suka tidak suka, aku akan tetap berada disini, akan selalu berada disini, kalau aku sendiri tidak berusaha untuk keluar, yang kubutuhkan hanyalah meluangkan sedikit waktu yang aku punya untuk mencari jalan keluar atau mungkin meluangkan sedikit waktuku untuk membuat jalan baru, meskipun aku harus mencakar tembok-tembok itu untuk bisa keluar, namun apakah semuanya akan terbuka pada saatnya? karena aku sedang berusaha merubuhkan tembok itu dengan cakar-cakar hidupku, tetapi semakin aku berusaha, semakin aku merasa semuanya tetap berada ditempatnya..ilusi-ilusi itu selalu ada disana, menghantui, selalu berkata kalau aku tidak akan pernah bisa keluar..
dengarkan dengan seksama, maka bunyi-bunyi itu berasal dari genderang perang didalam pikiranmu, semakin engkau berusaha, mereka semakin keras memukul genderang itu, apakah menyemangatimu? ataukah malah membuatmu jatuh, aku tidak tahu, namun satu hal yang pasti, suara itu ada disana, mendengarkan dirimu, mendengarkan hatimu...tidak peduli engkau mau bermain bodoh atau pura-pura tidak tahu, telingamu mendengarkan suara itu dengan seksama juga...
tidakkah semuanya terasa ringan seperti bulu yang dilepas ke angin? tidakkah hidup kita benar-benar seringan itu? apakah semuanya hanya ada didalam pikiran kita? apakah memang hidup ini yang ringan? atau kitalah yang membuat seolah-olah hidup ini terasa berat? tetapi tetap, suka tidak suka, kita akan berada disini, dan aku juga berada disini, mendengarkan suara tawa tembok-tembok itu, mereka mentertawakan aku, seakan-akan mengejekku, berkata kalau aku tidak akan pernah bisa keluar dari sini dan cakaran-cakaranku tidak bisa melukai mereka..
genderang-genderang perang itu semakin terdengar, senada dengan denyut jantungku, berdetak semakin keras, semakin cepat, dan dalam hitungan jantungku itulah aku mencakar tembok-tembok itu lebih keras, lebih cepat, lebih bersemangat, ketika nafasku habis, hanya rasa capai yang bisa kurasakan, tetapi tembok itu tetap disana, berdiri kokoh, tanpa terluka sedikitpun, hanya ada bekas-bekas cakaranku saja yang terlihat disana, tetapi tetap tidak bisa merobohkan tembok itu, rasa sakit jemariku kalah dengan sakit di lubuk hatiku, sakit karena aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, apalagi yang harus aku katakan... apakah aku harus mencoba lagi esok? ataukah aku tidak perlu lagi mencobanya?
Somewhere inside me something disappears, And I try to part with my rust-eaten anger...
Tuesday, July 18, 2006
Thursday, July 06, 2006
(164) Blood and Tears!
setiap malam aku menangis, tanpa tahu apa yang aku tangisi, ketika setiap butir air mataku yang keluar dari sisi mataku kutampung dalam sebuah mangkuk yang bercampur dengan darahku, mereka bercampur dan berbicara seakan membersihkan dosa-dosaku selama ini, tapi terlalu banyak darah yang aku keluarkan daripada air mataku, aku tidak kuat untuk menangis lagi, karena aku tidak tahu lagi apa yang harus kutangisi, semuanya mengapung, lepas dan juga memberikan kepasrahan kepada kehidupanku, terasa begitu enteng pada saat aku menundukkan kepalaku dan mengeluarkan air mataku, tetapi terasa begitu berat untuk mengangkat kembali kepalaku, seakan-akan tengkorak leherku terjaga oleh pen besi yang bisa mematahkan setiap senti dari tengkorak kepalaku, dan terasa begitu letih untuk mencoba mengangkat kepalaku, karena aku tahu beban yang akan kutanggung akan lebih berat, lebih menyiksaku ketika aku bisa mengangkat kepalaku.
dan tanganku pun bergeser dengan tidak sengaja dan menjatuhkan mangkuk yang ada dihadapanku, warna putih bening dan merah itu bercampur menjadi satu, meskipun warna merah itu lebih dominan, dan aku menundukkan kepalaku untuk menjliat tumpahan darah dan air mataku, itu adalah kehidupanku, hidungku melawan, memberontak, menahan bau amis dan juga asin yang dieluarkan oleh darah dan air mataku, namun lidahku tidak mau berhenti untuk terus menjilat tumpahan itu, dan tanpa aku sadari, aku menangis pada saat aku menjilat tumpahan itu, menangis karena aku merasa kehidupan ini begitu amis, bau, asin, tanpa rasa manis disekelilingnya,
semua darah dan air mata dilantai itu sudah masuk kembali kedalam mulutku, dan turun kedalam tubuhku, namun goresan-goresan ditangan dan tubuhku terus mengeluarkan darah itu, aku berlutut diatas tanah yang lantai yang lembab dan dingin ini, meregangkan kedua tanganku, dan memeluk diriku sendiri, menekan keras tubuhku, sehingga darah-darahku itu terus menerus keluar, dan aku masih tetap menunduk kebawah dan terus menangis, masih tanpa mengerti kenapa aku harus terus menangis, rasa sedih ini terus menyelimuti lembut tubuhku, membuat aku merasa malas untuk melepaskan pelukan diriku ini..tetap tidak ada suara dan cahaya dari atas sana, didalam hati kecilku, aku ingin bisa melihat keatas sana, menatap kosong keatas, tetapi tidak ada alasan untuk diriku untuk menatap keatas, untuk apa aku mematahkan tulang leherku untuk bisa menghadap keatas? aku sendiri tidak yakin kalau ada apa-apa diatas sana..bagaimana aku salah mengambil keputusan? bagaimana kalau aku memutuskan untuk menatap keatas namun ternyata tidak ada apa-apa diatas sana? karena apabila aku sudah berani menatap keatas, maka tulang leherku akan patah dan aku akan terus menatap keatas, tidak bisa melihat kebawah lagi, jari-jari tanganku menggeram, menggerutu, menyuruhku untuk menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh goresan-goresan ditangan dan tubuhku, memberontak, meminta untuk lepas dari tubuhku...atas atau bawah? apa yang harus aku pilih..
aku bertanya-tanya, apakah akan ada jawaban yang kucari kalau aku berani menatap keatas? atau hanyalah ilusiku saja yang berkata kalau diatas ada sebuah jawaban?
dan tanganku pun bergeser dengan tidak sengaja dan menjatuhkan mangkuk yang ada dihadapanku, warna putih bening dan merah itu bercampur menjadi satu, meskipun warna merah itu lebih dominan, dan aku menundukkan kepalaku untuk menjliat tumpahan darah dan air mataku, itu adalah kehidupanku, hidungku melawan, memberontak, menahan bau amis dan juga asin yang dieluarkan oleh darah dan air mataku, namun lidahku tidak mau berhenti untuk terus menjilat tumpahan itu, dan tanpa aku sadari, aku menangis pada saat aku menjilat tumpahan itu, menangis karena aku merasa kehidupan ini begitu amis, bau, asin, tanpa rasa manis disekelilingnya,
semua darah dan air mata dilantai itu sudah masuk kembali kedalam mulutku, dan turun kedalam tubuhku, namun goresan-goresan ditangan dan tubuhku terus mengeluarkan darah itu, aku berlutut diatas tanah yang lantai yang lembab dan dingin ini, meregangkan kedua tanganku, dan memeluk diriku sendiri, menekan keras tubuhku, sehingga darah-darahku itu terus menerus keluar, dan aku masih tetap menunduk kebawah dan terus menangis, masih tanpa mengerti kenapa aku harus terus menangis, rasa sedih ini terus menyelimuti lembut tubuhku, membuat aku merasa malas untuk melepaskan pelukan diriku ini..tetap tidak ada suara dan cahaya dari atas sana, didalam hati kecilku, aku ingin bisa melihat keatas sana, menatap kosong keatas, tetapi tidak ada alasan untuk diriku untuk menatap keatas, untuk apa aku mematahkan tulang leherku untuk bisa menghadap keatas? aku sendiri tidak yakin kalau ada apa-apa diatas sana..bagaimana aku salah mengambil keputusan? bagaimana kalau aku memutuskan untuk menatap keatas namun ternyata tidak ada apa-apa diatas sana? karena apabila aku sudah berani menatap keatas, maka tulang leherku akan patah dan aku akan terus menatap keatas, tidak bisa melihat kebawah lagi, jari-jari tanganku menggeram, menggerutu, menyuruhku untuk menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh goresan-goresan ditangan dan tubuhku, memberontak, meminta untuk lepas dari tubuhku...atas atau bawah? apa yang harus aku pilih..
aku bertanya-tanya, apakah akan ada jawaban yang kucari kalau aku berani menatap keatas? atau hanyalah ilusiku saja yang berkata kalau diatas ada sebuah jawaban?
Thursday, June 29, 2006
(163) Flight to Fight
dari semua tindakanku selama ini, adakah tindakanku yang benar? dari semua perkataanku selama ini, adakah perkataanku yang benar? dari semua apa yang telah aku lakukan, adakah tindakanku yang benar? apakah aku sudah melakukan hal-hal yang benar selama ini? aku tidak tahu, penilaian dan nilai yang aku dapat adalah sebuah hasil yang hanya bisa aku rasakan, tidak bisa kusebut secara gamblang, tetapi pemikiranku memberikan sinkronisasi pikiran...aku butuh waktu sebentar untuk berhenti berjalan, aku butuh waktu untuk melihat sebentar ke belakang tentang apa yang telah aku lakukan, aku harus mengecek semuanya..tetapi apabila aku melihat ke belakang, aku merasakan kesedihan dan kepahitan, mungkin karena hati nuraniku meraung dan bersedih akan semua tindakanku... satu dua kata yang kudengar telah menyebabkan pikiran dan jiwaku terhentak begitu kuat sehingga aku tidak kuat untuk berjalan...dan ada sesuatu yang menyebabkan aku ingin terdiam, termenung, ingin melihat semuanya ke belakang sebelum aku memulai langkahku yang baru, tetapi jiwaku terisak-isak akan semua yang telah aku lakukan, penganiayaan, kebohongan, pencurian, kemunafikan, ketidaktahuan, keegoisan, kelicikan, ingin rasanya aku menghapus semua itu dan menggantikannya dengan yang baik-baik saja..tetapi itu semua adalah bagian dari diriku dan bagian dari diriku, bagaimana bisa aku menggantikan diriku sendiri? sudah cukup aku menatap ke belakang, karena aku tahu hanyalah kegelapan yang ada dibelakangku dan dia masih mengejarku, kini aku harus melihat ke depan, tetapi terlalu banyak jalan dan juga cabang yang ada didepanku, bagaimana aku tahu ini adalah jalan yang benar, dan ini adalah jalan yang harus aku tempuh? bagaimana aku tahu kalau jalan yang kuambil tidak akan memotong jalan orang lain, dan aku takut kalau aku mengambil salah satu dari jalan itu, aku akan kembali ke kegelapan...bagaimana caranya untuk tidak bisa kembali kesana? karena aku tidak ingin membiarkan jiwaku menangis lagi..
Monday, June 26, 2006
(162) Incronualistic
tembusan dan tebusan itu sama saja untukku, mereka sama seperti jalur dan lajur yang saling bertabrakan dari utara dan selatan, sama selarasnya seperti kiri dan kanan, sama pentingnya seperti atas dan bawah, namun perbedaannya hanya pada di titik tengah, yah, ketika rasa bosan yang mengikuti dirimu selama ini tergantikan dengan rasa kusam yang kurang lebih sama seperti pasir yang masuk kedalam gelas itu, dan mereka akan menyebut pasir-pasir itu sebagai "waktu", setiap pasir adalah bagian dari waktu itu, dan waktu itu adalah bagian dari hidupku, dan hidupku adalah bagian dari cerita, dan cerita ini adalah kumpulan dari riwayat, daftar yang sedang disusun.
Kadar dan kabar keadaan yang kuterima tidak lebih baik dari pembantaian hewan ditempat pembantaian, suara dan jiwa yang kudengar tidak lebih dari pembersihan suku dan ras di daerah sana, perlakuan dan kelakukan mereka juga sama jahanamnya seperti rasa pesimistis yang ada didalam batinku. setiap keterlambatan kata yang keluar dari mulutmu, sama seperti percepatan waktu yang seakan ditabung untuk beberapa saat, dan ketika tanganku dan tangan mereka bertemu, maka yang terjadi adalah kesatuan, dimana yang menyatu tidak hanya sentuhan-sentuhan secara fisik, namun juga kesatuan dosa-dosa yang abadi dan kekal... kata-kata ini aku yakin sangatlah susah dimengerti oleh dirimu, karena aku sendiri tidak menyanggupi dan tidak memberikan janjiku untuk bisa menulis kata-kata ini, terlalu banyak kata yang terbuang percuma, karena didalam pikiranku sendiri, hanya ada beberapa kata aktif dan ribuan kata pasif, dimana ular yang selalu melingkar dibahuku? dia yang selalu membimbingku dikala aku kehabisan kata-kata, dan setiap kata bimbingan itu akan membuatku kaya kembali, kaya dalam arti budi dan akal...
gelap dan terang adalah permainan diriku sehari-hari, aku adalah pemegang saklar senter yang bisa dengan seenaknya menekan gelap atau terang, semua cahaya itu keluar begitu cepat, sesuai dengan kehendakku dimana aku menginginkan semuanya serba cepat, dan siapa lagi yang tercepat kalau bukan suara-suara itu, suara-suara yang keluar dari dalam lubuk hatiku yang menangis, dengarlah, dia sedang menangis, meratapi, merenungi, membuang kepedihan yang ada didalam diri dan didalam jiwanya, menggantikan satu sisi yang terbuang dari dalam sana, menggantikannya dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa dan bagaimana menyebutnya, karena aku sendiri tidak pernah mengetahui kalau perasaan itu ada, dan tetap menemaniku hingga sekarang, dan setiap kalimat yang terdengar adalah cobaan untuk diriku menolaknya, dan setiap kalimat yang keluar adalah godaan untuk birahiku, dan aku menjadi semakin mendekat dengannya, tidak lebih indah daripada pemandangan surgawi dan tidak lebih buruk dari peperangan yang terjadi beberapa tahun lalu, namun aku ingin mendengarnya lagi, namun jauh didalam sana, aku tidak ingin mendengarnya lagi, karena aku percaya, kata-kata dan perasaan itu adalah penipu, jadi aku ingin sekali bisa menipu perasaan penipu itu, namun siapa dan bagaimana caranya? bagaimana aku bisa mendekat kedalam suara itu, kalau suara itu ada didalam perasaanku?
Kadar dan kabar keadaan yang kuterima tidak lebih baik dari pembantaian hewan ditempat pembantaian, suara dan jiwa yang kudengar tidak lebih dari pembersihan suku dan ras di daerah sana, perlakuan dan kelakukan mereka juga sama jahanamnya seperti rasa pesimistis yang ada didalam batinku. setiap keterlambatan kata yang keluar dari mulutmu, sama seperti percepatan waktu yang seakan ditabung untuk beberapa saat, dan ketika tanganku dan tangan mereka bertemu, maka yang terjadi adalah kesatuan, dimana yang menyatu tidak hanya sentuhan-sentuhan secara fisik, namun juga kesatuan dosa-dosa yang abadi dan kekal... kata-kata ini aku yakin sangatlah susah dimengerti oleh dirimu, karena aku sendiri tidak menyanggupi dan tidak memberikan janjiku untuk bisa menulis kata-kata ini, terlalu banyak kata yang terbuang percuma, karena didalam pikiranku sendiri, hanya ada beberapa kata aktif dan ribuan kata pasif, dimana ular yang selalu melingkar dibahuku? dia yang selalu membimbingku dikala aku kehabisan kata-kata, dan setiap kata bimbingan itu akan membuatku kaya kembali, kaya dalam arti budi dan akal...
gelap dan terang adalah permainan diriku sehari-hari, aku adalah pemegang saklar senter yang bisa dengan seenaknya menekan gelap atau terang, semua cahaya itu keluar begitu cepat, sesuai dengan kehendakku dimana aku menginginkan semuanya serba cepat, dan siapa lagi yang tercepat kalau bukan suara-suara itu, suara-suara yang keluar dari dalam lubuk hatiku yang menangis, dengarlah, dia sedang menangis, meratapi, merenungi, membuang kepedihan yang ada didalam diri dan didalam jiwanya, menggantikan satu sisi yang terbuang dari dalam sana, menggantikannya dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa dan bagaimana menyebutnya, karena aku sendiri tidak pernah mengetahui kalau perasaan itu ada, dan tetap menemaniku hingga sekarang, dan setiap kalimat yang terdengar adalah cobaan untuk diriku menolaknya, dan setiap kalimat yang keluar adalah godaan untuk birahiku, dan aku menjadi semakin mendekat dengannya, tidak lebih indah daripada pemandangan surgawi dan tidak lebih buruk dari peperangan yang terjadi beberapa tahun lalu, namun aku ingin mendengarnya lagi, namun jauh didalam sana, aku tidak ingin mendengarnya lagi, karena aku percaya, kata-kata dan perasaan itu adalah penipu, jadi aku ingin sekali bisa menipu perasaan penipu itu, namun siapa dan bagaimana caranya? bagaimana aku bisa mendekat kedalam suara itu, kalau suara itu ada didalam perasaanku?
Thursday, June 22, 2006
(161) Coz Nosh Aboite
bagaimana aku bisa menghilang darimu, ketika dirimu adalah udara yang kuhirup, engkau adalah air yang kuminum, makanan yang kulahap, engkau adalah siang yang tidak bisa kutolak, engkau adalah malam tempatku berteduh, beritahu bagaimana aku bisa tidak terlihat olehmu, karena aku terlalu malu untuk bertemu denganmu, aku adalah debu kotor yang mudah terombang-ambing oleh kencangnya angin, aku adalah busur panah dimana bulu panahku sudah tersobek oleh kerasnya batu, dan arah yang kutuju tidaklah menentu dan tidak jelas, siapakah aku untuk bisa bertemu denganmu? siapakah aku hingga aku pantas untukmu? tetapi engkau mengangkatku dari angin yang kencang itu, engkau membersihkan aku dari debu, engkau membasuh lukaku dengan air yang segar itu, dan engkau memelukku seakan aku adalah saudaramu, bagaimana aku bisa pergi darimu kalau engkau memang sebaik itu kepada diriku?
apa yang telah aku lakukan selama ini? hanya prosesi pengecewaan dirimu, dan mataku juga terbutakan oleh harga diriku yang harganya tidak lebih dari 2 keping perunggu yang sudah rusak, aku adalah air mata kebodohan, dimana aku sendiri menangis untuk diriku sendiri....bagaimana aku bisa membunuh diriku sendiri kalau engkau setiap saat mengawasiku dan menjaga tubuhku? bagaimana aku bisa pergi darimu? beritahu aku caranya untuk pergi darimu, karena ini adalah ucapan seorang munafik yang merasa sangat ingin diperhatikan namun ia merasa malu untuk diperhatikan, jadi bagaimana caranya, Tuhanku?
apa yang telah aku lakukan selama ini? hanya prosesi pengecewaan dirimu, dan mataku juga terbutakan oleh harga diriku yang harganya tidak lebih dari 2 keping perunggu yang sudah rusak, aku adalah air mata kebodohan, dimana aku sendiri menangis untuk diriku sendiri....bagaimana aku bisa membunuh diriku sendiri kalau engkau setiap saat mengawasiku dan menjaga tubuhku? bagaimana aku bisa pergi darimu? beritahu aku caranya untuk pergi darimu, karena ini adalah ucapan seorang munafik yang merasa sangat ingin diperhatikan namun ia merasa malu untuk diperhatikan, jadi bagaimana caranya, Tuhanku?
Wednesday, June 21, 2006
(160) Play Filth
masa laluku terkekang dalam sebuah kecaman, sebuah hadiah ketakutan untuk diriku, dan aku terlelap dalam kegelapan, sayapku sendiri mulai berubah menjadi layu dan juga tidak mau mengembang, karena setiap helai bulu yang ada disayapku merasakan ketakutan itu, dan juga masa laluku juga mengekang mataku untuk tidak bisa melihat, sehingga hanya warna hitam yang bisa kulihat, jari-jariku mengeras dan rapuh, udara yang kuhirup adalah udara yang berbau belerang, dan juga apabila aku menarik tanganku kebelakang tubuhku, aku bisa merasakan bekas-bekas luka cambuk yang dihadiahi kepada tubuhku,
setiap helai rambutku juga mati, tidak indah, tidak terasa, setiap tanduk yang ada didalam tubuhku mulai keluar, mengeluarkan darah mati yang sudah mengendap didalam tubuhku, dan aku juga tahu kalau lapangan bermainku hanyalah berbentuk lingkaran dimana banyak tiang-tiang yang mengelilingi diriku, apa yang mereka sebut? sangkar? kandang? tidak, tidak, aku menyebutnya sebagai pelindung diriku, karena tubuhku begitu rapuh, begitu juga sayapku, dan juga aku tidak bisa bergerak terlalu banyak dan terlalu jauh, karena kedua tangan dan kakiku dihadiahi sebuah kalung yang terbuat dari rantai, aku tidak boleh pergi dari sini, aku tahu itu, namun aku ingin sekali keluar, aku ingin sekali merasakan lagi segarnya air, aku ingin mendengar lagu lagi, karena yang bisa kudengar sekarang hanyalah teriakan-teriakan memelas dan meminta tolong, meminta agar mereka diampuni... entah diampuni untuk apa...
aku tidak pernah berbicara lagi, sejak sayapku menjadi kotor, aku menahan setiap kata yang ingin keluar dari mulutku, karena apabila aku membuka mulutku, maka lintah-lintah itu akan keluar dari dalam mulutku, dan aku tidak ingin lapangan bermainku dihujani oleh lintah-lintah itu, tapi aku sangat merasa kesepian, aku ingin ada seseorang, sesuatu yang bisa menemani diriku pada saat aku disini, aku ingin memegang seseorang, sesuatu, tidak hanya rantai ini dan tubuhku, aku juga ingin dipeluk, oleh seseorang, sesuatu, karena aku ingin merasakan lagi kehangatan itu, namun itu semua hanyalah fantasi belaka yang tidak akan pernah datang menghampiriku, karena hanya ada satu caranya untuk keluar dari sini..
aku mendongakkan kepalaku tegak lurus keatas, sebuah lubang untuk keluar, sebuah lubang berwarna putih diantara semua yang berwarna hitam, tetapi warna putih itu sangatlah kecil, dan sangat terasa sangat-sangat jauh, aku butuh sayapku untuk bisa terbang kesana, tetapi bagaimana aku bisa mengembangkan lagi sayapku, karena sayapku ketakutan, gemetaran dan kehilangan satu helai bulunya setiap hari, dan aku juga merasa ketakutan, karena didepan sangkar ini, terdapat berjuta-juta sangkar lain yang menuju kedalam api itu, aku tidak ingin masuk kedalam api itu, bagaimana caranya? ayo, sayapku, kembangkan sayapmu, dan bawa aku pergi dari sini...sebelum kita sama-sama terbakar selamanya di api itu.
setiap helai rambutku juga mati, tidak indah, tidak terasa, setiap tanduk yang ada didalam tubuhku mulai keluar, mengeluarkan darah mati yang sudah mengendap didalam tubuhku, dan aku juga tahu kalau lapangan bermainku hanyalah berbentuk lingkaran dimana banyak tiang-tiang yang mengelilingi diriku, apa yang mereka sebut? sangkar? kandang? tidak, tidak, aku menyebutnya sebagai pelindung diriku, karena tubuhku begitu rapuh, begitu juga sayapku, dan juga aku tidak bisa bergerak terlalu banyak dan terlalu jauh, karena kedua tangan dan kakiku dihadiahi sebuah kalung yang terbuat dari rantai, aku tidak boleh pergi dari sini, aku tahu itu, namun aku ingin sekali keluar, aku ingin sekali merasakan lagi segarnya air, aku ingin mendengar lagu lagi, karena yang bisa kudengar sekarang hanyalah teriakan-teriakan memelas dan meminta tolong, meminta agar mereka diampuni... entah diampuni untuk apa...
aku tidak pernah berbicara lagi, sejak sayapku menjadi kotor, aku menahan setiap kata yang ingin keluar dari mulutku, karena apabila aku membuka mulutku, maka lintah-lintah itu akan keluar dari dalam mulutku, dan aku tidak ingin lapangan bermainku dihujani oleh lintah-lintah itu, tapi aku sangat merasa kesepian, aku ingin ada seseorang, sesuatu yang bisa menemani diriku pada saat aku disini, aku ingin memegang seseorang, sesuatu, tidak hanya rantai ini dan tubuhku, aku juga ingin dipeluk, oleh seseorang, sesuatu, karena aku ingin merasakan lagi kehangatan itu, namun itu semua hanyalah fantasi belaka yang tidak akan pernah datang menghampiriku, karena hanya ada satu caranya untuk keluar dari sini..
aku mendongakkan kepalaku tegak lurus keatas, sebuah lubang untuk keluar, sebuah lubang berwarna putih diantara semua yang berwarna hitam, tetapi warna putih itu sangatlah kecil, dan sangat terasa sangat-sangat jauh, aku butuh sayapku untuk bisa terbang kesana, tetapi bagaimana aku bisa mengembangkan lagi sayapku, karena sayapku ketakutan, gemetaran dan kehilangan satu helai bulunya setiap hari, dan aku juga merasa ketakutan, karena didepan sangkar ini, terdapat berjuta-juta sangkar lain yang menuju kedalam api itu, aku tidak ingin masuk kedalam api itu, bagaimana caranya? ayo, sayapku, kembangkan sayapmu, dan bawa aku pergi dari sini...sebelum kita sama-sama terbakar selamanya di api itu.
Tuesday, June 20, 2006
(159) Nork Approaches
huff...
ok, ayo kita mulai, apa yang ingin kau lakukan?
berbicaralah dengan lantang kepada diriku, maka aku akan segera menaikkan tanganku ketelingaku dan aku akan menekan telingaku dalam-dalam agar aku tidak bisa mendengar apa yang engkau katakan kepadaku.
lihatlah aku dengan tatapan egomu yang tidak ramah itu, terserah berapa lama engkau mau menatapku, karena aku akan memejamkan mataku serapat mungkin dan aku tidak akan melihatmu menatap diriku, terserah dirimu,
semua yang kaulakukan selama ini adalah kemuakan abadi yang telah aku pendam, bertahun-tahun lamanya, dan aku berpikir secara positif, aku harus mengakhiri semua ini, dengan berbagai macam cara, harus!
namun aku harus menenangkan diriku sebelum aku memulai semuanya ini, aku mengambil nafas panjang dan aku menutup kelopak mataku,pada saat aku memejamkan mataku, aku mengumpulkan kekuatanku untuk memberikan pelajaran kepada dirimu, dan pada saat aku membuka mataku, aku akan berjalan menghampiri dirimu, mengambil pisau yang kuselipkan dibalik bajuku, menusukkannya keperutmu berkali-kali, dan pada saat engkau mengerang kesakitan, aku akan meninju mukamu, berkali-kali, hingga kacamata yang engkau pecah, dan aku akan memaksa memasukkan setiap pecahan kaca itu kedalam matamu, agar engkau tahu apa rasanya rasa sakit itu, dan kemudian aku akan membuka mulutmu, mencari lidahmu, menariknya keluar dengan tanganku, dan kemudian memotongnya, agar engkau tahu apa rasanya putus asa, dan yang terakhir, aku akan memotong telingamu dengan pisau yang sama, memotong kedua telingamu, agar engkau tahu apa arti dari kesepian, dan setelah semuanya selesai, aku akan berdiri, dengan lumuran darahmu, menutup lagi kedua mataku, menenangkan jiwa dan tubuhku yang rapuh dan gemetar ini, menghirup nafas lagi, kemudian aku akan berjalan meninggalkan dirimu lagi, tanpa pernah melihat ke belakang, meninggalkan dirimu yang meregang nyawa dan menahan sakit....sekarang tugasku hanya tinggal satu, mencari korbanku yang satu lagi, yang terakhir.... si pelacur keparat itu..
ok, ayo kita mulai, apa yang ingin kau lakukan?
berbicaralah dengan lantang kepada diriku, maka aku akan segera menaikkan tanganku ketelingaku dan aku akan menekan telingaku dalam-dalam agar aku tidak bisa mendengar apa yang engkau katakan kepadaku.
lihatlah aku dengan tatapan egomu yang tidak ramah itu, terserah berapa lama engkau mau menatapku, karena aku akan memejamkan mataku serapat mungkin dan aku tidak akan melihatmu menatap diriku, terserah dirimu,
semua yang kaulakukan selama ini adalah kemuakan abadi yang telah aku pendam, bertahun-tahun lamanya, dan aku berpikir secara positif, aku harus mengakhiri semua ini, dengan berbagai macam cara, harus!
namun aku harus menenangkan diriku sebelum aku memulai semuanya ini, aku mengambil nafas panjang dan aku menutup kelopak mataku,pada saat aku memejamkan mataku, aku mengumpulkan kekuatanku untuk memberikan pelajaran kepada dirimu, dan pada saat aku membuka mataku, aku akan berjalan menghampiri dirimu, mengambil pisau yang kuselipkan dibalik bajuku, menusukkannya keperutmu berkali-kali, dan pada saat engkau mengerang kesakitan, aku akan meninju mukamu, berkali-kali, hingga kacamata yang engkau pecah, dan aku akan memaksa memasukkan setiap pecahan kaca itu kedalam matamu, agar engkau tahu apa rasanya rasa sakit itu, dan kemudian aku akan membuka mulutmu, mencari lidahmu, menariknya keluar dengan tanganku, dan kemudian memotongnya, agar engkau tahu apa rasanya putus asa, dan yang terakhir, aku akan memotong telingamu dengan pisau yang sama, memotong kedua telingamu, agar engkau tahu apa arti dari kesepian, dan setelah semuanya selesai, aku akan berdiri, dengan lumuran darahmu, menutup lagi kedua mataku, menenangkan jiwa dan tubuhku yang rapuh dan gemetar ini, menghirup nafas lagi, kemudian aku akan berjalan meninggalkan dirimu lagi, tanpa pernah melihat ke belakang, meninggalkan dirimu yang meregang nyawa dan menahan sakit....sekarang tugasku hanya tinggal satu, mencari korbanku yang satu lagi, yang terakhir.... si pelacur keparat itu..
Thursday, June 08, 2006
(158) No One As Beautiful As…
aku menatap dirimu lebih lembut dari sebelumnya dan engkau membalas juga tatapanku dengan lembut, bola matamu yang bundar dan terlihat cantik itu menyiratkan isi hatimu yang terpendam untuk diriku,
lihatlah dirimu, begitu sempurna, tanpa cacat sedikitpun, setiap senti dari kulitmu adalah pijakan surga bagi jemariku untuk berjalan diatasnya, lihatlah, bahkan luka pun tidak tega untuk melukai kulit dan dirimu, betapa sempurnanya dirimu. kulitmu begitu halus dan juga memancarkan keharuman yang aku tidak tahu bagaimana bisa aku menceritakan keharumannya, namun hingga kini setiap senti kulitmu itu adalah godaan bagi diriku, karena aku tidak bisa menyentuhnya.
aku mengembangkan senyumku dan engkau juga membalas senyumanku, betapa senangnya jiwaku ini, jiwa yang tadinya rapuh, namun jiwa ini kembali menemukan kembali ketidakrapuhannya dengan melihat dirimu,
setiap helai rambutmu begitu mempesona diriku, kumpulan helai rambut yang membentuk model terbaik untuk dirimu, kilauan rambutmu membuat manja mataku dan aku yakin aku tidak akan bosan melihat helai-helai itu terurai, terurai hanya untuk diriku, aku mengangkat tanganku dan sama seperti seperti gerakanku, engkau juga mengangkat tanganmu untuk menyambut tanganku dan membiarkan dirimu menyatu dengan diriku, betapa aku mencintai dirimu, betapa kata sayang tidaklah cukup untuk membuktikan aku sungguh menginginkanmu...
setiap kata yang aku ucapkan sekarang, engkau juga mengucapkannya kembali, sama persis setiap huruf dan setiap nadanya, aku tahu engkau begitu sayang juga kepadaku, dan aku juga mengetahui kalau hati kita telah menyatu, namun tubuh kita belum bersatu, bagaimana aku bisa menyatukan tubuhku ini dengan tubuhmu,
aku berjalan, mengangkat satu langkahku, dan engkau juga melakukan hal yang sama, setiap langkah yang kuambil adalah setiap langkah yang kau ambil juga, dan setiap langkah itu mendekatkan engkau dengan aku, cintaku, aku sayang kepadamu, namun aku merasa sedih, merasa berat, karena aku hanya bisa melihatmu, namun aku tidak bisa menyentuhmu.
sayangku..tidak ada orang yang sesempurna dirimu, dan bagaimana aku bingung bagaimana aku bisa menyentuhmu? karena kamu adalah bayangan diriku yang hanya bisa kulihat saja dibalik cermin itu... dan aku sungguh mencintai dirimu, lebih dari apapun di dunia ini, kuharap engkau juga mencintai diriku..
lihatlah dirimu, begitu sempurna, tanpa cacat sedikitpun, setiap senti dari kulitmu adalah pijakan surga bagi jemariku untuk berjalan diatasnya, lihatlah, bahkan luka pun tidak tega untuk melukai kulit dan dirimu, betapa sempurnanya dirimu. kulitmu begitu halus dan juga memancarkan keharuman yang aku tidak tahu bagaimana bisa aku menceritakan keharumannya, namun hingga kini setiap senti kulitmu itu adalah godaan bagi diriku, karena aku tidak bisa menyentuhnya.
aku mengembangkan senyumku dan engkau juga membalas senyumanku, betapa senangnya jiwaku ini, jiwa yang tadinya rapuh, namun jiwa ini kembali menemukan kembali ketidakrapuhannya dengan melihat dirimu,
setiap helai rambutmu begitu mempesona diriku, kumpulan helai rambut yang membentuk model terbaik untuk dirimu, kilauan rambutmu membuat manja mataku dan aku yakin aku tidak akan bosan melihat helai-helai itu terurai, terurai hanya untuk diriku, aku mengangkat tanganku dan sama seperti seperti gerakanku, engkau juga mengangkat tanganmu untuk menyambut tanganku dan membiarkan dirimu menyatu dengan diriku, betapa aku mencintai dirimu, betapa kata sayang tidaklah cukup untuk membuktikan aku sungguh menginginkanmu...
setiap kata yang aku ucapkan sekarang, engkau juga mengucapkannya kembali, sama persis setiap huruf dan setiap nadanya, aku tahu engkau begitu sayang juga kepadaku, dan aku juga mengetahui kalau hati kita telah menyatu, namun tubuh kita belum bersatu, bagaimana aku bisa menyatukan tubuhku ini dengan tubuhmu,
aku berjalan, mengangkat satu langkahku, dan engkau juga melakukan hal yang sama, setiap langkah yang kuambil adalah setiap langkah yang kau ambil juga, dan setiap langkah itu mendekatkan engkau dengan aku, cintaku, aku sayang kepadamu, namun aku merasa sedih, merasa berat, karena aku hanya bisa melihatmu, namun aku tidak bisa menyentuhmu.
sayangku..tidak ada orang yang sesempurna dirimu, dan bagaimana aku bingung bagaimana aku bisa menyentuhmu? karena kamu adalah bayangan diriku yang hanya bisa kulihat saja dibalik cermin itu... dan aku sungguh mencintai dirimu, lebih dari apapun di dunia ini, kuharap engkau juga mencintai diriku..
Friday, June 02, 2006
(157) Pleasant Serenade
lihat tanganku, kemudian telitilah setiap garis tangan yang aku punya, karena setiap garisnya adalah bagian dari diriku dan aku percaya setiap garis ini menandakan dengan cermat setiap ketidakmampuan dan kelebihanku, telitilah dengan baik-baik dan kemudian palingkan wajahmu kepada hadapanku dan tersenyumlah kepadaku, karena aku ingin meletakkan telapak tanganmu disamping pipimu itu, dan merasakan kehangatan yang selalu engkau keluarkan itu... biarlah pada saat aku meletakkan tanganku pada pipimu, aku bisa merengkah jiwamu, dan engkau tahu kalau aku juga memancarkan kelembutan pada saat aku bersamamu....
berikan aku sebuah kursi, maka aku akan duduk diatas kursi itu, mendengarkan dirimu, melihat dirimu dari sudut pandangku, arahkan aku ke sebuah pintu, maka aku akan berjalan kearah pintu itu, kemudian menutup pintu dan menunggu dirimu dari balik pintu, percayalah aku akan melakukan itu, karena aku tahu setiap perkataan yang aku katakan memang lemah, tetapi didalam setiap kata yang lemah itu ada kekuatan perasaan yang benar-benar kuat dan aku yakin engkau merasakannya juga, apa ada yang salah dengan perkataanku, lihatlah aku sayangku, jangan tersipu malu seperti itu, karena malu adalah sebuah kesalahan besar yang engkau lakukan padaku...
jangan biarkan dirimu dan diriku terhanyut dan dirantai oleh nafsu dan juga birahi yang menyerang secara bersamaan, biarkan kita tidak meliht satu sama lain, tidak menyentuh satu sama lain, tetapi mampu merasakan teriakan hati masing-masing, agar aku bisa menangkap setiap perkataan yang ingin engkau katakan kepadaku, hanya dengan melihat kedalam matamu, biarkan aku merasakan dirimu hanya dengan melihat senyummu, karena aku percaya setiap senyum yang engkau berikan adalah utuh dan benar hanya untukku, lihatlah kulitmu, jauh lebih halus daripada bulu yang melintas dihadapanku, lihatlah matamu, benar-benar jernih, jauh lebih jernih daripada sinar matahari yang menembus mataku...
malam ini adalah malam terakhir aku berada disini, esok aku akan pergi, aku akan berjalan meninggalkan dirimu pada saat dirimu terlelap, aku akan mencari diriku yang hilang pada saat aku terbunuh, dan aku akan kembali kepadamu dengan membawa sebagian diriku yang terbunuh dan aku akan mempersembahkan diriku untuk dirimu sepenuhnya...simpan perasaanmu pada saat ini, agar pada saat aku kembali, aku mendapati dirimu sama seperti sekarang, tetap seperti ini...
berikan aku sebuah kursi, maka aku akan duduk diatas kursi itu, mendengarkan dirimu, melihat dirimu dari sudut pandangku, arahkan aku ke sebuah pintu, maka aku akan berjalan kearah pintu itu, kemudian menutup pintu dan menunggu dirimu dari balik pintu, percayalah aku akan melakukan itu, karena aku tahu setiap perkataan yang aku katakan memang lemah, tetapi didalam setiap kata yang lemah itu ada kekuatan perasaan yang benar-benar kuat dan aku yakin engkau merasakannya juga, apa ada yang salah dengan perkataanku, lihatlah aku sayangku, jangan tersipu malu seperti itu, karena malu adalah sebuah kesalahan besar yang engkau lakukan padaku...
jangan biarkan dirimu dan diriku terhanyut dan dirantai oleh nafsu dan juga birahi yang menyerang secara bersamaan, biarkan kita tidak meliht satu sama lain, tidak menyentuh satu sama lain, tetapi mampu merasakan teriakan hati masing-masing, agar aku bisa menangkap setiap perkataan yang ingin engkau katakan kepadaku, hanya dengan melihat kedalam matamu, biarkan aku merasakan dirimu hanya dengan melihat senyummu, karena aku percaya setiap senyum yang engkau berikan adalah utuh dan benar hanya untukku, lihatlah kulitmu, jauh lebih halus daripada bulu yang melintas dihadapanku, lihatlah matamu, benar-benar jernih, jauh lebih jernih daripada sinar matahari yang menembus mataku...
malam ini adalah malam terakhir aku berada disini, esok aku akan pergi, aku akan berjalan meninggalkan dirimu pada saat dirimu terlelap, aku akan mencari diriku yang hilang pada saat aku terbunuh, dan aku akan kembali kepadamu dengan membawa sebagian diriku yang terbunuh dan aku akan mempersembahkan diriku untuk dirimu sepenuhnya...simpan perasaanmu pada saat ini, agar pada saat aku kembali, aku mendapati dirimu sama seperti sekarang, tetap seperti ini...
Friday, May 12, 2006
(156) S.O.U.L (See Our Unfotunate Life)
"Pak, apakah Anda ma....." "Bu, apakah Anda ma...." tanpa bisa menyelesaikan kalimatku, orang-orang itu menggelengkan kepalanya, menghadap kearah lain dan mengangkat tangannya untuk berkata "tidak", sudah beribu-ribu kali aku mencoba untuk menyelesaikan kalimatku, namun tidak ada satu orangpun yang mendengarkan kalimatku ini, dari jutaan orang didunia ini, tidak ada satupun yang tertarik.. aku hanya menawarkan daganganku, huff..jam berapa sekarang? kenapa matahari terasa semakin terik? mm..perutku sudah memberontak untuk meminta diisi, namun dengan apa aku mengisi, aku belum menjual satupun barang daganganku, patung-patung kuda ini cukup berat untuk ditenteng kemanapun aku berjalan, tetapi hanya inilah yang barang yang aku jual...huff, minumku juga sudah mau habis..apakah ada dari mereka yang mau membeli patung-patung ini, aku berpikir kadang-kadang, tidak, tidak..aku tidak boleh berpikir seperti itu, aku HARUS tetap menjual patung-patung ini, karena aku membutuhkan uang untuk bisa membeli makan... aku berjalan ke tepi badan jalan, menawarkan patung-patung ini kepada deretan panjang mobil yang seakan tidak ada habisnya, "Pak, apakah Anda mau membeli patung ini pak? saya butuh uang untuk membeli makanan pak"...tetapi kalimat itu seakan aku ucapkan untuk diriku sendiri, karena pengemudi itu sama sekali tidak membuka jendela mobilnya, dia terlihat sedang menunggu lampu hijau menyala sembari menikmati dinginnya penyejuk yang ada didalam mobilnya, dan seperti ribuan orang lainnya, dia mengangkat tangannya untuk mengusir diriku..
aku terus berjalan untuk menyusuri deretan mobil itu, deretan mobil yang berwarna-warni dan berbeda model, ingin kadang-kadang aku berharap aku bisa istirahat sebentar didalam mobil itu, namun aku tahu itu mustahil, telapak kakiku juga sudah mulai terbakar karena sinar matahari yang terik ini sudah membakar aspal tempat aku menapakkan kakiku... siapakah yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli barang daganganku? perutku benar-benar lapar sekarang, tenggorokanku haus, tanganku sudah tidak kuat lagi mengangkat patung-patung ini..tapi aku tidak boleh berhenti menjaul patung ini, karena masih panjang deretan mobil yang mengantri, dan siapa tahu aku beruntung dan ada orang yang berbaik hati mau membeli patung ini...aku berharap demikian, mobil demi mobil aku lalui, aku tanyakan apakah mereka mau membeli, dan seperti sudah disepakati, mereka tidak mau membuka kaca jendelanya dan mengangkat tangannya untuk mengusir diriku, mungkin sudah seratusan mobil yang aku lalui, dan kini aku berada di baris terakhir mobil-mobil, dan tiba-tiba klakson-klakson mobil itu meraung-raung, dari kejauhan aku melihat ternyata lampu sudah menjadi hijau, saatnya untuk mobil-mobil ini pergi dan digantikan dengan deretan mobil lainnya...dan aku harus berjalan lagi kedepan dari awal, cukup jauh, namun aku harus kesana, betapa melelahkannya...aku sudah tidak kuat lagi, huff...aku terduduk, aku meletakkan barang daganganku dengan sangat hati-hati, memberikan alas pada batu-batu trotoar yang tidak rata itu dengan handukku yang sudah kumal, berhati-hati dalam meletakkannya, karena apabila barang daganganku rusak, akan semakin susah aku menjualnya dan akan semakin murah harganya, aku tidak ingin itu terjadi.. aku meluruskan kakiku, rasa panas segera datang dan merambat kepada kedua kakiku, aku hanya bisa mengernyitkan senyumku, berusaha meluruskan kakiku dan berusaha agar panas itu tidak merambat kepada kedua kakiku, namun cukup susah melakukannya, perutku sudah lapar, benar-benar lapar, tapi aku tidak punya uang untuk membeli makanan, jangankan makanan, untuk membeli air saja aku tidak ada, mana botolku, hanya tinggal sisa 1 strip lagi airku, dari sisa 20 strip, dan hari masih panjang, apakah cukup? tidak..aku tidak boleh minum sekarang, aku harus menahan hausku, nanti saja aku meminumnya, pada saat hari sudah senja baru aku minum..mungkin masih sekitar 6 jam lagi atau 8 jam lagi, aku tidak tahu...
deretan mobil-mobil baru itu sudah datang, sudah saatnya aku untuk bekerja, aku harus berjalan lagi keawal lampu itu, aku mengemas barang-barang daganganku dengan sangat hati-hati, patung-patung kuda ini adalah hidupku, huff...tanganku yang kecil ini mengangkat kembali patung kuda itu, jariku menggenggam kakinya dan mengangkatnya, dan setelah kuda-kuda itu terangkat, aku mengambil handukku, meletakkannya kepada kepalaku, agar kepalaku tidak terlalu panas terkena sinar matahari ini, dengan susah payah aku berjalan keawal lampu itu, pada saat perjalanan itu, aku melihat kesampingku, aku melihat temanku yang hanya mempunyai satu kaki, berjalan dengan tongkat, menjulurkan tangannya untuk meminta belas kasihan, dan pengemudi mobil itu memberikan uang recehannya kepadanya, dan dia menghampiri setiap mobil yang ada untuk meminta recehan-recehan itu, dan semakin aku berjalan, aku melihat temanku juga yang dengan sengaja memotong tangannya agar bisa mengemis, aku selalu ingat akan jeritannya pada saat dia menyuruh orang lain memotong tangannya, darah mengalir dari tangannya yang terpotong, dia tidak ingin kehilangan tangannya, aku tahu itu, namun dia tidak punya pilihan lain selain memotong tangannya untuk mengemis, dia mempunyai 3 orang anak, yang membutuhkan makanan...dan aku melihat dia mendapatkan beberapa keping recehan dari pengemudi itu, beruntunglah mereka...kadang-kadang aku berpikir, apakah aku harus seperti mereka, memotong bagian tubuhku seperti kakiku, tanganku agar aku bisa lebih mudah untuk mengemis? karena mereka yang sudah memotong dan melukai tubuhnya terlihat lebih mudah mengambil hati para pengemudi-pengemudi itu, apakah aku harus begitu juga? tidak..tidak..aku harusnya bersyukur aku mempunyai tubuh yang lengkap, bahkan temanku masih menyimpan potongan tubuhnya, dia berkata apabila ia sudah mempunyai uang lebih, ia ingin menyambungnya, yah, kuharap potongan tubuhnya itu belum membusuk...aku juga tidak ingin menjadi pencuri, karena penjara akan sangat menakutkan bagiku, tidak..tidak, aku ingin berusaha dengan jujur, memang susah, tapi setidaknya tidak ada resikonya...
kini aku sudah mulai berada diawal lampu itu lagi, seperti biasa, aku menawarkan daganganku, tenggorokkanku semakin sakit pada saat aku berbicara, karena aku tahu tenggorokkan itu sudah sangatlah kering, dibutuhkan air, namun apabila aku meminum air itu, aku tidak yakin akan cukup hingga senja, akhirnya aku memilih untuk tidak berbicara, namun hanya mengangkat patung-patung kuda ini, menunjukkan kepada pengemudi-pengemudi itu kalau aku menjual patung ini, dan sama seperti ribuan orang lainnya, tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..hmmpphh...nafas panjang kuhela dari jantungku, kuharap dengan nafas yang kuhela ini, aku mati dan berada di akhirat, karena aku lelah, aku capai.. kurasa aku akan berjalan ke tepi pohon itu untuk berteduh sebentar... aku melewati beberapa mobil untuk bisa ke seberang sana, yang pertama adalah sepasang pria dan wanita yang berpakaian sangat rapih yang sedang bercanda, menghilangkan rasa bosan mereka pada saat menunggu lampu itu, sangat cantik dan sangat cakap, beruntunglah mereka, mobil yang kedua adalah mobil truk pengangkut, dimana sang pengemudi sedang mengipas-ngipaskan koran untuk menghilangkan rasa panas itu, dia sedang meminum sebotol air juga, ingin rasanya aku meminta sebagian air yang ia punya, namun aku tidak mempunyai keberanian untuk bertanya, jadi aku tidak ingin berlama-lama melihat air itu, mobil yang ketiga adalah mobil yang bagus, mengkilap, bersih, warna hitam, kurasa yang ada didepannya adalah sang supir dan sang ibu dengan anak-anaknya sedang berada dibelakang, sang ibu sedang menyuapi anak-anaknya...aku hanya bisa menggigit bibirku dan hanya bisa lesu melihatnya, beruntunglah anak-anak itu, Ibu..dimanakah engkau sekarang? apakah engkau berada disurga? lihatlah aku anakmu Ibu, engkau sudah meninggal pada saat aku berumur 5 tahun, apakah engkau mendengarkan aku Ibu?
aku sampai di bawah pohon itu untuk berteduh, aku lelah, aku mengantuk, aku mengambil handuk yang ada diatas kepalaku dan meletakkan patung-patung kuda itu diatas handukku, mataku perih, karena begitu banyak debu dan asap yang masuk kedalam mataku, aku melihat semuanya, aku merasakan semuanya, namun apakah mereka semua melihatku, dan apakah mereka menganggapku? apa yang mereka lihat? apa yang mereka anggap? apakah mereka melihat pengemis? apakah penjual? apakah manusia? apakah sampah? apa yang mereka lihat dari orang-orang seperti diriku? aku sangat mengantuk, namun aku tidak boleh tidur, karena aku harus menjaga patung-patung ini, aku tidak ingin pada saat aku tidur, ada seseorang yang mencuri patung-patung ini, atau pada saat aku tidur ada seseorang yang tidak sengaja menyenggol patung-patung ini dan kemudian patung-patung ini pecah..aku tidak ingin itu, namun rasa kantuk ini sudah tidak tertahankan lagi, bagaimana ini? akhirnya setelah aku berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk tidur sambil mendekap patung-patung ini, namun aku tidak bisa tidur dibawah pohon ini, aku harus mencari tempat lain..akhirnya aku memilih untuk disana, di depan bangunan yang kosong, tetapi tempatnya beraspal rata meskipun dekat dengan tong sampah, kurasa aku bisa tidur disana, aku menidurkan badanku,mendekap patung-patung ini setelah melapisi mereka dengan handukku, badanku bisa merasakan panasnya aspal ini, namun hanya ini tempat yang aku punya, kepalaku berputar-putar, perutku sudah sangat sangat lapar, aku haus, namun aku harap setelah aku bangun dari tidurku yang sejenak ini, semua rasa haus dan lapar itu akan hilang....
aku mencoba untuk memejamkan mataku, namun sinar matahari begitu terang, sehingga aku harus memaksa merasakan tidur sembari merasakan panas itu...
[
]
hoahm...sudah berapa lama aku tidur? mataku terasa begitu sembab, pandanganku sedikit buram, dimana aku...oh yah, aku tertidur sejenak, UPS! aku langsung ingat kalau aku tidur sambil memeluk patung-patung ini, aku langsung mengecek patung-patung ini, untunglah tidak apa-apa, patung patung ini tidak rusak, kurasa sudah senja sekarang, matahari sudah ingin terbenam dan suasana sudah menjadi agak gelap, sudah tidak terlalu banyak warna oranye yang berpendar...aku mengangkat badanku dengan hati-hati, agar patung-patung ini tidak terjatuh, aku mengusap-ngusapkan mataku dengan tanganku, aku merasakan banyak sekali kotoran mata yang menggantung di ujung kelopak mataku, mungkin karena debu dan asap itu...hoahm....sebelum terlalu malam, aku ingin mencoba keberuntunganku yang terakhir ini untuk mejual patung-patung ini..tapi sebelumnya aku ingin minum dulu,..yah, sudah saatnya aku boleh minum, aku mengambil botol airku, melihat kalau airnya masih ada disana, 1 strip, tidak banyak namun lumayan untuk menghilangkan sedikit rasa hausku.. aku membuka tutupnya dan langsung menuangkan setiap tetesnya kedalam mulutku...hmm...aku masih merasa haus, masih sangat haus kurasa, tapi hanya itu yang kupunya, tidak ada lagi yang lain, botol itu sudah tidak ada apa-apa...aku menyimpan botol itu untuk esok dan mengangkat patung-patung itu dan kembali mencoba menyusuri jalan itu, mencoba menjualnya, kuharap ada yang mau membelinya..:" Pak, Bapak mau beli patung ini pak? murah kok!" kataku kepada bapak pengemudi itu yang kebetulan kaca mobilnya terbuka, dia mengangkat tangannya, berkata tidak sembari tersenyum...aku mengucapkan terimakasih dan berlalu darinya, dan terus menjajakan patung-patung ini kepada pengendara lain, namun tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..beberapa kali aku bolak-balik dari depan ke deretan akhir mobil itu, namun sia-sia, tidak ada yang membeli...
kurasa waktuku habis, karena teman-temanku sudah memanggilku dibawah jembatan itu, yah, itulah rumahku, kami bergantian mencari benda-benda yang bisa dibakar untuk menghangatkan badan, mengumpulkan uang kami yang tidak seberapa untuk dibelikan makanan dan minuman, tidak lama aku berkumpul dengan mereka, teman-temanku yang sama sepertiku, yang cacat, yang lumpuh, yang buta, yang telanjang, yang bisu, semuanya temanku, mereka bertanya apakah aku berhasil menjual patung-patung itu, aku hanya menggelengkan kepalaku dengan sedih, dan mereka hanya bisa diam, merasakan apa yang aku rasakan dan mengatakan, jangan putus asa, siapa tahu besok akan lebih baik dari hari ini...yah, kuharap demikian...
mereka mengumpulkan uang hasil mengemis itu, tidak semua, namun hanya beberapa persennya, asalkan bisa untuk membeli makanan untuk kami berdelapan, selebihnya mereka menyimpan uang itu untuk keperluan mereka masing-masing, meskipun tidak seberapa... mereka mengumpulkan uang-uang itu, total yang bisa dibelikan makanan hanyalah 12.000, maka kami membelanjakan uang itu untuk makanan sore ini, dibagi 8 orang...aku kasihan dengan mereka yang mempunyai anak-anak, karena mereka harus menghidupi anak-anak mereka juga, dan kadang-kadang aku juga sering diomeli oleh mereka karena aku belum juga berhasil menjual patung-patung itu sehingga aku kadang-kadang merasa tidak enak karena aku bisa makan dan minum dari hasil patungan mereka, namun mereka tidak bermaksud jahat, mereka menyemangati aku dengan berkata agar aku lebih giat... kurasa mulai besok aku akan mencoba untuk lebih giat menjual patung-patung ini, kadang-kadang aku merasa patung-patung ini adalah temanku, hingga kadang aku merasa tidak tega untuk menjual mereka, mereka temanku pada saat aku sepi...tapi kalau aku tidak menjual patung-patung ini, aku tidak bisa melanjutkan hidupku, maafkan aku yah.. semoga kalau kamu terjual, kita akan bertemu lagi...kurasa aku akan beristirahat sekarang dekat api itu, menghangatkan badanku dari dinginnya malam, dan berharap kalau esok akan lebih baik lagi dari hari ini.... semoga...
aku terus berjalan untuk menyusuri deretan mobil itu, deretan mobil yang berwarna-warni dan berbeda model, ingin kadang-kadang aku berharap aku bisa istirahat sebentar didalam mobil itu, namun aku tahu itu mustahil, telapak kakiku juga sudah mulai terbakar karena sinar matahari yang terik ini sudah membakar aspal tempat aku menapakkan kakiku... siapakah yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli barang daganganku? perutku benar-benar lapar sekarang, tenggorokanku haus, tanganku sudah tidak kuat lagi mengangkat patung-patung ini..tapi aku tidak boleh berhenti menjaul patung ini, karena masih panjang deretan mobil yang mengantri, dan siapa tahu aku beruntung dan ada orang yang berbaik hati mau membeli patung ini...aku berharap demikian, mobil demi mobil aku lalui, aku tanyakan apakah mereka mau membeli, dan seperti sudah disepakati, mereka tidak mau membuka kaca jendelanya dan mengangkat tangannya untuk mengusir diriku, mungkin sudah seratusan mobil yang aku lalui, dan kini aku berada di baris terakhir mobil-mobil, dan tiba-tiba klakson-klakson mobil itu meraung-raung, dari kejauhan aku melihat ternyata lampu sudah menjadi hijau, saatnya untuk mobil-mobil ini pergi dan digantikan dengan deretan mobil lainnya...dan aku harus berjalan lagi kedepan dari awal, cukup jauh, namun aku harus kesana, betapa melelahkannya...aku sudah tidak kuat lagi, huff...aku terduduk, aku meletakkan barang daganganku dengan sangat hati-hati, memberikan alas pada batu-batu trotoar yang tidak rata itu dengan handukku yang sudah kumal, berhati-hati dalam meletakkannya, karena apabila barang daganganku rusak, akan semakin susah aku menjualnya dan akan semakin murah harganya, aku tidak ingin itu terjadi.. aku meluruskan kakiku, rasa panas segera datang dan merambat kepada kedua kakiku, aku hanya bisa mengernyitkan senyumku, berusaha meluruskan kakiku dan berusaha agar panas itu tidak merambat kepada kedua kakiku, namun cukup susah melakukannya, perutku sudah lapar, benar-benar lapar, tapi aku tidak punya uang untuk membeli makanan, jangankan makanan, untuk membeli air saja aku tidak ada, mana botolku, hanya tinggal sisa 1 strip lagi airku, dari sisa 20 strip, dan hari masih panjang, apakah cukup? tidak..aku tidak boleh minum sekarang, aku harus menahan hausku, nanti saja aku meminumnya, pada saat hari sudah senja baru aku minum..mungkin masih sekitar 6 jam lagi atau 8 jam lagi, aku tidak tahu...
deretan mobil-mobil baru itu sudah datang, sudah saatnya aku untuk bekerja, aku harus berjalan lagi keawal lampu itu, aku mengemas barang-barang daganganku dengan sangat hati-hati, patung-patung kuda ini adalah hidupku, huff...tanganku yang kecil ini mengangkat kembali patung kuda itu, jariku menggenggam kakinya dan mengangkatnya, dan setelah kuda-kuda itu terangkat, aku mengambil handukku, meletakkannya kepada kepalaku, agar kepalaku tidak terlalu panas terkena sinar matahari ini, dengan susah payah aku berjalan keawal lampu itu, pada saat perjalanan itu, aku melihat kesampingku, aku melihat temanku yang hanya mempunyai satu kaki, berjalan dengan tongkat, menjulurkan tangannya untuk meminta belas kasihan, dan pengemudi mobil itu memberikan uang recehannya kepadanya, dan dia menghampiri setiap mobil yang ada untuk meminta recehan-recehan itu, dan semakin aku berjalan, aku melihat temanku juga yang dengan sengaja memotong tangannya agar bisa mengemis, aku selalu ingat akan jeritannya pada saat dia menyuruh orang lain memotong tangannya, darah mengalir dari tangannya yang terpotong, dia tidak ingin kehilangan tangannya, aku tahu itu, namun dia tidak punya pilihan lain selain memotong tangannya untuk mengemis, dia mempunyai 3 orang anak, yang membutuhkan makanan...dan aku melihat dia mendapatkan beberapa keping recehan dari pengemudi itu, beruntunglah mereka...kadang-kadang aku berpikir, apakah aku harus seperti mereka, memotong bagian tubuhku seperti kakiku, tanganku agar aku bisa lebih mudah untuk mengemis? karena mereka yang sudah memotong dan melukai tubuhnya terlihat lebih mudah mengambil hati para pengemudi-pengemudi itu, apakah aku harus begitu juga? tidak..tidak..aku harusnya bersyukur aku mempunyai tubuh yang lengkap, bahkan temanku masih menyimpan potongan tubuhnya, dia berkata apabila ia sudah mempunyai uang lebih, ia ingin menyambungnya, yah, kuharap potongan tubuhnya itu belum membusuk...aku juga tidak ingin menjadi pencuri, karena penjara akan sangat menakutkan bagiku, tidak..tidak, aku ingin berusaha dengan jujur, memang susah, tapi setidaknya tidak ada resikonya...
kini aku sudah mulai berada diawal lampu itu lagi, seperti biasa, aku menawarkan daganganku, tenggorokkanku semakin sakit pada saat aku berbicara, karena aku tahu tenggorokkan itu sudah sangatlah kering, dibutuhkan air, namun apabila aku meminum air itu, aku tidak yakin akan cukup hingga senja, akhirnya aku memilih untuk tidak berbicara, namun hanya mengangkat patung-patung kuda ini, menunjukkan kepada pengemudi-pengemudi itu kalau aku menjual patung ini, dan sama seperti ribuan orang lainnya, tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..hmmpphh...nafas panjang kuhela dari jantungku, kuharap dengan nafas yang kuhela ini, aku mati dan berada di akhirat, karena aku lelah, aku capai.. kurasa aku akan berjalan ke tepi pohon itu untuk berteduh sebentar... aku melewati beberapa mobil untuk bisa ke seberang sana, yang pertama adalah sepasang pria dan wanita yang berpakaian sangat rapih yang sedang bercanda, menghilangkan rasa bosan mereka pada saat menunggu lampu itu, sangat cantik dan sangat cakap, beruntunglah mereka, mobil yang kedua adalah mobil truk pengangkut, dimana sang pengemudi sedang mengipas-ngipaskan koran untuk menghilangkan rasa panas itu, dia sedang meminum sebotol air juga, ingin rasanya aku meminta sebagian air yang ia punya, namun aku tidak mempunyai keberanian untuk bertanya, jadi aku tidak ingin berlama-lama melihat air itu, mobil yang ketiga adalah mobil yang bagus, mengkilap, bersih, warna hitam, kurasa yang ada didepannya adalah sang supir dan sang ibu dengan anak-anaknya sedang berada dibelakang, sang ibu sedang menyuapi anak-anaknya...aku hanya bisa menggigit bibirku dan hanya bisa lesu melihatnya, beruntunglah anak-anak itu, Ibu..dimanakah engkau sekarang? apakah engkau berada disurga? lihatlah aku anakmu Ibu, engkau sudah meninggal pada saat aku berumur 5 tahun, apakah engkau mendengarkan aku Ibu?
aku sampai di bawah pohon itu untuk berteduh, aku lelah, aku mengantuk, aku mengambil handuk yang ada diatas kepalaku dan meletakkan patung-patung kuda itu diatas handukku, mataku perih, karena begitu banyak debu dan asap yang masuk kedalam mataku, aku melihat semuanya, aku merasakan semuanya, namun apakah mereka semua melihatku, dan apakah mereka menganggapku? apa yang mereka lihat? apa yang mereka anggap? apakah mereka melihat pengemis? apakah penjual? apakah manusia? apakah sampah? apa yang mereka lihat dari orang-orang seperti diriku? aku sangat mengantuk, namun aku tidak boleh tidur, karena aku harus menjaga patung-patung ini, aku tidak ingin pada saat aku tidur, ada seseorang yang mencuri patung-patung ini, atau pada saat aku tidur ada seseorang yang tidak sengaja menyenggol patung-patung ini dan kemudian patung-patung ini pecah..aku tidak ingin itu, namun rasa kantuk ini sudah tidak tertahankan lagi, bagaimana ini? akhirnya setelah aku berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk tidur sambil mendekap patung-patung ini, namun aku tidak bisa tidur dibawah pohon ini, aku harus mencari tempat lain..akhirnya aku memilih untuk disana, di depan bangunan yang kosong, tetapi tempatnya beraspal rata meskipun dekat dengan tong sampah, kurasa aku bisa tidur disana, aku menidurkan badanku,mendekap patung-patung ini setelah melapisi mereka dengan handukku, badanku bisa merasakan panasnya aspal ini, namun hanya ini tempat yang aku punya, kepalaku berputar-putar, perutku sudah sangat sangat lapar, aku haus, namun aku harap setelah aku bangun dari tidurku yang sejenak ini, semua rasa haus dan lapar itu akan hilang....
aku mencoba untuk memejamkan mataku, namun sinar matahari begitu terang, sehingga aku harus memaksa merasakan tidur sembari merasakan panas itu...
[
]
hoahm...sudah berapa lama aku tidur? mataku terasa begitu sembab, pandanganku sedikit buram, dimana aku...oh yah, aku tertidur sejenak, UPS! aku langsung ingat kalau aku tidur sambil memeluk patung-patung ini, aku langsung mengecek patung-patung ini, untunglah tidak apa-apa, patung patung ini tidak rusak, kurasa sudah senja sekarang, matahari sudah ingin terbenam dan suasana sudah menjadi agak gelap, sudah tidak terlalu banyak warna oranye yang berpendar...aku mengangkat badanku dengan hati-hati, agar patung-patung ini tidak terjatuh, aku mengusap-ngusapkan mataku dengan tanganku, aku merasakan banyak sekali kotoran mata yang menggantung di ujung kelopak mataku, mungkin karena debu dan asap itu...hoahm....sebelum terlalu malam, aku ingin mencoba keberuntunganku yang terakhir ini untuk mejual patung-patung ini..tapi sebelumnya aku ingin minum dulu,..yah, sudah saatnya aku boleh minum, aku mengambil botol airku, melihat kalau airnya masih ada disana, 1 strip, tidak banyak namun lumayan untuk menghilangkan sedikit rasa hausku.. aku membuka tutupnya dan langsung menuangkan setiap tetesnya kedalam mulutku...hmm...aku masih merasa haus, masih sangat haus kurasa, tapi hanya itu yang kupunya, tidak ada lagi yang lain, botol itu sudah tidak ada apa-apa...aku menyimpan botol itu untuk esok dan mengangkat patung-patung itu dan kembali mencoba menyusuri jalan itu, mencoba menjualnya, kuharap ada yang mau membelinya..:" Pak, Bapak mau beli patung ini pak? murah kok!" kataku kepada bapak pengemudi itu yang kebetulan kaca mobilnya terbuka, dia mengangkat tangannya, berkata tidak sembari tersenyum...aku mengucapkan terimakasih dan berlalu darinya, dan terus menjajakan patung-patung ini kepada pengendara lain, namun tidak ada yang mau membeli patung-patung ini..beberapa kali aku bolak-balik dari depan ke deretan akhir mobil itu, namun sia-sia, tidak ada yang membeli...
kurasa waktuku habis, karena teman-temanku sudah memanggilku dibawah jembatan itu, yah, itulah rumahku, kami bergantian mencari benda-benda yang bisa dibakar untuk menghangatkan badan, mengumpulkan uang kami yang tidak seberapa untuk dibelikan makanan dan minuman, tidak lama aku berkumpul dengan mereka, teman-temanku yang sama sepertiku, yang cacat, yang lumpuh, yang buta, yang telanjang, yang bisu, semuanya temanku, mereka bertanya apakah aku berhasil menjual patung-patung itu, aku hanya menggelengkan kepalaku dengan sedih, dan mereka hanya bisa diam, merasakan apa yang aku rasakan dan mengatakan, jangan putus asa, siapa tahu besok akan lebih baik dari hari ini...yah, kuharap demikian...
mereka mengumpulkan uang hasil mengemis itu, tidak semua, namun hanya beberapa persennya, asalkan bisa untuk membeli makanan untuk kami berdelapan, selebihnya mereka menyimpan uang itu untuk keperluan mereka masing-masing, meskipun tidak seberapa... mereka mengumpulkan uang-uang itu, total yang bisa dibelikan makanan hanyalah 12.000, maka kami membelanjakan uang itu untuk makanan sore ini, dibagi 8 orang...aku kasihan dengan mereka yang mempunyai anak-anak, karena mereka harus menghidupi anak-anak mereka juga, dan kadang-kadang aku juga sering diomeli oleh mereka karena aku belum juga berhasil menjual patung-patung itu sehingga aku kadang-kadang merasa tidak enak karena aku bisa makan dan minum dari hasil patungan mereka, namun mereka tidak bermaksud jahat, mereka menyemangati aku dengan berkata agar aku lebih giat... kurasa mulai besok aku akan mencoba untuk lebih giat menjual patung-patung ini, kadang-kadang aku merasa patung-patung ini adalah temanku, hingga kadang aku merasa tidak tega untuk menjual mereka, mereka temanku pada saat aku sepi...tapi kalau aku tidak menjual patung-patung ini, aku tidak bisa melanjutkan hidupku, maafkan aku yah.. semoga kalau kamu terjual, kita akan bertemu lagi...kurasa aku akan beristirahat sekarang dekat api itu, menghangatkan badanku dari dinginnya malam, dan berharap kalau esok akan lebih baik lagi dari hari ini.... semoga...
(155) The Rain Drain My Brain
percikan air yang terhempas dari jalanan itu memastikan diriku berada disini, dibawah air hujan yang membasahi tubuhku, namun tidak apa-apa, aku menyukainya, aku ingin meluangkan waktuku bersama hujan, aku membutuhkan butiran-butiran air ini, sama seperti air itu juga, mereka meluangkan waktu mereka untuk membasahi kehidupan di bumi ini...lampu-lampu yang berada di sekelilingku menjadi tidak terlalu terang, karena air-air hujan ini membasahi kelopak mataku, memburamkan sedikit pandanganku, namun tidak apa-apa, karena pada saat ini aku tidak ingin melihat kehidupanku ini, sekarang hanya diriku dan hujan ini yang berperan...saling mengisi, sayang sekali aku tidak bisa mengenggam air ini, puluhan kali kucoba pun, aku tahu kalau air-air itu tidak akan bisa kugenggam, namun aku bisa merasakannya, aku bisa merasakan aliran air itu, dingin, sejuk, menyegarkan, membuatku hidup, membuatku sadar, membuatku terjaga...
berapa lamakah engkau akan membasahi kehidupanku ini, hujanku? berapa banyakkah butiran air yang akan engkau tumpahkan ke kehidupan ini? darimanakah asalmu, hujanku? dimanakah rumahmu? luangkanlah lebih banyak waktumu untuk mengunjungi kehidupanku, karena saat ini aku ingin bersamamu, aku ingin engkau menyegarkan kehidupanku yang kering, yang tandus, masih lamakah engkau disini? janganlah engkau pergi dulu dariku, karena aku masih ingin berada disini, berada dibawah rintik-rintik ratapan airmu, karena pada saat ini aku ingin menutup mataku sebentar, aku ingin mengingat semuanya, aku ingin merasakan semuanya...aku ingin menghormati kehidupanku sendiri yang sepi ini, aku ingin mengubur kenangan-kenangan yang telah mati dalam diriku, aku ingin mentertawakan kehidupan orang lain yang lebih beruntung daripadaku, dan aku ingin diam untuk sejenak, agar aku bisa berpikir, aku ingin memejamkan mataku dan mengingat semua yang telah terjadi, dan semua itu butuh waktu dan aku butuh teman oleh karena itu temani aku untuk saat ini, hujanku, agar aku bisa menangis bersama dengan jutaan rintikmu..
saat ini saja.....
berapa lamakah engkau akan membasahi kehidupanku ini, hujanku? berapa banyakkah butiran air yang akan engkau tumpahkan ke kehidupan ini? darimanakah asalmu, hujanku? dimanakah rumahmu? luangkanlah lebih banyak waktumu untuk mengunjungi kehidupanku, karena saat ini aku ingin bersamamu, aku ingin engkau menyegarkan kehidupanku yang kering, yang tandus, masih lamakah engkau disini? janganlah engkau pergi dulu dariku, karena aku masih ingin berada disini, berada dibawah rintik-rintik ratapan airmu, karena pada saat ini aku ingin menutup mataku sebentar, aku ingin mengingat semuanya, aku ingin merasakan semuanya...aku ingin menghormati kehidupanku sendiri yang sepi ini, aku ingin mengubur kenangan-kenangan yang telah mati dalam diriku, aku ingin mentertawakan kehidupan orang lain yang lebih beruntung daripadaku, dan aku ingin diam untuk sejenak, agar aku bisa berpikir, aku ingin memejamkan mataku dan mengingat semua yang telah terjadi, dan semua itu butuh waktu dan aku butuh teman oleh karena itu temani aku untuk saat ini, hujanku, agar aku bisa menangis bersama dengan jutaan rintikmu..
saat ini saja.....
Thursday, May 11, 2006
(154) DEODEOLLY-POP
apakah benar aku sebaik yang mereka bilang? apakah benar aku sepintar yang anak kecil itu katakan kepada teman-temannya? dan apakah benar, aku sebjiak yang kau katakan barusan? apakah aku begitu? apakah aku memberikan rasa aman dan nyaman kepada dirimu dan kepada mereka? karena aku tidak merasa seperti itu, aku merasa kotor, bodoh, jahat dan terbelakang... dari sisi manakah mereka melihat kebaikan, kepintaran dan kebijakan diriku? apakah dari senyumku? apakah dari cara bicaraku? apakah dari gerak tubuhku? apakah mereka tidak bisa melihat apa yang bisa kulihat pada diriku sendiri? lihatlah.. aku berkata tidak jujur, aku menuduh orang lain, aku suka memaksa, aku terikat oleh dosaku.. dosaku berada diatas kedua pundakku, tertawa begitu kencang... lihatlah tanganku, tangan yang sudah sering menyakiti tubuh orang lain, lihat mulut dan lidahku, yang sudah sering mengatai orang lain dan berdusta, lihat tubuhku, yang sudah tidak terhitung berapa juta kali aku menodainya, dimanakah letak kesucianku? lihat mataku, mata yang sering melihat kearah lain pada saat orang lain berbicara, mata yang sering membuat diriku mengingini hal yang semestinya tidak diperbolehkan...dimanakah kesucianku?
dan kenapa dirimu dan mereka masih bersamaku? aku yang tidak berarti ini... aku bukan malaikat yang melindungi dunia ini dengan senjatanya, aku bukan iblis yang membohongi dunia ini dengan janjinya dan aku juga bukan tuhan yang memberkati dunia ini dengan kasihnya. aku hanya manusia yang tidak pernah sanggup untuk memiliki dunia ini..aku hanya bisa tersenyum kecut pada saat aku mengetahui fakta ini, fakta dimana memang kesanggupan manusiaku tidak bisa lebih dari itu, betapa bodoh dan naifnya diriku, menganggap diriku lebih baik, lebih hebat, lebih berkuasa, bagaimana aku bisa menguasai dunia ini, kalau jiwaku sendiri dikuasai oleh dosaku, tetapi kenapa? kenapa engkau tidak bisa melihat itu? apa yang kamu lihat pada diriku? apakah aku sebegitu nyamannya untuk diajak berbicara? apakah aku sebegitu pintarnya menghibur dirimu?
kalau aku begitu sucinya, kenapa pada saat malam tiba, aku sering terbelenggu dengan rasa takut akan dosa yang menghantuiku di pojok kamarku...kalau aku begitu kuatnya, kenapa aku tidak bisa menahan air mata yang keluar dari mataku pada saat aku melihat mereka yang harus mengangkat tangan mereka untuk meminta belas kasihan? kalau aku begitu pintarnya, kenapa aku tidak bisa merubah dunia ini menjadi lebih baik, lebih setara, tidak ada perang dan damai? dimanakah fungsi diriku yang berjalan? dan kenapa engkau tersenyum melihatku? apakah ada yang lucu dengan perkataanku? yah, mungkin aku sudah patut untuk ditertawakan, lagipula dunia ini tidak akan tersenyum juga dengan keadaannya sekarang, karena setiap jiwa yang berusaha untuk lepas dari dunia ini akan semakin tertindas dan semakin dimusuhi, dan setiap tangan yang berusaha membantu orang lain akan ditinggalkan dari lingkungannya...bukankah semuanya semakin mengerikan, semakin membingungkan, dan semakin memusingkan.. sampai-sampai aku tidak tahu kenapa aku harus menceritakan semua ini kepada dirimu....
