Wednesday, March 15, 2006

(142) SIGH! (Sleeping Inner Growing Hatred)

hmmphh..

kamu tertidur dihadapanku, sekarang, diam, tidak ada suara yang keluar dari mulutmu, bahkan tidak satu desisan pun terdengar dari mulutmu...
air matamu tidak pernah berarti bagiku, berapa derasnya, mereka tidak pernah berarti untukku...
angin menembus tirai jendela, membangkitkan amarah dengan ramah, namun engkau tetap tidak bergeming sedikitpun, tidak berkedip sedikit pun, tidak merasakan apapun...
semua perasaan sayang, kasih dan cinta, tidak pernah kauberikan kepadaku, hanya kebencian, amarah, dendam, benci, iri yang kauberikan kepadaku,
sedangkan aku memberikan seluruh perasaanku untuk dirimu, meskipun aku terpaksa memberikannya dan aku tahu kalau dirimu tidak pantas untuk menerimanya,
tapi kini dirimu terbaring dihadapanku, didepan mataku,tertidur, tidak merasakan apa-apa, dan tidak ada lagi yang bisa kaulakukan...
tidurlah...tidurlah yang nyenyak, semoga engkau tertidur nyenyak dan memimpikan diriku..... ibuku tersayang..

apakah aku perlu menyanyikan lagu nina bobo untuk dirimu yang tertidur sekarang?
asalkan kau tahu, dirimulah yang selalu aku benci dan aku hindari selama ini,
dan maaf, aku tidak merasa dekat denganmu untuk bisa menitikkan air mataku untuk dirimu,
jadi kurasa dengan berdirinya aku disini pada saat engkau tertidur bisa membuatmu tahu kalau aku masih mempunyai perasaan untuk dirimu, ibu..

terlalu berbeda, rasa yang pernah aku rasa sekarang dengan rasa yang aku rasakan beberapa tahun yang lalu..
apakah kamu sekarang sedang tertidur dan jiwamu melayang entah kemana?
mungkin jiwamu berada di bawah sungai, atau mungkin menuju keatas, menuju ke langit yang biru ini?
yah..mungkin engkau merasa bahagia tanpa diriku, karena aku juga bahagia tanpa dirimu...

begitu banyak benih yang ditanam di ladang ini,
dan siapa yang bisa memanen benih-benih itu kalau aku meninggal nantinya?
tapi mungkin siapapun yang mendapatkannya, aku tidak peduli, aku tidak akan merasa sedih..
karena benih-benih itu adalah benih yang buruk,
engkau tidak akan pernah mendengar aku mengucapkan satu kata mutiara itu, yaitu "maaf"
karena kata-kata itu bukan ditujukan untuk dirimu dan engkau tidak pantas menerimanya..
apakah engkau sudah menemukan cahaya itu? cahaya terang yang menuntunmu itu?
ataukah cahaya itu juga menghindari dirimu? aku berharap cahaya itu sedang menerangi jiwa yang lain, bukan jiwamu...
karena kegelapan dan kengerianlah yang patut engkau dapatkan...
jadi kurasa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengucapkan kalimat ini,
"selamat tinggal.....ibu"

No comments: