entah berapa lama aku berada disini, aku tidak bisa menjawabnya, setiap kali aku bangun, mataku selalu buram dan susah sekali untuk melihat, hanyalah bayangan-bayangan buram yang bisa kulihat, namun aku tahu badanku menjadi begitu lemah, sudah berapa lama aku disini, aku bertanya kepada diriku sendiri? dan siapa orang-orang itu? apakah mereka pengunjungku? apakah mereka dokterku? aku tidak tahu, yang aku tahu, selang-selang ditubuhku ini semakin banyak setelah kedatangan mereka. selang berwarna biru, kuning, hijau, putih, dan gelembung-gelembung air yang kadang tidak pernah berhenti...apa yang mereka lakukan disini? aku tidak tahu, aku terlalu lelah untuk berpikir...aku harus menelan pil setiap harinya, entah berapa puluh pil dalam sehari, mereka mengatakan ini untuk kebaikan dan untuk kesehatanku, peduli apa mereka? siapa mereka? dan kadang-kadang aku menolak untuk menelan pil dan kapsul yang mereka berikan kepadaku, pernah suatu kali, aku menolak menelan kapsul itu kedalam mulutku, dan memuntahkannya, dan kapsul itu terlempar ke dadaku, dan aku bisa melihat, didalam kapsul itu, tubuh cicak yang sudah terpotong-potong kecil menjadi beberapa bagian...dan tetap saja mereka mengatakan aku harus memakan kapsul itu untuk kebaikan dan kesehatanku...
sial, dimana kekuatanku? dimana aku? siapakah aku sekarang? selang-selang ini terus membungkus diriku, dihidungku, di lenganku, didadaku, di leherku, kakiku...apakah aku ini? robotkah? manusiakah? hewankah? aku tidak tahu, karena aku tidak bisa melihat jelas sekarang, seakan-akan aku hidup dalam gumpalan kabut....dan pada saat aku tertidur, aku bisa mendengar suara ibuku, memanggil dan menyanyikan lagu tidur untukku, terasa begitu lembut dan indah, dan aku yakin kalau suara itu adalah benar suara ibuku, dimana ibu sekarang? aku tidak tahu, karena aku tahu dia meninggalkan aku pergi bersama adik-adikku yang lain untuk menghindar dari perang itu...
aku selalu merasa mengantuk kalau aku berpikir, dan sekarang salah satu dari orang-orang yang tidak bisa kulihat dengan jelas itu, mencabut seluruh selang yang ada didalam tubuhku, membuka pakaian dan celanaku, membasuh kulitku dengan handuk yang telah bermandikan air hangat, aneh, aku tidak bisa menggerakkan tanganku? tangan kekarku...kemana mereka?
dan siapa yang memandikan aku ini? kemana keluargaku? orang yang memandikanku berkata :"kapankah engkau akan bangun? ingin rasanya aku mendengarmu berbicara lagi kepadaku..aku ingin melihat senyummu, aku ingin mendengar ceritamu...tapi lihatlah kamu sekarang, matamu terbuka, namun kosong tatapannya....dan aku harus memandikan dirimu setiap harinya, berharap kalau basuhan air ini akan menyuruh saraf-saraf kulitmu kembali hidup"...
apa? ta..tapi aku disini, aku melihatmu, aku berbicara kepadamu... masakan engkau tidak bisa mendengar aku? apakah kamu gila? atau aku yang gila? aku jelas-jelas bisa mendapatkan dirimu sedang membasuh diriku....aku bahkan bisa mendengar suaramu dengan jelas....ayolah, jangan bilang engkau tidak bisa mendengarku...ada apa dengan telingamu?
tidak...tidak..mereka datang lagi..orang-orang itu, siapakah mereka? siapa? mereka membuatku takut setiap kali mereka datang ketempat ini? dan mau apa mereka?
aku mencoba mendengar apa pembicaraan mereka....
"nyonya, saya mengerti perasaan anda, namun percayalah kepada kami, kami adalah ahlinya, tetapi keputusannya tetap berada ditangan anda, suami anda tidak akan pulih lagi, kedua kaki dan tangan kanannya putus karena terkena ledakan, dan kami sendiri tidak tahu berapa lama lagi suami anda akan bertahan, sungguh sebuah keajaiban ia bisa bertahan dari ledakan itu, lihatlah dia nyonya, lebih baik anda menandatangani surat kematiannya sekarang, daripada anda harus melihat kondisinya seperti itu setiap hari...setiap hari anda datang, memandikan dirinya, tetapi kami juga tahu, anda seringkali menangis, sehingga kami tidak bisa membedakan yang mana air basuhan, dan yang mana air mata anda....nyonya, terimalah saran kami ini...tolong"
Apa? tidak!! TIDAK!! aku masih hidup, jangan...jangan bunuh aku, aku masih ingin hidup...lihat..lihat..aku tersenyum sekarang, aku tersenyum kepada kalian, ayolah, jangan bunuh aku,...aku bernyanyi sekarang..la..la.allla.alallaaa......*hik*, aaayolah, jangan..jangan bunuh aku...tidak...jangan, jangan tandatangani itu...jangan....aku masih ingin hidup....
apa yang terjadi dengan diriku? aku tidak bisa mengingatnya....ada apa? apa yang terjadi sebelumnya? mereka bilang ledakan...ledakan apa? siapa yang menyebabkan ledakan itu.....sedang apa aku...
aku berusaha keras untuk mengingat, keras sekali, sehingga kepalaku berputar seakan melawan hidup ini, hanya untuk mengingat sepersekian adegannya....dan pada saat aku mengingatnya....
hanyalah gelap yang bisa aku lihat, nafasku terhenti, jantungku menyerah...dan ada suara yang berkata "keputusan nyonya adalah yang terbaik..."
.....
....
...
..
.
Somewhere inside me something disappears, And I try to part with my rust-eaten anger...
Sunday, February 26, 2006
(134) Why, The Doors?
bagaimana aku bisa melihat dengan jelas dirimu, kalau air mataku sendiri memburamkan mataku?
bagaimana aku bisa berkata-kata dengan jelas, kalau suaraku hilang karena kegembiraan ini menyelimutiku?
bagaimana aku bisa mendengar dengan jelas kata-katamu, kalau telingaku dipenuhi oleh nyanyian indah ini?
bagaimana aku bisa meraung kepadamu, ketika sebelum aku meraung, engkau sudah memenuhi semua kebutuhanku?
bagaimana aku bisa menjauh darimu, kalau setiap saat engkau selalu dekat dan merangkulku?
engkau memenuhi diriku dengan semua yang kuperlukan, semua yang manusia tidak pernah bisa berikan kepadaku...
engkau memberikan aku yang terbaik dari tempatmu berada, yang terbaik yang manusia tidak pernah berikan....
engkau mengetahui apa isi hatiku tanpa aku meminta kepadamu, tidak seperti manusia-manusia disini...
engkau mengambil semua yang buruk dariku, dan memberikan yang baik untukku...
engkau memanggilku kembali pada saat aku hilang dan menungguku untuk kembali... aku ingin pulang kepadamu....
tetapi kenapa manusia selalu melihat dirimu jauh? karena mereka tidak berusaha untuk dekat kepadamu.
tetapi kenapa manusia selalu menganggapmu jahat? karena mereka merasa lebih baik?
tetapi kenapa manusia tidak pernah mau menerimamu? karena mereka hanya mau menerima baik yang sementara.
tetapi kenapa manusia baru mau sadar pada saat mereka mati? karena manusia-manusia itu takut akan mati.
tetapi kenapa manusia begitu bodoh? mereka tidak bodoh, hanya saja bersandar kepada pengertian mereka sendiri...
berbaliklah, berbaliklah, datanglah, datanglah, kembalilah, kembalilah, aku merentangkan tanganku dan membuka pintu rumahku untuk dirimu, aku menunggumu untuk datang kembali kepadaku, namun percayalah kepadaku, pada saat pintu ini sudah tertutup, tidak akan ada yang bisa membukanya kembali....datanglah kepadaku segera, sebelum pintu ini menutup dirinya sendiri....anak-anakku...
bagaimana aku bisa berkata-kata dengan jelas, kalau suaraku hilang karena kegembiraan ini menyelimutiku?
bagaimana aku bisa mendengar dengan jelas kata-katamu, kalau telingaku dipenuhi oleh nyanyian indah ini?
bagaimana aku bisa meraung kepadamu, ketika sebelum aku meraung, engkau sudah memenuhi semua kebutuhanku?
bagaimana aku bisa menjauh darimu, kalau setiap saat engkau selalu dekat dan merangkulku?
engkau memenuhi diriku dengan semua yang kuperlukan, semua yang manusia tidak pernah bisa berikan kepadaku...
engkau memberikan aku yang terbaik dari tempatmu berada, yang terbaik yang manusia tidak pernah berikan....
engkau mengetahui apa isi hatiku tanpa aku meminta kepadamu, tidak seperti manusia-manusia disini...
engkau mengambil semua yang buruk dariku, dan memberikan yang baik untukku...
engkau memanggilku kembali pada saat aku hilang dan menungguku untuk kembali... aku ingin pulang kepadamu....
tetapi kenapa manusia selalu melihat dirimu jauh? karena mereka tidak berusaha untuk dekat kepadamu.
tetapi kenapa manusia selalu menganggapmu jahat? karena mereka merasa lebih baik?
tetapi kenapa manusia tidak pernah mau menerimamu? karena mereka hanya mau menerima baik yang sementara.
tetapi kenapa manusia baru mau sadar pada saat mereka mati? karena manusia-manusia itu takut akan mati.
tetapi kenapa manusia begitu bodoh? mereka tidak bodoh, hanya saja bersandar kepada pengertian mereka sendiri...
berbaliklah, berbaliklah, datanglah, datanglah, kembalilah, kembalilah, aku merentangkan tanganku dan membuka pintu rumahku untuk dirimu, aku menunggumu untuk datang kembali kepadaku, namun percayalah kepadaku, pada saat pintu ini sudah tertutup, tidak akan ada yang bisa membukanya kembali....datanglah kepadaku segera, sebelum pintu ini menutup dirinya sendiri....anak-anakku...
Friday, February 24, 2006
(133) Till the moon becomes the sun....
hari ini bulan terlihat begitu tenang.... apakah bulan tertidur saat ini? apakah dia memakai pakaian tidurnya yang berwarna putih kesilauan pada saat tidur? terlihat begitu senyap, sunyi, namun aku menyukai suasana ini, suasana dimana aku bisa membiarkan diriku berpikir sejenak, beristirahat sejenak, dan aku merasa setiap inci bebanku terangkat, hilang dan lepas karena suasana ini....seperti malam yang segera berlalu, dan seperti lagu yang telah dimulai dan segera berakhir, aku tahu aku masih ingin berada disini...dan walaupun aku tahu bulan akan segera menghilang dan digantikan dengan terbitnya matahari, aku masih ingin terbangun, aku ingin terjag dari tidurku, bukan karena aku kesepian atau aku tidak mengantuk, namun ini semua karena aku masih ingin melihat wajahmu pada saat engkau tidur disisiku saat ini.
aku bisa merasakan nafasmu yang lembut, dimana setiap engkau menghembuskan nafasmu, pipimu menjadi lebih menggemaskan, entah apa yang kauimpikan saat ini, namun aku masih ingat apa yang kita lakukan sebelum engkau terjatuh tidur, engkau memberikan aku sebuah ciuman, tidak apa-apa kalau ciuman itu hanya sebentar, terlalu sebentar malah... namun waktu yang kita bagi berdua benar-benar membuatku lebih dekat denganmu..aku bisa menyentuh hatimu, kesinilah, aku ingin memberikan kedekatanku denganmu.
aku bernyanyi untuk memasuki alam mimpimu, aku ingin tahu apa yang kauimpikan sekarang, aku akan bernyanyi dalam hati dengan seluruh jiwaku, agar tidak ada orang lain yang mengetahui nyanyianku untukmu, ingin rasanya aku meminta kepadamu, aku ingin engkau berbisik kepada jiwaku, kalau-kalau didalam mimpimu, engkau mengalami mimpi buruk dan engkau menangis dan ketakutan, aku ingin datang kepadamu, menenangkan dirimu, menghapus air matamu dan memberikan dirimu kehangatan dan sebuah ciuman kepadamu lagi, dan aku tidak peduli, seberat dan seburuk apapun mimpimu, biarkan aku datang menghampirimu...
dari pertama kali aku melihat dan mendengar suaramu, aku cinta kepadamu, sampai sekarang pun masih.
keduanya memadukan kekuatan dalam hati dan jiwaku, hingga aku sadar untuk apa aku hidup disini, wajahmu memberikan semangat kepadaku, suaramu memberikan aku kekuatan disaat aku membutuhkannya, dan apapun yang kubenci dari dirimu, dan apa yang kusuka darimu, aku mencintai dirimu semuanya, baik tubuh dan jiwamu. jangan berkata dan memanggil namaku dengan keras, karena bola matamu terlihat begitu bersalah, datanglah kedalam pelukanku, dan rangkullah tanganku agar engkau mengetahui betapa aku ingin bersamamu.
aku berharap engkau bisa perlahan-lahan melupakan perasaan-perasaan yang terlihat begitu terang dan membutakan mata hatimu seperti matahari, dari pertama kali aku melihatmu, aku tahu kalau dari titik itulah (tanpa paksaan), aku ingin memberikan seluruh diriku kepadamu, dan mungkin mulai dari sekarang, engkau bisa percaya kepada para malaikat yang tidak bisa engkau lihat, karena menurutku, engkau adalah malaikatku, tetapi jangan terlalu skeptis, karena para malaikat juga bisa merasakan malu. dan kalau engkau bermimpi tentang masa depanmu, dimana (mungkin) kita berdua terikat secara bersama, yang mana aku ingin mimpimu menjadi kenyataan, percayalah, aku ingin aku berada disana, dimasa depan, denganmu.
dan walaupun matahari akan terbit, karena aku tahu engkau berada didekatku, biarlah engkau tidur dalam pelukanku, karena aku akan menjagamu, hingga matahari berikutnya terbit kembali.
aku bisa merasakan nafasmu yang lembut, dimana setiap engkau menghembuskan nafasmu, pipimu menjadi lebih menggemaskan, entah apa yang kauimpikan saat ini, namun aku masih ingat apa yang kita lakukan sebelum engkau terjatuh tidur, engkau memberikan aku sebuah ciuman, tidak apa-apa kalau ciuman itu hanya sebentar, terlalu sebentar malah... namun waktu yang kita bagi berdua benar-benar membuatku lebih dekat denganmu..aku bisa menyentuh hatimu, kesinilah, aku ingin memberikan kedekatanku denganmu.
aku bernyanyi untuk memasuki alam mimpimu, aku ingin tahu apa yang kauimpikan sekarang, aku akan bernyanyi dalam hati dengan seluruh jiwaku, agar tidak ada orang lain yang mengetahui nyanyianku untukmu, ingin rasanya aku meminta kepadamu, aku ingin engkau berbisik kepada jiwaku, kalau-kalau didalam mimpimu, engkau mengalami mimpi buruk dan engkau menangis dan ketakutan, aku ingin datang kepadamu, menenangkan dirimu, menghapus air matamu dan memberikan dirimu kehangatan dan sebuah ciuman kepadamu lagi, dan aku tidak peduli, seberat dan seburuk apapun mimpimu, biarkan aku datang menghampirimu...
dari pertama kali aku melihat dan mendengar suaramu, aku cinta kepadamu, sampai sekarang pun masih.
keduanya memadukan kekuatan dalam hati dan jiwaku, hingga aku sadar untuk apa aku hidup disini, wajahmu memberikan semangat kepadaku, suaramu memberikan aku kekuatan disaat aku membutuhkannya, dan apapun yang kubenci dari dirimu, dan apa yang kusuka darimu, aku mencintai dirimu semuanya, baik tubuh dan jiwamu. jangan berkata dan memanggil namaku dengan keras, karena bola matamu terlihat begitu bersalah, datanglah kedalam pelukanku, dan rangkullah tanganku agar engkau mengetahui betapa aku ingin bersamamu.
aku berharap engkau bisa perlahan-lahan melupakan perasaan-perasaan yang terlihat begitu terang dan membutakan mata hatimu seperti matahari, dari pertama kali aku melihatmu, aku tahu kalau dari titik itulah (tanpa paksaan), aku ingin memberikan seluruh diriku kepadamu, dan mungkin mulai dari sekarang, engkau bisa percaya kepada para malaikat yang tidak bisa engkau lihat, karena menurutku, engkau adalah malaikatku, tetapi jangan terlalu skeptis, karena para malaikat juga bisa merasakan malu. dan kalau engkau bermimpi tentang masa depanmu, dimana (mungkin) kita berdua terikat secara bersama, yang mana aku ingin mimpimu menjadi kenyataan, percayalah, aku ingin aku berada disana, dimasa depan, denganmu.
dan walaupun matahari akan terbit, karena aku tahu engkau berada didekatku, biarlah engkau tidur dalam pelukanku, karena aku akan menjagamu, hingga matahari berikutnya terbit kembali.
Thursday, February 23, 2006
(132) life..life my ship
aku akan berdiri disini, dengan tetap memegang perintahmu, aku adalah prajurit dan juga laskarmu, apapun yang kauperintahkan adalah apa yang harus kukerjakan, semuanya akan dilaksanakan dan dijalankan berdasar waktu yang kumiliki, bukan waktu yang kumiliki, dimana setiap orang akan datang kepadamu dan bertanggung jawab kepadamu, dan setiap orang yang memiliki sesuatu yang berharga akan semakin susah bertemu denganmu...
karena disaat aku berdiri tinggi, engkau yang menopangku dengan kekuatanmu, dan disaat aku dibawah, dengan rendah, aku merendahkan diriku dengan sukarela agar engkau menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, dan hanya aku juga berkata kepada semua orang yang mendengarkanmu, baiklah mereka menjadi satu dengan kita semua, yang ada disini, berada didalam semua kehidupan ini, agar benar terjadi semua yang telah diceritakan kepada kita semua, dan benar semua yang sudah diramalkan.
ketika kapal ini akan berlayar, kapal ini tidak akan kembali lagi untuk datang dan menjemput kalian semua yang tertinggal, karena kapal ini hanya mempunyai 1 tiket saja, tiket pergi saja, tidak ada tiket pulang, dan semuanya yang terangkut dalam kapal ini akan pergi ke tempat seharusnya mereka berada, dan mereka yang tertinggal, tidak naik kedalam kapal ini akan mengalami marabahaya besar dan akan mendapatkan bahaya yang lebih besar lagi dari sebelumnya, dan juga mereka akan mendapatkan kematian dalam hidupnya, dan percayalah kalau kematian itu akan menjadi lebih susah didapat karena kematian juga akan pergi dari tempat ini untuk kembali ketempatnya semula..
bodohlah semua orang yang sudah tahu, yang sudah diberikan jalan dengan begitu jelas, namun dengan terang-terangan pula menolak jalan itu, aku tahu mereka diberikan pilihan, oleh karena itu aku mengatakan bodoh kepada mereka yang menolaknya, apakah pilihan yang kauambil itu sudah pasti akan lebih baik, aku bisa mengatakan jalan yang ini lebih baik karena aku mengambil jalan ini dan aku yakin aku akan selamat sampai ditujuan, dan aku bersedih untuk mereka yang tertinggal, karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan mereka, kalau saja aku diberi sedikit waktu dan kekuatan untuk membantu dan mengajak mereka kedalam kapal ini, aku mau....tapi suara-suara didalam kepalaku terus begetar dan terus menangis, berkata kalau :"jangan bersedih untuk mereka, mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka perbuat selama ini".....
kapal ini sudah melepas sauh, sudah siap berlayar, dan semuanya bertotal 144.000 orang, aku bersedih, jutaan orang akan tertinggal, aku harus melepaskan kalian, kalian yang sudah mengambil jalan kalian masing-masing...aku harus pergi sekarang bersama awak kapal ini, dan kita tidak akan bertemu lagi, aku tidak boleh bersedih, karena beban air mata ini akan menambah berat beban kapal ini, tidak, semua orang yang berada didalam kapal ini juga menangis, menangis sedih, kapal ini mulai bergerak, menuju tempat kediamaan baru, selamat tinggal semua....semua sudah dilakukan, dan semua sudah direncanakan...selamat tinggal...
karena disaat aku berdiri tinggi, engkau yang menopangku dengan kekuatanmu, dan disaat aku dibawah, dengan rendah, aku merendahkan diriku dengan sukarela agar engkau menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, dan hanya aku juga berkata kepada semua orang yang mendengarkanmu, baiklah mereka menjadi satu dengan kita semua, yang ada disini, berada didalam semua kehidupan ini, agar benar terjadi semua yang telah diceritakan kepada kita semua, dan benar semua yang sudah diramalkan.
ketika kapal ini akan berlayar, kapal ini tidak akan kembali lagi untuk datang dan menjemput kalian semua yang tertinggal, karena kapal ini hanya mempunyai 1 tiket saja, tiket pergi saja, tidak ada tiket pulang, dan semuanya yang terangkut dalam kapal ini akan pergi ke tempat seharusnya mereka berada, dan mereka yang tertinggal, tidak naik kedalam kapal ini akan mengalami marabahaya besar dan akan mendapatkan bahaya yang lebih besar lagi dari sebelumnya, dan juga mereka akan mendapatkan kematian dalam hidupnya, dan percayalah kalau kematian itu akan menjadi lebih susah didapat karena kematian juga akan pergi dari tempat ini untuk kembali ketempatnya semula..
bodohlah semua orang yang sudah tahu, yang sudah diberikan jalan dengan begitu jelas, namun dengan terang-terangan pula menolak jalan itu, aku tahu mereka diberikan pilihan, oleh karena itu aku mengatakan bodoh kepada mereka yang menolaknya, apakah pilihan yang kauambil itu sudah pasti akan lebih baik, aku bisa mengatakan jalan yang ini lebih baik karena aku mengambil jalan ini dan aku yakin aku akan selamat sampai ditujuan, dan aku bersedih untuk mereka yang tertinggal, karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan mereka, kalau saja aku diberi sedikit waktu dan kekuatan untuk membantu dan mengajak mereka kedalam kapal ini, aku mau....tapi suara-suara didalam kepalaku terus begetar dan terus menangis, berkata kalau :"jangan bersedih untuk mereka, mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka perbuat selama ini".....
kapal ini sudah melepas sauh, sudah siap berlayar, dan semuanya bertotal 144.000 orang, aku bersedih, jutaan orang akan tertinggal, aku harus melepaskan kalian, kalian yang sudah mengambil jalan kalian masing-masing...aku harus pergi sekarang bersama awak kapal ini, dan kita tidak akan bertemu lagi, aku tidak boleh bersedih, karena beban air mata ini akan menambah berat beban kapal ini, tidak, semua orang yang berada didalam kapal ini juga menangis, menangis sedih, kapal ini mulai bergerak, menuju tempat kediamaan baru, selamat tinggal semua....semua sudah dilakukan, dan semua sudah direncanakan...selamat tinggal...
(131) jam kehidupanku…
masuklah (lebih) dalam lagi kedalam kehidupanku, maka engkau akan mendapati semuanya berjalan teratur tetapi berantakan, dimana setiap nafas yang dihembuskan menjadi nafas yang kau terima balik, setiap ucapan yang dikeluarkan menjadi makanan bagi telingamu sendiri...teruslah berjalan kedalam kehidupanku, maka engkau akan menemukan sebuah panggung, panggung kebanggaanku, panggung berwarna abu-abu yang disorot oleh lampu terang yang bulat itu, ikutlah berjalan ketengah sorot lampu itu dengan santai, karena akan ada pelajaran yang akan diberikan kepadamu
kini aku berdiri di tengah sorot lampu itu, pada sat aku menunduk kebawah, ada sebuah 3 buah garis tebal yang kurasa terbuat dari baja berwarna kekuningan, dan pada saat aku melihat semuanya, ternyata ini adalah lingkaran waktu, sebuah jam, yang ternyata setiap garis ini adalah garis jam, garis menit dan garis detik... dan inilah yang kulihat
diarah jam 1 kehidupanku
aku melihat seorang anak kecil, tertidur pulas, dengan wajah yang kotor, dengan tubuh yang kurus, memakai baju usang berwarna merah, tertidur begitu pulas, seakan melupakan betapa kejamnya dunia ini terhadapnya, dimana dunia seharusnya memberikan kesenangan dan waktu bermain untuknya, tetapi dia harus bekerja meminta uang kepada setiap pengendara yang melalui dirinya, dia tertidur diantara hembusan debu yang aku yakin akan merusak kulit dan juga jantungnya...namun dia tertidur begitu lelap, dan bantalannya adalah batu trotoar, batu yang sudah diinjak oleh jutaan orang yang melewatinya, batu yang sudah terkubur oleh kumpulan debu dan asap. namun batu itu bagaikan bantal penyangga untuk kepalanya, dan dia tertidur pulas dan aku melihatnya tersenyum dalam hidupnya.
diarah jam 2 kehidupanku.
aku melihat seorang bapak, ayah, pemimpin keluarga, yang sedang duduk didinding, berteduh dari teriknya sinar matahari, mengipas-ngipaskan lengan bajunya, berharap kalau cuaca menjadi mendung tetapi tidak sampai hujan, namun kurasa harapannya itu tidaklah datang, dengan wajah capai dan badan yang letih, dia termenung, memikirkan berapa banyak lagi sampah yang harus ia sapu disepanjang jalan ini? dan berapa penghasilan yang akan dia dapat? dan apakah penghasilan itu akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya? hanya rokok di mulutnya yang seakan bergumam untuknya. dengan baju oranyenya, dia melihat sapu miliknya, berharap kalau sapu itu bisa melakukan tugasnya sendiri, namun dia tahu kalau dia adalah seorang pemimpin, seorang kepala rumah tangga, dia tahu sebesar apapun impian itu, meyapu jalanan ini adalah tugasnya, dia harus mencari nafkah, pulang kerumah dengan uang yang tidak seberapa, dan memberikan uang itu kepada istrinya untuk kebutuhan sehari-harinya. dan dia sudah mengirim surat kepada pemerintah, surat ucapan terimakasih atas penolakan kenaikan upahnya, yang dengan frustasinya dia kirimkan sendiri.
diarah jam 3 kehidupanku.
aku melihat seorang wanita, belum terlalu tua, namun pandangan matanya kosong, tidak hidup, dia duduk diantara vas bunga yang terjejer rapi di batu pemisah jalan, memegang uang recehan yang terdiri dari uang logam, dan beberapa uang kertas dengan nominal 1000 rupiah, dan dihadapannya terdapat banyak orang, duduk, berpasangan, bercanda, tertawa dan menyantap setiap makanan yang mereka pesan. dan wanita itu bertahan, bertahan duduk disana, melawan rasa laparnya sendiri, dan apabila dia tidak kuat menahan laparnya, dia menghitung uang yang terus dipegangnya itu, dia sudah tahu berapa banyak jumlah uangnya, namun semuanya itu dilakukannya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa laparnya, dan aku juga tahu, kepulan asap yang berasal dari daging hewan yang dibakar itu menggugah rasa laparnya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia tahu makanan itu mahal sekali baginya, butuh waktu 3-4 hari bekerja seperti ini hanya untuk menyantap sepiring makanan itu, dia hanya bisa melihat dengan rasa lapar yang aku yakin akan membunuhnya sebentar lagi, dan dia berharap kalau orang-orang itu segera pergi dari situ, pergi dengan kendaraan mewahnya, karena dia hanya bisa mengambil sedikit sedekah dari mereka yang sudah memarkirkan kendaraannya di setapak jalan itu.
diarah jam 4 kehidupanku
seorang gadis berparas cantik, dengan tubuh terbalut pakaian yang ketat, menonjolkan setiap sisi dan area kemolekan tubuhnya, berjalan terburu-buru, melihat jamnya, seakan dia sedang dikejar oleh perasaan bersalah, dan dia sampai ke sebiah tempat, bertemu dengan seorang pria yang sudah paruh baya yang kelihatan sudah sangat mapan, dan pria itu tersenyum kepadanya, dan kemudian mereka pergi kesebuah tempat yang mereka sebut dengan hotel, disana gadis tadi, membuka seluruh pakaiannya, membiarkan dirinya dicumbu, disentuh, dicium dan membiarkan pria paruh baya itu memainkan tubuhnya sepuasnya, dan dengan daya tarik gadis itu, pria paruh baya itu merasakan orgasme berulang-ulang, dan tidak lama kemudian pria itu memberikan sejumlah uang yang cukup besar kepada gadis itu, dan menciumnya sekali lagi kemudian pergi, sedangkan gadis itu masih menghitung uang itu dengan tubuh telanjangnya, dan setelah menghitungnya, dia mandi dan memakai bajunya lagi, bersolek lagi, lalu pergi ke pria lain yang sudah menunggunya juga, dia tidak rela dan tidak mau sebenarnya menjadi seorang pelacur, namun dia merasa tidak mempunyai keahlian dan kemampuan apa-apa lagi, dan dia membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya dan gaya hidupnya yang mewah.
diarah jam 5 kehidupanku.
seoarang wanita ditemani suaminya, menahan rasa sakit, rasa sakit yang luar biasa itu dia tahan sedemikian rupa, sehingga dia harus menyelipkan sebuah handuk diantara mulutnya untuk menahan rasa sakit, dan suaminya berusaha menghiburnya, berkata terus menerus kalau semua akan baik-baik saja, dan anak yang mereka tunggu itu akan segera lahir, dan dokter yang mengerjakan persalinan itu berusaha sedemikian keras, berusaha menutupi kegugupannya, karena ini adalah persalinan pertamanya, dan dengan usaha yang keras, dia berhasil membantu wanita itu untuk melahirkan bayinya, namun semua rasa bahagia itu berubah menjadi kesedihan yang amat sangat, karena sang bayi ternyata cacat, tidak mempunyai kaki, hanyalah tangan, dan mempunyai tumor dikepalanya yang besar...dan pada saat sang ibu itu melihat anaknya, dia hanya bisa menangis histeris, berteriak tidak karuan, mengatakan TIDAAAK sekencang-kencangnya, dan dengan rasa sedih yang amat mendalam, dia melihat bayi yang ada didepannya menangis, seakan berkata :"ibu, akulah anakmu....aku sayang kepadamu"...namun karena rasa sedih ibu itu sudah sampai pada titik puncaknya, ibu itu menyuruh dokter itu untuk membunuh bayi itu dengan obat toksin, dan sang suami yang sama sedihnya ikut mendukung keputusan istrinya itu, dan sang dokter pun merasa lega dan senang, karena dia tahu bayi itu menjadi seperti itu karena kesalahannya, dia pernah salah menyuntikkan obat yang salah kepada ibu itu, dan sekarang dengan kematian bayi itu, dia akan terbebas dari hukuman penjara, dan bayi itu masih menangis, seakan berkata :"ibu, engkau pernah berkata kepadaku sebelum aku lahir, kalau engkau akan menjagaku, mengasihiku, tetapi kenapa sekarang engkau membuangku? tidakkah kau lihat aku menyayangimu?"
diarah jam 6 kehidupanku.
aku melihat seseorang sedang dipukuli puluhan orang, mereka memukuli orang itu hanya karena dia sedang berdiri, menunggu bus yang akan mengantarkannya ketempat tujuannya, dan orang-orang ramai itu kalah berjudi dan mengatakan kalau semua kesialannya itu dikarenakan ada orang yang berbeda etnis dan ras berdiri didekat mereka, dan dengan liarnya mereka memukuli orang m itu, mengencinginya, dan melempari orang itu dengan segala macam benda yang bisa mereka lempar, batu, buah-buahan busuk, pecahan kaca, kayu...semuanya
orang itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tahu kalau dia adalah suku minoritas, dimana dia tidak mempunyai kekuatan, dia hidup dimana rasialis sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia tahu kalau suatu hari kejadian ini akan menimpanya, namun dia tidak menyangka kalau kejadian itu akan secepat itu datangnya.
diarah jam 7 kehidupanku
seorang wanita memasuki pelataran parkir sebuah gedung, dan dari penampilannya aku tahu kalau dia orang kaya, dari gerak-geriknya, bisa terbaca kalau dia adalah seorang wanita yang tidak pernah puas, dia masuk kedalam gedung itu dan naik kelantai 4, bertemu dengan dokter pribadinya, dia menganggap dokter ini adalah tuhannya, karena dokter ini sudah berkali-kali mengoperasi bagian tubuh wanita itu menjadi lebih menarik, lebih sempurna, dan seperti sifatnya, wanita ini tidak pernah merasa puas... mulai dari dahi, hidung, bibir, lidah, leher, payudara, perut, lemak, vagina, kaki, paha, semua dioperasinya, sehingga tidak ada orang yang tahu bagaimana sebenenya rupa aslinya....dan tidak peduli berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk biaya operasi itu, dia rela membayarnya, asalkan tubuhnya menjadi lebih sempurna dan terus sempurna.... dan dari apa yang kudengar, dia ingin mengoperasi seluruh kulit yang ada ditubuhnya, karena dia merasa kalau kulit tubuhnya sudah mulai terlihaat tua, dan dia ingin menggantinya dengan yang lebih muda, dan untuk informasi aja, dia baru berumur 26 tahun.
diarah jam 8 kehidupanku.
aku melihat seorang pria yang pulang kerumahnya, disambut oleh anak dan istrinya, sang suami mencium anaknya dengan penuh rasa sayang, dan kemudian mencium kening istrinya, sang istri begitu cinta kepada suaminya, hingga ia rela kehilangan kakinya pada saat dia medorong suaminya agar terhindar dari bus yang tidak sengaja hampir menabrak suaminya, dan kini sang istri hanya bisa duduk diatas kursi roda, walau begitu, dia masih mencintai suaminya, dan mensyukuri kehidupannya, beberapa saat kemudian, sang istri dengan susah payah menyiapkan makanan untuk suaminya, tetapi suaminya pergi kekamar tidur, dan memilih untuk tidur saja, tanpa penjelasan apa-apa, sang istri masuk kekamar, dan berusaha menanyakan keadaan suaminya, tetapi tamparan keras dipipi yang didapat oleh istrinya, sang suami marah karena istrinya bertanya terlalu banyak...sang suami pergi tidur, namun dia tida tidur, dia masih terbayang-bayang oleh tubuh lucy, selingkuhannya di kantor, yang masih muda, cantik, dan bertubuh indah, dengan lucy, dia merasa benar-benar mejadi pria seutuhnya, karena lucy bisa membuatnya orgasme berkali-kali, berbeda dengan istrinya yang tidak lagi bisa melayani kebutuhan nafsunya, hanya oral sex dan oral sex saja yang bisa diberikan istrinya...sang istri sudah diperlakukan begitu sejak bertahun-tahun lalu, dan dia tahu sang suami sering berselingkuh, namun hanya tangisan dimalam hari yang bisa membuat sang istri merasa lega, dan dia tidak mau menceraikan suaminya, karena dia cinta kepada suaminya, dan perceraian bukanlah jawaban untuk masalah ini...dan dia berdoa setiap hari, memohon agar suaminya dapat kembali menjadi seperti pria yang melamarnya, dimana cinta suaminya penuh untuk dirinya...
diarah jam 9 kehidupanku.
aku melihat sebuah asap dan api yang keluar dari sebuah apartemen, api begitu dashyat, mengundang kepanikan dan rasa takut bagi penghuni lain apartemen itu, dilantai 30, terjadi kebakaran, terjadi karena seorang pemuda begitu mabuknya, dia tidak sadar kalau dia menyalakan gas untuk memasak, dan diruangan itu ada anaknya yang masih kecil, 4-5 tahun, bermain boneka beruang,anak yang ditinggalkan oleh bekas istrinya untuk dia jaga, dan pada saat itu dia mabuk, ingin merasakan apa rasanya hidup, ingin sekali minum, ingin sekali merokok, dan api pada percikan ketiga yang keluar dari korek kebanggaannya itu ternyata adalah akhir dari hidupnya dan anaknya. gas itu bersatu dengan api, menyebabkan ledakan yang hebat, membangunkan orang-orang lain yang berada dalam apartemen itu, membuat pemadam kebakaran, polisi dan paramedis harus bekerja keras untuk mengeluarkan orang-orang itu yang berada didalam gedung itu, namun tangga penolong yang dikeluarkan oleh pemadam kebakaran itu tidak sampai kepada lantai itu, hanya sampai kepada lantai 24, dan mereka bingung karena gedung itu terdiri dari 60 lantai. dan air begitu susah didapat, karena pada saat itu terjadi kekeringan didaerah itu, dan mereka berharap kalau hujan tiba, namun jangan harap. karena musim pada saat itu adalah kemarau.
dan akhirnya korban jiwa terdiri dari 120 orang, disebabkan hanyalah oleh kelalaian satu orang....
diarah jam 10 kehidupanku.
aku melihat kumpulan tentara, sekitar 5-10 orang, memegang senjata mereka dengan gagahnya, mengendap-ngendap kedalam rumah-rumah, berjaga-jaga kalau-kalau ada orang yang mengetahui keberadaan mereka, dan dengan begitu cepat, mereka mendobrak sebuah rumah, bergerak begitu cepat, mencari sang pria, sang kepala keluarga, lalu menodongkan senjata mereka ke kepala pria itu, dan menyuruh anggota keluarganya untuk masuk kedalam satu ruangan yang kemudian dikunci. dan sang pria itu dibawa dengan paksa....dan dari apa yang kudengar, esok harinya pria itu ditemukan telanjang, dengan muka hancur, 3 peluru dikerangka kepalanya, 15 peluru di badannya, 2 di kaki kanannya, dan 4 peluru di tangannya, dia dibunuh karena dia orang jujur yang terus menerus memperjuangkan hak-hak manusia di bumi ini... aku tahu kematian selalu menjemput orang baik yang tidak bersalah, namun aku harap kematiannya tidaklah sia-sia, karena 4 orang anak sng pria itu bertekad akan menjadi seperti ayahnya, jujur dan memperjuangkan kemanusiaan.
diarah jam 11 kehidupanku
aku melihat banyak sekali kerusuhan, dan penjarahan yang terjadi, mereka membakar, merusak, mengambil barang-barang orang lain, menganiaya semua orang yang tidak setuju dengan mereka, dengan kekuatannya, mereka berusaha untuk merubah semua pakem dan aturan yang sudah mereka jalani sebelumnya, mereka merasa tidak puas, bodoh, padahal peraturan itu sudah sangat adil...namun mereka membuat isu-isu yang tidak benar, memojokkan orang benar, menjegal orang-orang lemah, memeras orang-orang miskin dengan ribuan peraturan, padahal mereka tinggal didalam lingkungan dan tempat yang sama, mereka tidak peduli, yang mereka pedulikan hanyalah kepuasan dan kepentingan kelompok mereka, apapun caranya.... baik itu korupsi, kolusi dan lainnya, peras sebanyak mungkin orang yang bisa diperas, dan berikan mereka aturan dan kesusahan yang sangat banyak, hingga mereka tidak bisa menuntut balik semua kerugian yang mereka alami. bukankah begitu cara dunia bermain saat ini?
diarah jam 12 kehidupanku
aku melihat sebuah pintu, pintu besar yang megah, dengan namaku ditulis dengan ukiran yang indah itu didaun pintu itu, pintu itu begitu jauh, begitu mempesona, garis menit berhenti diarah pukul 12.00, segaris dengan arah pintu itu, aku yakin pintu itu hanyalah untukku, karena disamping kanan dan kiri pintu itu, malaikat penjagaku memanggilku..
aku yakin ada sesuatu yang menungguku dibalik pintu itu, aku yakin, dengan segenap hati dan akalku, aku harus berjalan kepintu itu dan membukanya... kini saatnya aku berjalan kearah pintu itu, dan aku tidak bisa menceritakan apa yang ada dibalik pintu itu, karena aku rasa aku tidak bisa kembali ke ruangan ini lagi..
namun sebelum aku pergi, kuharap kamu bisa melihat 11 jam dalam kehidupanku, dimana semuanya memang tidak adil, kejam, dan juga keras, namun jangan hanya itu yang kamu lihat, percayalah masih ada banyak sekali kebaikan, keindahan yang ada didalam dunia ini, karena pada arah jam 1.20 kehidupanku, aku melihat seseorang membantu membuatkan kursi roda untuk mereka yang tidak mempunyai kaki, dan pada arah jam 5.12 pada kehidupanku, aku melihat banyak sekali orang berkumpul pada suatu tempat, menanam pohon-pohon yang sudah rusak, membuat dunia ini hijau kembali....
ups, aku rasa aku harus pergi sekarang, sampai jumpa temanku... pintu itu sudah terbuka sedikit untukku sekarang,dan malaikat penjagaku sudah memanggilku lagi untuk menghampirinya kurasa aku harus berjalan sekarang, semoga kamu dapat mendapatkan pintumu juga.
kini aku berdiri di tengah sorot lampu itu, pada sat aku menunduk kebawah, ada sebuah 3 buah garis tebal yang kurasa terbuat dari baja berwarna kekuningan, dan pada saat aku melihat semuanya, ternyata ini adalah lingkaran waktu, sebuah jam, yang ternyata setiap garis ini adalah garis jam, garis menit dan garis detik... dan inilah yang kulihat
diarah jam 1 kehidupanku
aku melihat seorang anak kecil, tertidur pulas, dengan wajah yang kotor, dengan tubuh yang kurus, memakai baju usang berwarna merah, tertidur begitu pulas, seakan melupakan betapa kejamnya dunia ini terhadapnya, dimana dunia seharusnya memberikan kesenangan dan waktu bermain untuknya, tetapi dia harus bekerja meminta uang kepada setiap pengendara yang melalui dirinya, dia tertidur diantara hembusan debu yang aku yakin akan merusak kulit dan juga jantungnya...namun dia tertidur begitu lelap, dan bantalannya adalah batu trotoar, batu yang sudah diinjak oleh jutaan orang yang melewatinya, batu yang sudah terkubur oleh kumpulan debu dan asap. namun batu itu bagaikan bantal penyangga untuk kepalanya, dan dia tertidur pulas dan aku melihatnya tersenyum dalam hidupnya.
diarah jam 2 kehidupanku.
aku melihat seorang bapak, ayah, pemimpin keluarga, yang sedang duduk didinding, berteduh dari teriknya sinar matahari, mengipas-ngipaskan lengan bajunya, berharap kalau cuaca menjadi mendung tetapi tidak sampai hujan, namun kurasa harapannya itu tidaklah datang, dengan wajah capai dan badan yang letih, dia termenung, memikirkan berapa banyak lagi sampah yang harus ia sapu disepanjang jalan ini? dan berapa penghasilan yang akan dia dapat? dan apakah penghasilan itu akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya? hanya rokok di mulutnya yang seakan bergumam untuknya. dengan baju oranyenya, dia melihat sapu miliknya, berharap kalau sapu itu bisa melakukan tugasnya sendiri, namun dia tahu kalau dia adalah seorang pemimpin, seorang kepala rumah tangga, dia tahu sebesar apapun impian itu, meyapu jalanan ini adalah tugasnya, dia harus mencari nafkah, pulang kerumah dengan uang yang tidak seberapa, dan memberikan uang itu kepada istrinya untuk kebutuhan sehari-harinya. dan dia sudah mengirim surat kepada pemerintah, surat ucapan terimakasih atas penolakan kenaikan upahnya, yang dengan frustasinya dia kirimkan sendiri.
diarah jam 3 kehidupanku.
aku melihat seorang wanita, belum terlalu tua, namun pandangan matanya kosong, tidak hidup, dia duduk diantara vas bunga yang terjejer rapi di batu pemisah jalan, memegang uang recehan yang terdiri dari uang logam, dan beberapa uang kertas dengan nominal 1000 rupiah, dan dihadapannya terdapat banyak orang, duduk, berpasangan, bercanda, tertawa dan menyantap setiap makanan yang mereka pesan. dan wanita itu bertahan, bertahan duduk disana, melawan rasa laparnya sendiri, dan apabila dia tidak kuat menahan laparnya, dia menghitung uang yang terus dipegangnya itu, dia sudah tahu berapa banyak jumlah uangnya, namun semuanya itu dilakukannya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa laparnya, dan aku juga tahu, kepulan asap yang berasal dari daging hewan yang dibakar itu menggugah rasa laparnya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia tahu makanan itu mahal sekali baginya, butuh waktu 3-4 hari bekerja seperti ini hanya untuk menyantap sepiring makanan itu, dia hanya bisa melihat dengan rasa lapar yang aku yakin akan membunuhnya sebentar lagi, dan dia berharap kalau orang-orang itu segera pergi dari situ, pergi dengan kendaraan mewahnya, karena dia hanya bisa mengambil sedikit sedekah dari mereka yang sudah memarkirkan kendaraannya di setapak jalan itu.
diarah jam 4 kehidupanku
seorang gadis berparas cantik, dengan tubuh terbalut pakaian yang ketat, menonjolkan setiap sisi dan area kemolekan tubuhnya, berjalan terburu-buru, melihat jamnya, seakan dia sedang dikejar oleh perasaan bersalah, dan dia sampai ke sebiah tempat, bertemu dengan seorang pria yang sudah paruh baya yang kelihatan sudah sangat mapan, dan pria itu tersenyum kepadanya, dan kemudian mereka pergi kesebuah tempat yang mereka sebut dengan hotel, disana gadis tadi, membuka seluruh pakaiannya, membiarkan dirinya dicumbu, disentuh, dicium dan membiarkan pria paruh baya itu memainkan tubuhnya sepuasnya, dan dengan daya tarik gadis itu, pria paruh baya itu merasakan orgasme berulang-ulang, dan tidak lama kemudian pria itu memberikan sejumlah uang yang cukup besar kepada gadis itu, dan menciumnya sekali lagi kemudian pergi, sedangkan gadis itu masih menghitung uang itu dengan tubuh telanjangnya, dan setelah menghitungnya, dia mandi dan memakai bajunya lagi, bersolek lagi, lalu pergi ke pria lain yang sudah menunggunya juga, dia tidak rela dan tidak mau sebenarnya menjadi seorang pelacur, namun dia merasa tidak mempunyai keahlian dan kemampuan apa-apa lagi, dan dia membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya dan gaya hidupnya yang mewah.
diarah jam 5 kehidupanku.
seoarang wanita ditemani suaminya, menahan rasa sakit, rasa sakit yang luar biasa itu dia tahan sedemikian rupa, sehingga dia harus menyelipkan sebuah handuk diantara mulutnya untuk menahan rasa sakit, dan suaminya berusaha menghiburnya, berkata terus menerus kalau semua akan baik-baik saja, dan anak yang mereka tunggu itu akan segera lahir, dan dokter yang mengerjakan persalinan itu berusaha sedemikian keras, berusaha menutupi kegugupannya, karena ini adalah persalinan pertamanya, dan dengan usaha yang keras, dia berhasil membantu wanita itu untuk melahirkan bayinya, namun semua rasa bahagia itu berubah menjadi kesedihan yang amat sangat, karena sang bayi ternyata cacat, tidak mempunyai kaki, hanyalah tangan, dan mempunyai tumor dikepalanya yang besar...dan pada saat sang ibu itu melihat anaknya, dia hanya bisa menangis histeris, berteriak tidak karuan, mengatakan TIDAAAK sekencang-kencangnya, dan dengan rasa sedih yang amat mendalam, dia melihat bayi yang ada didepannya menangis, seakan berkata :"ibu, akulah anakmu....aku sayang kepadamu"...namun karena rasa sedih ibu itu sudah sampai pada titik puncaknya, ibu itu menyuruh dokter itu untuk membunuh bayi itu dengan obat toksin, dan sang suami yang sama sedihnya ikut mendukung keputusan istrinya itu, dan sang dokter pun merasa lega dan senang, karena dia tahu bayi itu menjadi seperti itu karena kesalahannya, dia pernah salah menyuntikkan obat yang salah kepada ibu itu, dan sekarang dengan kematian bayi itu, dia akan terbebas dari hukuman penjara, dan bayi itu masih menangis, seakan berkata :"ibu, engkau pernah berkata kepadaku sebelum aku lahir, kalau engkau akan menjagaku, mengasihiku, tetapi kenapa sekarang engkau membuangku? tidakkah kau lihat aku menyayangimu?"
diarah jam 6 kehidupanku.
aku melihat seseorang sedang dipukuli puluhan orang, mereka memukuli orang itu hanya karena dia sedang berdiri, menunggu bus yang akan mengantarkannya ketempat tujuannya, dan orang-orang ramai itu kalah berjudi dan mengatakan kalau semua kesialannya itu dikarenakan ada orang yang berbeda etnis dan ras berdiri didekat mereka, dan dengan liarnya mereka memukuli orang m itu, mengencinginya, dan melempari orang itu dengan segala macam benda yang bisa mereka lempar, batu, buah-buahan busuk, pecahan kaca, kayu...semuanya
orang itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tahu kalau dia adalah suku minoritas, dimana dia tidak mempunyai kekuatan, dia hidup dimana rasialis sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia tahu kalau suatu hari kejadian ini akan menimpanya, namun dia tidak menyangka kalau kejadian itu akan secepat itu datangnya.
diarah jam 7 kehidupanku
seorang wanita memasuki pelataran parkir sebuah gedung, dan dari penampilannya aku tahu kalau dia orang kaya, dari gerak-geriknya, bisa terbaca kalau dia adalah seorang wanita yang tidak pernah puas, dia masuk kedalam gedung itu dan naik kelantai 4, bertemu dengan dokter pribadinya, dia menganggap dokter ini adalah tuhannya, karena dokter ini sudah berkali-kali mengoperasi bagian tubuh wanita itu menjadi lebih menarik, lebih sempurna, dan seperti sifatnya, wanita ini tidak pernah merasa puas... mulai dari dahi, hidung, bibir, lidah, leher, payudara, perut, lemak, vagina, kaki, paha, semua dioperasinya, sehingga tidak ada orang yang tahu bagaimana sebenenya rupa aslinya....dan tidak peduli berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk biaya operasi itu, dia rela membayarnya, asalkan tubuhnya menjadi lebih sempurna dan terus sempurna.... dan dari apa yang kudengar, dia ingin mengoperasi seluruh kulit yang ada ditubuhnya, karena dia merasa kalau kulit tubuhnya sudah mulai terlihaat tua, dan dia ingin menggantinya dengan yang lebih muda, dan untuk informasi aja, dia baru berumur 26 tahun.
diarah jam 8 kehidupanku.
aku melihat seorang pria yang pulang kerumahnya, disambut oleh anak dan istrinya, sang suami mencium anaknya dengan penuh rasa sayang, dan kemudian mencium kening istrinya, sang istri begitu cinta kepada suaminya, hingga ia rela kehilangan kakinya pada saat dia medorong suaminya agar terhindar dari bus yang tidak sengaja hampir menabrak suaminya, dan kini sang istri hanya bisa duduk diatas kursi roda, walau begitu, dia masih mencintai suaminya, dan mensyukuri kehidupannya, beberapa saat kemudian, sang istri dengan susah payah menyiapkan makanan untuk suaminya, tetapi suaminya pergi kekamar tidur, dan memilih untuk tidur saja, tanpa penjelasan apa-apa, sang istri masuk kekamar, dan berusaha menanyakan keadaan suaminya, tetapi tamparan keras dipipi yang didapat oleh istrinya, sang suami marah karena istrinya bertanya terlalu banyak...sang suami pergi tidur, namun dia tida tidur, dia masih terbayang-bayang oleh tubuh lucy, selingkuhannya di kantor, yang masih muda, cantik, dan bertubuh indah, dengan lucy, dia merasa benar-benar mejadi pria seutuhnya, karena lucy bisa membuatnya orgasme berkali-kali, berbeda dengan istrinya yang tidak lagi bisa melayani kebutuhan nafsunya, hanya oral sex dan oral sex saja yang bisa diberikan istrinya...sang istri sudah diperlakukan begitu sejak bertahun-tahun lalu, dan dia tahu sang suami sering berselingkuh, namun hanya tangisan dimalam hari yang bisa membuat sang istri merasa lega, dan dia tidak mau menceraikan suaminya, karena dia cinta kepada suaminya, dan perceraian bukanlah jawaban untuk masalah ini...dan dia berdoa setiap hari, memohon agar suaminya dapat kembali menjadi seperti pria yang melamarnya, dimana cinta suaminya penuh untuk dirinya...
diarah jam 9 kehidupanku.
aku melihat sebuah asap dan api yang keluar dari sebuah apartemen, api begitu dashyat, mengundang kepanikan dan rasa takut bagi penghuni lain apartemen itu, dilantai 30, terjadi kebakaran, terjadi karena seorang pemuda begitu mabuknya, dia tidak sadar kalau dia menyalakan gas untuk memasak, dan diruangan itu ada anaknya yang masih kecil, 4-5 tahun, bermain boneka beruang,anak yang ditinggalkan oleh bekas istrinya untuk dia jaga, dan pada saat itu dia mabuk, ingin merasakan apa rasanya hidup, ingin sekali minum, ingin sekali merokok, dan api pada percikan ketiga yang keluar dari korek kebanggaannya itu ternyata adalah akhir dari hidupnya dan anaknya. gas itu bersatu dengan api, menyebabkan ledakan yang hebat, membangunkan orang-orang lain yang berada dalam apartemen itu, membuat pemadam kebakaran, polisi dan paramedis harus bekerja keras untuk mengeluarkan orang-orang itu yang berada didalam gedung itu, namun tangga penolong yang dikeluarkan oleh pemadam kebakaran itu tidak sampai kepada lantai itu, hanya sampai kepada lantai 24, dan mereka bingung karena gedung itu terdiri dari 60 lantai. dan air begitu susah didapat, karena pada saat itu terjadi kekeringan didaerah itu, dan mereka berharap kalau hujan tiba, namun jangan harap. karena musim pada saat itu adalah kemarau.
dan akhirnya korban jiwa terdiri dari 120 orang, disebabkan hanyalah oleh kelalaian satu orang....
diarah jam 10 kehidupanku.
aku melihat kumpulan tentara, sekitar 5-10 orang, memegang senjata mereka dengan gagahnya, mengendap-ngendap kedalam rumah-rumah, berjaga-jaga kalau-kalau ada orang yang mengetahui keberadaan mereka, dan dengan begitu cepat, mereka mendobrak sebuah rumah, bergerak begitu cepat, mencari sang pria, sang kepala keluarga, lalu menodongkan senjata mereka ke kepala pria itu, dan menyuruh anggota keluarganya untuk masuk kedalam satu ruangan yang kemudian dikunci. dan sang pria itu dibawa dengan paksa....dan dari apa yang kudengar, esok harinya pria itu ditemukan telanjang, dengan muka hancur, 3 peluru dikerangka kepalanya, 15 peluru di badannya, 2 di kaki kanannya, dan 4 peluru di tangannya, dia dibunuh karena dia orang jujur yang terus menerus memperjuangkan hak-hak manusia di bumi ini... aku tahu kematian selalu menjemput orang baik yang tidak bersalah, namun aku harap kematiannya tidaklah sia-sia, karena 4 orang anak sng pria itu bertekad akan menjadi seperti ayahnya, jujur dan memperjuangkan kemanusiaan.
diarah jam 11 kehidupanku
aku melihat banyak sekali kerusuhan, dan penjarahan yang terjadi, mereka membakar, merusak, mengambil barang-barang orang lain, menganiaya semua orang yang tidak setuju dengan mereka, dengan kekuatannya, mereka berusaha untuk merubah semua pakem dan aturan yang sudah mereka jalani sebelumnya, mereka merasa tidak puas, bodoh, padahal peraturan itu sudah sangat adil...namun mereka membuat isu-isu yang tidak benar, memojokkan orang benar, menjegal orang-orang lemah, memeras orang-orang miskin dengan ribuan peraturan, padahal mereka tinggal didalam lingkungan dan tempat yang sama, mereka tidak peduli, yang mereka pedulikan hanyalah kepuasan dan kepentingan kelompok mereka, apapun caranya.... baik itu korupsi, kolusi dan lainnya, peras sebanyak mungkin orang yang bisa diperas, dan berikan mereka aturan dan kesusahan yang sangat banyak, hingga mereka tidak bisa menuntut balik semua kerugian yang mereka alami. bukankah begitu cara dunia bermain saat ini?
diarah jam 12 kehidupanku
aku melihat sebuah pintu, pintu besar yang megah, dengan namaku ditulis dengan ukiran yang indah itu didaun pintu itu, pintu itu begitu jauh, begitu mempesona, garis menit berhenti diarah pukul 12.00, segaris dengan arah pintu itu, aku yakin pintu itu hanyalah untukku, karena disamping kanan dan kiri pintu itu, malaikat penjagaku memanggilku..
aku yakin ada sesuatu yang menungguku dibalik pintu itu, aku yakin, dengan segenap hati dan akalku, aku harus berjalan kepintu itu dan membukanya... kini saatnya aku berjalan kearah pintu itu, dan aku tidak bisa menceritakan apa yang ada dibalik pintu itu, karena aku rasa aku tidak bisa kembali ke ruangan ini lagi..
namun sebelum aku pergi, kuharap kamu bisa melihat 11 jam dalam kehidupanku, dimana semuanya memang tidak adil, kejam, dan juga keras, namun jangan hanya itu yang kamu lihat, percayalah masih ada banyak sekali kebaikan, keindahan yang ada didalam dunia ini, karena pada arah jam 1.20 kehidupanku, aku melihat seseorang membantu membuatkan kursi roda untuk mereka yang tidak mempunyai kaki, dan pada arah jam 5.12 pada kehidupanku, aku melihat banyak sekali orang berkumpul pada suatu tempat, menanam pohon-pohon yang sudah rusak, membuat dunia ini hijau kembali....
ups, aku rasa aku harus pergi sekarang, sampai jumpa temanku... pintu itu sudah terbuka sedikit untukku sekarang,dan malaikat penjagaku sudah memanggilku lagi untuk menghampirinya kurasa aku harus berjalan sekarang, semoga kamu dapat mendapatkan pintumu juga.
Thursday, February 16, 2006
(130) 1:65 M
kenapa kamu harus berubah? aku tahu saat ini dunia sedang berubah, namun berubahlah sesuai dengan apa yang engkau mau, bukan apa yang orang lain mau...terlalu konyol melihatmu menuruti keinginan mereka saat ini, lepaskan topi konyol itu, dan buang warna merah merona yang ada di pipimu ini, astaga, kau ini manusia, bukan badut atau boneka...apa yang membuatmu buta? apa yang membuatmu berpikir kalau mereka membuatmu lebih baik?
yang kaulakukan hanyalah menyenangkan mereka, bukan menyenangkan dirimu..
jangan buang dirimu untuk sesuatu yang tidak jelas, jangan buka dirimu kepada mereka yang ingin melihat dirimu, dan jangan matikan dirimu sendiri...jangan berubah untuk orang lain, namun berubahlah untuk dirimu sendiri...
aku tahu dunia ini sedang berubah, berubah menjadi lebih buruk rupa, dan kurasa aku juga tidak akan berubah, aku masih memakai celana jeans yang sama, backpack merah yang sama, kaos kesukaanku yang sama, dan kurasa ini adalah aku, aku yang benar-benar aku....ayolah, dunia ini mempunyai 65 juta orang didalamnya, dan tidakkah menarik kalau kita menjadi diri kita sendiri dan bukan menjadi orang lain....rubah pikiranmu, jangan biarkan dirimu dirubah menjadi orang lain, tetapi jadikanlah orang lain yang menjadi dirimu...tidakkah itu lebih asik dan lebih menarik?
tidak perlu engkau membandingkan dirimu dengan orang lain, karena perbandingan itu tidaklah logis dan masuk akal, karena semirip apapun engkau mencoba membandingkan, dia tetaplah dia, dan engkau tetaplah engkau, tidak ada gunanya engkau berpikir begitu keras untuk sesuatu yang begitu jelas...
yang kaulakukan hanyalah menyenangkan mereka, bukan menyenangkan dirimu..
jangan buang dirimu untuk sesuatu yang tidak jelas, jangan buka dirimu kepada mereka yang ingin melihat dirimu, dan jangan matikan dirimu sendiri...jangan berubah untuk orang lain, namun berubahlah untuk dirimu sendiri...
aku tahu dunia ini sedang berubah, berubah menjadi lebih buruk rupa, dan kurasa aku juga tidak akan berubah, aku masih memakai celana jeans yang sama, backpack merah yang sama, kaos kesukaanku yang sama, dan kurasa ini adalah aku, aku yang benar-benar aku....ayolah, dunia ini mempunyai 65 juta orang didalamnya, dan tidakkah menarik kalau kita menjadi diri kita sendiri dan bukan menjadi orang lain....rubah pikiranmu, jangan biarkan dirimu dirubah menjadi orang lain, tetapi jadikanlah orang lain yang menjadi dirimu...tidakkah itu lebih asik dan lebih menarik?
tidak perlu engkau membandingkan dirimu dengan orang lain, karena perbandingan itu tidaklah logis dan masuk akal, karena semirip apapun engkau mencoba membandingkan, dia tetaplah dia, dan engkau tetaplah engkau, tidak ada gunanya engkau berpikir begitu keras untuk sesuatu yang begitu jelas...
Monday, February 13, 2006
(129) Bleeding Building
kuperhatikan tiang penyanggaku saat ini, berbeda sekali dengan pada saat aku pertama kali dibangun, dimana setiap senti dan inchinya diukur secara tepat dan cermat..dimana setiap cat yang menempel di dindingku tidak boleh pudar dan tidak boleh terlihat kotor, dan aku diberi sebuah atap yang bagiku adalah sebuah topi yang indah, dan bayangkan betapa bahagianya aku pada saat itu, namun sekarang jaman sudah berubah, dimana manusia yang ada sekarang sudah tidak peduli lagi kepadaku, entah sudah berapa banyak manusia yang menempati badanku ini, tetapi semakin berganti manusianya, semakin tidak peduli mereka terhadapku..
kini lihat tiang penyanggaku, sudah mulai rusak dan berkarat oleh binatang pengerat, lihat dindingku, kulitku yang sudah mulai mengelupas dan mengeriput, lihat lantai kakiku, sudah mulai rusak, dan pecah, dan lihat jendelaku, mataku, sudah mulai layu dan tidak bersemangat, dan atapku, topiku sudah mulai hilang sedikit demi sedikit, sehingga aku bisa merasakan sinar matahari menembus melalui topiku menuju kakiku, dan yang paling parah adalah pada saat hujan, karena aku menjadi susah saat membersihkan diriku sendiri, dikarenakan terlalu banyak air kotor yang menempel di kulit dan kakiku...
ingin aku menjadi seperti dahulu, disaat aku masih bersinar, setiap orang memandangku dengan kagum, ramah, dan merasa membutuhkan aku, dan setiap manusia yang berdiam didalam diriku merasakan bahagia, dan aku juga merasa bahagia, karena aku bisa melihat mereka pada saat tertidur, dan mereka tertidur begitu lelap dan bahagia, dan anak-anak mereka, juga begitu menyayangiku, meskipun kadang-kadang mereka mencoret-coret kulitku, namun aku tidak marah, karena aku tahu mereka sedang bermain dengan diriku, aku merindukan mereka semua, mereka yang pernah merubah warna kulitku menjadi lebih muda dan kelam, mereka yang pernah merubah susunan dalam tubuhku, dan kadang-kadang aku merasa kalau peletakan mereka kadang tidak terlalu enak untukku, mereka yang dengan senang hati membersihkan setiap sudut badanku, mereka yang menjagaku, dan memberikan aku teman disaat aku kesepian...kemanakah mereka semua sekarang?
kini aku melihat semuanya sudah berubah, disekelilingku berdiri..mmm..entah harus kusebut teman ataukah musuh? gedung-gedung tinggi yang menjulang entah berapa tingginya, yang kadang apabila saat sedang menuju senja, aku tidak lagi bisa melihat matahari terbenam, karena mereka menutupi pandanganku kearah terbenamnya matahari, dan gedung-gedung itu terlihat begitu mewah dan berkilap pada saat malam, karena diterangi dengan lampu-lampu indah yang bercahaya, sedangkan diriku saat ini...menyedihkan, aku hanya diterangi dengan sinar bulan yang terkadang masuk kedalam badanku melalui atapku..
dan pada saat malam, sedih sekali aku melihat teman-temanku di samping, depan dan belakangku, yang dipenuhi dengan suara-suara bahagia.... sampai kapan aku harus menahan sedihku.... berbeda dengan teman-temanku yang sudah beberapa kali dirubah, aku belum pernah sekalipun mengalami renovasi sejak aku pertama kali dibangun....aku hanyalah sebuah rumah tua, yang sedang sekarat dan juga renta, aku berharap akan ada seseorang yang mau membantuku untuk merasakan hidup, sekali lagi saja, sebelum aku dihancurkan, karena aku tahu hanyalah tinggal menunggu waktu sebelum mesin-mesin raksasa itu datang dan memukulkan godam hitam yang besar itu untuk menghancurkan diriku...
kini lihat tiang penyanggaku, sudah mulai rusak dan berkarat oleh binatang pengerat, lihat dindingku, kulitku yang sudah mulai mengelupas dan mengeriput, lihat lantai kakiku, sudah mulai rusak, dan pecah, dan lihat jendelaku, mataku, sudah mulai layu dan tidak bersemangat, dan atapku, topiku sudah mulai hilang sedikit demi sedikit, sehingga aku bisa merasakan sinar matahari menembus melalui topiku menuju kakiku, dan yang paling parah adalah pada saat hujan, karena aku menjadi susah saat membersihkan diriku sendiri, dikarenakan terlalu banyak air kotor yang menempel di kulit dan kakiku...
