanyalah ada sebuah kertas dengan tulisan“Maaf“....aku berlutut dan menangis kecil, sembari tersenyum....tersenyum bahagia dan berkata „monster yang ada didalam diriku sudah hilang....dan aku akan bebas lagi“. aku masih tersenyum pada saat perlahan aku mengambil pistol yang ada ditangan kanannya dan mengarahkan pistol tersebut kedalam mulutku....aku memejamkan mataku, aku berdoa, meminta pengampunan, meinta belas kasihan, dan mulai menghit,1...2...3, jariku menarik pelatuk pistol itu dan peluru pengampunan itu menembus mulut, hidung, mata, dan otakku, dan kini aku akan tidur tenang selamanya....

No comments: