Monday, February 13, 2006

(129) Bleeding Building

kuperhatikan tiang penyanggaku saat ini, berbeda sekali dengan pada saat aku pertama kali dibangun, dimana setiap senti dan inchinya diukur secara tepat dan cermat..dimana setiap cat yang menempel di dindingku tidak boleh pudar dan tidak boleh terlihat kotor, dan aku diberi sebuah atap yang bagiku adalah sebuah topi yang indah, dan bayangkan betapa bahagianya aku pada saat itu, namun sekarang jaman sudah berubah, dimana manusia yang ada sekarang sudah tidak peduli lagi kepadaku, entah sudah berapa banyak manusia yang menempati badanku ini, tetapi semakin berganti manusianya, semakin tidak peduli mereka terhadapku..
kini lihat tiang penyanggaku, sudah mulai rusak dan berkarat oleh binatang pengerat, lihat dindingku, kulitku yang sudah mulai mengelupas dan mengeriput, lihat lantai kakiku, sudah mulai rusak, dan pecah, dan lihat jendelaku, mataku, sudah mulai layu dan tidak bersemangat, dan atapku, topiku sudah mulai hilang sedikit demi sedikit, sehingga aku bisa merasakan sinar matahari menembus melalui topiku menuju kakiku, dan yang paling parah adalah pada saat hujan, karena aku menjadi susah saat membersihkan diriku sendiri, dikarenakan terlalu banyak air kotor yang menempel di kulit dan kakiku...
ingin aku menjadi seperti dahulu, disaat aku masih bersinar, setiap orang memandangku dengan kagum, ramah, dan merasa membutuhkan aku, dan setiap manusia yang berdiam didalam diriku merasakan bahagia, dan aku juga merasa bahagia, karena aku bisa melihat mereka pada saat tertidur, dan mereka tertidur begitu lelap dan bahagia, dan anak-anak mereka, juga begitu menyayangiku, meskipun kadang-kadang mereka mencoret-coret kulitku, namun aku tidak marah, karena aku tahu mereka sedang bermain dengan diriku, aku merindukan mereka semua, mereka yang pernah merubah warna kulitku menjadi lebih muda dan kelam, mereka yang pernah merubah susunan dalam tubuhku, dan kadang-kadang aku merasa kalau peletakan mereka kadang tidak terlalu enak untukku, mereka yang dengan senang hati membersihkan setiap sudut badanku, mereka yang menjagaku, dan memberikan aku teman disaat aku kesepian...kemanakah mereka semua sekarang?
kini aku melihat semuanya sudah berubah, disekelilingku berdiri..mmm..entah harus kusebut teman ataukah musuh? gedung-gedung tinggi yang menjulang entah berapa tingginya, yang kadang apabila saat sedang menuju senja, aku tidak lagi bisa melihat matahari terbenam, karena mereka menutupi pandanganku kearah terbenamnya matahari, dan gedung-gedung itu terlihat begitu mewah dan berkilap pada saat malam, karena diterangi dengan lampu-lampu indah yang bercahaya, sedangkan diriku saat ini...menyedihkan, aku hanya diterangi dengan sinar bulan yang terkadang masuk kedalam badanku melalui atapku..
dan pada saat malam, sedih sekali aku melihat teman-temanku di samping, depan dan belakangku, yang dipenuhi dengan suara-suara bahagia.... sampai kapan aku harus menahan sedihku.... berbeda dengan teman-temanku yang sudah beberapa kali dirubah, aku belum pernah sekalipun mengalami renovasi sejak aku pertama kali dibangun....aku hanyalah sebuah rumah tua, yang sedang sekarat dan juga renta, aku berharap akan ada seseorang yang mau membantuku untuk merasakan hidup, sekali lagi saja, sebelum aku dihancurkan, karena aku tahu hanyalah tinggal menunggu waktu sebelum mesin-mesin raksasa itu datang dan memukulkan godam hitam yang besar itu untuk menghancurkan diriku...

1 comment:

Anonymous said...

hii.. a nice writing :)