ingin aku menjadi seperti dahulu, disaat aku masih bersinar, setiap orang memandangku dengan kagum, ramah, dan merasa membutuhkan aku, dan setiap manusia yang berdiam didalam diriku merasakan bahagia, dan aku juga merasa bahagia, karena aku bisa melihat mereka pada saat tertidur, dan mereka tertidur begitu lelap dan bahagia, dan anak-anak mereka, juga begitu menyayangiku, meskipun kadang-kadang mereka mencoret-coret kulitku, namun aku tidak marah, karena aku tahu mereka sedang bermain dengan diriku, aku merindukan mereka semua, mereka yang pernah merubah warna kulitku menjadi lebih muda dan kelam, mereka yang pernah merubah susunan dalam tubuhku, dan kadang-kadang aku merasa kalau peletakan mereka kadang tidak terlalu enak untukku, mereka yang dengan senang hati membersihkan setiap sudut badanku, mereka yang menjagaku, dan memberikan aku teman disaat aku kesepian...kemanakah mereka semua sekarang?
kini aku melihat semuanya sudah berubah, disekelilingku berdiri..mmm..entah harus kusebut teman ataukah musuh? gedung-gedung tinggi yang menjulang entah berapa tingginya, yang kadang apabila saat sedang menuju senja, aku tidak lagi bisa melihat matahari terbenam, karena mereka menutupi pandanganku kearah terbenamnya matahari, dan gedung-gedung itu terlihat begitu mewah dan berkilap pada saat malam, karena diterangi dengan lampu-lampu indah yang bercahaya, sedangkan diriku saat ini...menyedihkan, aku hanya diterangi dengan sinar bulan yang terkadang masuk kedalam badanku melalui atapku..
dan pada saat malam, sedih sekali aku melihat teman-temanku di samping, depan dan belakangku, yang dipenuhi dengan suara-suara bahagia.... sampai kapan aku harus menahan sedihku.... berbeda dengan teman-temanku yang sudah beberapa kali dirubah, aku belum pernah sekalipun mengalami renovasi sejak aku pertama kali dibangun....aku hanyalah sebuah rumah tua, yang sedang sekarat dan juga renta, aku berharap akan ada seseorang yang mau membantuku untuk merasakan hidup, sekali lagi saja, sebelum aku dihancurkan, karena aku tahu hanyalah tinggal menunggu waktu sebelum mesin-mesin raksasa itu datang dan memukulkan godam hitam yang besar itu untuk menghancurkan diriku...
Thursday, February 09, 2006
(128) Fear the FEAR!
kerlap..kerlip...bintang diatas sana, bintang yang menyinari gumpalan awan...seakan memberikan kesan tersendiri bukan kalau kita melihat keatas dan memberikan semua impian dan perasaan kita kedalam awan itu? dan bintang itu seakan menjawab seluruh harapan kita...
namun hari ini tidaklah demikian, semua hal yang kulihat tidaklah sama dengan apa yang kuharapkan...ketika aku melihat ke langit, hanyalah warna hitam gelap, pekat, sepekat hitamnya bola mataku, terasa menarik seluruh kekuatan dan juga ketakutanku kedalamnya.. pernahkah engkau merasa begitu takut? begitu putus asa, dan benar-benar tidak ada yang bisa dijadikan jalan keluarnya? yang kulihat adalah kilatan-kilatan petir yang seakan tidak ada hentinya dan juga peluru hujan yang seakan marah tanpa ampun, meneriakkan bunyi kencang seakan memarahi tanah, dan juga seakan tidak mau kalah, suhu juga berubah menjadi sangat dingin..sangat dingin hingga membuat tubuhku bergetar terus menerus..
dan jujur saja, aku tidak berani menatap keatas, tidak berani mendengar, tidak berani untuk berbuat apa-apa selain diam ditempatku berada, menerima peluru-peluru yang membasahi tubuhku dan membiarkan langit dipenuhi dengan kilatan-kilatan putih...karena aku takut apabila aku melihat keatas, salah satu dari kilatan petir itu akan melihatku mendongak dan menyambar diriku...apa yang aku rasa? tidak ada perasaan lain, selain rasa takut yang seakan diriku hanyalah seonggok daging yang dipenuhi rasa takut.. takut akan cuaca, takut akan diriku sendiri, karena aku tahu diriku bukanlah diriku yang sebelumnya, rasa takut ini membuatku tidak bisa berpikir dengan jelas, hanya gumaman-gumaman kata-kata yang tidak jelas yang bisa kuucapkan, tetapi jiwa dan hatiku terus menerus mengulang kata-kata yang sama... meskipun aku tidak tahu apa artinya..
yang kuinginkan adalah aku bisa keluar dari semua ini, tolong aku, seseorang, tarik aku dari sini, keluarkan jiwaku dari sini, dan berikan aku sedikit harapan, berikan aku bintang, berikan aku tanda kalau semua akan berjalan baik dan aku bisa keluar dari sini, tolong..jwaku berteriak lebih kencang....aku rasa tangisan yang kukeluarkan juga tidak akan sampai pada apa-apa..hanya keputusasaan, karena aku tahu tidak ada orang lain yang berada disini selain diriku sendiri, dan aku juga tahu tidak akan ada yang bisa mendengar suaraku, karena suara-suaraku kalah dengan nyanyian hujan ini...
rasa takutku, rasa putus-asaku, rasa ketidakberdayaanku semakin mempesona didepanku, seakan berjalan bersama dan mengejekku, pikiranku pun menambah nilai plus dari semuanya, yaitu dengan semakin memojokkan akal sehatku, dan mengatakan kalau ... " ini adalah waktumu! ini adalah saatnya engkau pergi!"....
Diam..diam..DIAAAAAM!!! kata-kata itu kutulis dengan begitu lantang, namun jujur saja, tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulutku saat itu...tidak ada...bahkan aku sendiri tidak mencoba untuk membuka mulutku...karena aku telah menyerah kepada rasa takutku, rasa ketidak berdayaanku...
tolong, seseorang, berikan aku satu titik bintang di awan, sehingga aku bisa berani mengangkat kepalaku, mendongakkan kepalaku, dan melihat...kalau ada secercah harapan diatas sana....meskipun aku tahu, meskipun bintang itu memang benar ada diatas sana, aku tidak akan bisa melihatnya, karena air hujan ini akan berubah menjadi duri-duri kecil yang akan merusaka dan memburamkan mataku, dan juga jiwaku...
namun hari ini tidaklah demikian, semua hal yang kulihat tidaklah sama dengan apa yang kuharapkan...ketika aku melihat ke langit, hanyalah warna hitam gelap, pekat, sepekat hitamnya bola mataku, terasa menarik seluruh kekuatan dan juga ketakutanku kedalamnya.. pernahkah engkau merasa begitu takut? begitu putus asa, dan benar-benar tidak ada yang bisa dijadikan jalan keluarnya? yang kulihat adalah kilatan-kilatan petir yang seakan tidak ada hentinya dan juga peluru hujan yang seakan marah tanpa ampun, meneriakkan bunyi kencang seakan memarahi tanah, dan juga seakan tidak mau kalah, suhu juga berubah menjadi sangat dingin..sangat dingin hingga membuat tubuhku bergetar terus menerus..
dan jujur saja, aku tidak berani menatap keatas, tidak berani mendengar, tidak berani untuk berbuat apa-apa selain diam ditempatku berada, menerima peluru-peluru yang membasahi tubuhku dan membiarkan langit dipenuhi dengan kilatan-kilatan putih...karena aku takut apabila aku melihat keatas, salah satu dari kilatan petir itu akan melihatku mendongak dan menyambar diriku...apa yang aku rasa? tidak ada perasaan lain, selain rasa takut yang seakan diriku hanyalah seonggok daging yang dipenuhi rasa takut.. takut akan cuaca, takut akan diriku sendiri, karena aku tahu diriku bukanlah diriku yang sebelumnya, rasa takut ini membuatku tidak bisa berpikir dengan jelas, hanya gumaman-gumaman kata-kata yang tidak jelas yang bisa kuucapkan, tetapi jiwa dan hatiku terus menerus mengulang kata-kata yang sama... meskipun aku tidak tahu apa artinya..
yang kuinginkan adalah aku bisa keluar dari semua ini, tolong aku, seseorang, tarik aku dari sini, keluarkan jiwaku dari sini, dan berikan aku sedikit harapan, berikan aku bintang, berikan aku tanda kalau semua akan berjalan baik dan aku bisa keluar dari sini, tolong..jwaku berteriak lebih kencang....aku rasa tangisan yang kukeluarkan juga tidak akan sampai pada apa-apa..hanya keputusasaan, karena aku tahu tidak ada orang lain yang berada disini selain diriku sendiri, dan aku juga tahu tidak akan ada yang bisa mendengar suaraku, karena suara-suaraku kalah dengan nyanyian hujan ini...
rasa takutku, rasa putus-asaku, rasa ketidakberdayaanku semakin mempesona didepanku, seakan berjalan bersama dan mengejekku, pikiranku pun menambah nilai plus dari semuanya, yaitu dengan semakin memojokkan akal sehatku, dan mengatakan kalau ... " ini adalah waktumu! ini adalah saatnya engkau pergi!"....
Diam..diam..DIAAAAAM!!! kata-kata itu kutulis dengan begitu lantang, namun jujur saja, tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulutku saat itu...tidak ada...bahkan aku sendiri tidak mencoba untuk membuka mulutku...karena aku telah menyerah kepada rasa takutku, rasa ketidak berdayaanku...
tolong, seseorang, berikan aku satu titik bintang di awan, sehingga aku bisa berani mengangkat kepalaku, mendongakkan kepalaku, dan melihat...kalau ada secercah harapan diatas sana....meskipun aku tahu, meskipun bintang itu memang benar ada diatas sana, aku tidak akan bisa melihatnya, karena air hujan ini akan berubah menjadi duri-duri kecil yang akan merusaka dan memburamkan mataku, dan juga jiwaku...
Subscribe to:
Posts (Atom)