dan kenapa dirimu dan mereka masih bersamaku? aku yang tidak berarti ini... aku bukan malaikat yang melindungi dunia ini dengan senjatanya, aku bukan iblis yang membohongi dunia ini dengan janjinya dan aku juga bukan tuhan yang memberkati dunia ini dengan kasihnya. aku hanya manusia yang tidak pernah sanggup untuk memiliki dunia ini..aku hanya bisa tersenyum kecut pada saat aku mengetahui fakta ini, fakta dimana memang kesanggupan manusiaku tidak bisa lebih dari itu, betapa bodoh dan naifnya diriku, menganggap diriku lebih baik, lebih hebat, lebih berkuasa, bagaimana aku bisa menguasai dunia ini, kalau jiwaku sendiri dikuasai oleh dosaku, tetapi kenapa? kenapa engkau tidak bisa melihat itu? apa yang kamu lihat pada diriku? apakah aku sebegitu nyamannya untuk diajak berbicara? apakah aku sebegitu pintarnya menghibur dirimu?
kalau aku begitu sucinya, kenapa pada saat malam tiba, aku sering terbelenggu dengan rasa takut akan dosa yang menghantuiku di pojok kamarku...kalau aku begitu kuatnya, kenapa aku tidak bisa menahan air mata yang keluar dari mataku pada saat aku melihat mereka yang harus mengangkat tangan mereka untuk meminta belas kasihan? kalau aku begitu pintarnya, kenapa aku tidak bisa merubah dunia ini menjadi lebih baik, lebih setara, tidak ada perang dan damai? dimanakah fungsi diriku yang berjalan? dan kenapa engkau tersenyum melihatku? apakah ada yang lucu dengan perkataanku? yah, mungkin aku sudah patut untuk ditertawakan, lagipula dunia ini tidak akan tersenyum juga dengan keadaannya sekarang, karena setiap jiwa yang berusaha untuk lepas dari dunia ini akan semakin tertindas dan semakin dimusuhi, dan setiap tangan yang berusaha membantu orang lain akan ditinggalkan dari lingkungannya...bukankah semuanya semakin mengerikan, semakin membingungkan, dan semakin memusingkan.. sampai-sampai aku tidak tahu kenapa aku harus menceritakan semua ini kepada dirimu....
Wednesday, May 10, 2006
(153) sicknature
sudah entah berapa lama dunia ini mengeluh, dan entah sudah berapa kali pintu surga dibuka untuk memberikan berkat kepada dunia ini, namun kurasa kematian dunia ini sudah sangat dekat, dan kurasa pintu surga tidak akan bisa memberikan berkat lagi kepada dunia... karena..lihatlah disekeliling kita...
disebelah barat, luapan air banjir yang besar sudah terjadi dan menuju kearah kita
disebelah timur, kemarau yang panjang sudah terjadi puluhan tahun lalu, mengeringkan daratan dari air, meretakkan tanah dengan panasnya dan retakan itu sedang menuju kemari.
disebelah tenggara, puluhan gunung sudah melontarkan awan panas dan muntahan laharnya dan gumpalan lava itu sedang bergerak menuju tempat kita berada.
disebelah barat daya, berbagai macam penyakit mulai membunuh ribuan orang, dan mereka tidak pernah menyadarinya.
lihatlah keatas kita, lihatlah jutaan bintang dan meteor yang siap memasuki atmosfer kita, siap untuk membunuh kita semuanya.
lihatlah ke sekeliling kita, semuanya saling bunuh, saling berkelahi, tidak ada yang mau mengalah, kurasa meskipun kiamat datang, mereka akan tetap berkelahi dan saling bunuh...
sampai kapan mereka akan terus berkelahi, tidakkah mereka tahu kalau pintu surga sudah akan tertutup rapat dan tidak akan lagi yang bisa membukanya apabila pintu itu sudah tertutup? apakah mereka begitu bodohnya hingga tidak bisa menyadarinya? Tuhan akan menandatangani tertutupnya pintu itu dan akan akan membiarkan semua banjir, gunung, penyakit mewabah dan membiarkan neraka datang kedalam dunia, karena Tuhan sendiri sudah muak dengan perilaku manusia sekarang yang tidak ada bedanya dengan iblis! dan pintu surga akan tertutup untuk melindungi mereka yang bernaung dibelakang pintu itu, karena setelah pintu itu tertutup, neraka akan datang ke dunia dan akan mentertawakan manusia-manusia bodoh yang selalu bertengkar itu...
lihat..disebelah tenggara, lihatlah lontaran-lontaran lava itu, tidakkah engkau merasakan getaran itu?
masih...masih ada waktu untuk meraih pegangan pintu itu, pintu itu belum tertutup rapat, kita masih bisa kesana, aku juga sedang menuju kesana, maukah engkau bersamaku bersama-sama masuk kedalam pintu itu? ketahuilah, jalan kita akan sangat berat dan susah, namun ketahuilah, semakin susah jalan itu, maka akan semakin terbuka lebar pintu itu, karena pintu itu sedang menunggu kita sampai disana...
disebelah barat, luapan air banjir yang besar sudah terjadi dan menuju kearah kita
disebelah timur, kemarau yang panjang sudah terjadi puluhan tahun lalu, mengeringkan daratan dari air, meretakkan tanah dengan panasnya dan retakan itu sedang menuju kemari.
disebelah tenggara, puluhan gunung sudah melontarkan awan panas dan muntahan laharnya dan gumpalan lava itu sedang bergerak menuju tempat kita berada.
disebelah barat daya, berbagai macam penyakit mulai membunuh ribuan orang, dan mereka tidak pernah menyadarinya.
lihatlah keatas kita, lihatlah jutaan bintang dan meteor yang siap memasuki atmosfer kita, siap untuk membunuh kita semuanya.
lihatlah ke sekeliling kita, semuanya saling bunuh, saling berkelahi, tidak ada yang mau mengalah, kurasa meskipun kiamat datang, mereka akan tetap berkelahi dan saling bunuh...
sampai kapan mereka akan terus berkelahi, tidakkah mereka tahu kalau pintu surga sudah akan tertutup rapat dan tidak akan lagi yang bisa membukanya apabila pintu itu sudah tertutup? apakah mereka begitu bodohnya hingga tidak bisa menyadarinya? Tuhan akan menandatangani tertutupnya pintu itu dan akan akan membiarkan semua banjir, gunung, penyakit mewabah dan membiarkan neraka datang kedalam dunia, karena Tuhan sendiri sudah muak dengan perilaku manusia sekarang yang tidak ada bedanya dengan iblis! dan pintu surga akan tertutup untuk melindungi mereka yang bernaung dibelakang pintu itu, karena setelah pintu itu tertutup, neraka akan datang ke dunia dan akan mentertawakan manusia-manusia bodoh yang selalu bertengkar itu...
lihat..disebelah tenggara, lihatlah lontaran-lontaran lava itu, tidakkah engkau merasakan getaran itu?
masih...masih ada waktu untuk meraih pegangan pintu itu, pintu itu belum tertutup rapat, kita masih bisa kesana, aku juga sedang menuju kesana, maukah engkau bersamaku bersama-sama masuk kedalam pintu itu? ketahuilah, jalan kita akan sangat berat dan susah, namun ketahuilah, semakin susah jalan itu, maka akan semakin terbuka lebar pintu itu, karena pintu itu sedang menunggu kita sampai disana...
look at me for you too!
lihat...lihat itu, jemari-jemari tanganku, bergerak dengan sangat lincah diatas tuts-tuts itu...bergerak sama cepatnya dengan kecepatan otakku menghasilkan pikiran-pikiran ini, bergerak dengan sangat indah, menari diatas tuts-tuts yang hanya dilapisi plastik bergambarkan huruf-huruf kecil itu, menuliskan semua apa yang kamu baca sekarang, betapa indahnya memikirkan semuanya ini, jemariku, pikiranku, semuanya...memikirkan betapa baiknya otak dan hatiku bekerja, bisa merasakan semuanya, merasakan bagaimana dunia berjalan, bagaimana dunia bergerak, bagaimana orang-orang dan lingkunganku berjalan, dan aku bisa merasakan setiap kehidupan yang tidak pernah aku alami sebelumnya, menjadi orang lain, menjadi matahari, menjadi pengemis, menjadi pelacur, menjadi bulan, menjadi apapun yang otak dan pikiranku inginkan, betapa hebat dan agungnya pemberi kehidupan ini...
manusia tidak berarti apa-apa dihadapan penciptanya, karena manusia hanya bisa meniru, tetapi tidak bisa membuat, yah, manusia hanya bisa membuat apa yang bisa manusia buat, tetapi manusia tidak bisa membuat apa yang tuhan bisa buat, manusia tidak bisa menciptakan gunung, manusia tidak bisa menciptakan semesta, rasakan...rasakan itu, jantungku dan jantungmu bergerak dengan baik, tanpa kita suruh jantung kita untuk bergerak, lihat darah kita, mengalir keseluruh tubuh kita tanpa perlu kita suruh..jemari-jemariku akan terus menulis jutaan huruf ini untuk menciptakan sesuatu yang bisa kamu mengerti, agar aku dan kamu bisa bersyukur, bukan mengeluh... bergabunglah, rasakanlah, dan yakinlah kalau semuanya akan berjalan seperti apa adanya, berjalan lancar...sama lancarnya dengan jemari-jemariku menuliskan ini kepada dirimu...
manusia tidak berarti apa-apa dihadapan penciptanya, karena manusia hanya bisa meniru, tetapi tidak bisa membuat, yah, manusia hanya bisa membuat apa yang bisa manusia buat, tetapi manusia tidak bisa membuat apa yang tuhan bisa buat, manusia tidak bisa menciptakan gunung, manusia tidak bisa menciptakan semesta, rasakan...rasakan itu, jantungku dan jantungmu bergerak dengan baik, tanpa kita suruh jantung kita untuk bergerak, lihat darah kita, mengalir keseluruh tubuh kita tanpa perlu kita suruh..jemari-jemariku akan terus menulis jutaan huruf ini untuk menciptakan sesuatu yang bisa kamu mengerti, agar aku dan kamu bisa bersyukur, bukan mengeluh... bergabunglah, rasakanlah, dan yakinlah kalau semuanya akan berjalan seperti apa adanya, berjalan lancar...sama lancarnya dengan jemari-jemariku menuliskan ini kepada dirimu...
(151) Give Me ~…..
Berikan aku emosi agar aku bisa merasakan hidup ini
Berikan aku luka agar aku tahu kalau tubuhku masih berada disini
Berikan aku jiwa agar pada saat aku mati, jiwaku masih mengingat tubuhku
Berikan aku ****** agar aku bisa merasakan ***** ********** *****
Berikan aku darah agar aku bisa ingat akan darahku sendiri
Berikan aku air agar aku bisa menghapus rasa haus ini
Berikan aku fotomu agar aku bisa mengingat seseorang pada saat aku kesepian
Berikan aku **** agar ***** tetap berada ditempat yang seharusnya
Berikan aku tawamu agar aku bisa tersenyum pada saat aku sedih
Berikan aku jemarimu agar aku bisa ikut mengikatkan jemariku disana
Berikan aku tubuhmu agar aku bisa merasakan hangatnya tubuhmu
Berikan aku **** ***** agar aku percaya kalau dirimu adalah ********
Berikan aku instrumen agar telingaku bisa ikut memberikan ingatan kepadaku
Berikan aku cinta agar aku ingat akan rasa sayang orangtuaku dahulu kala
Berikan aku waktu agar aku bisa beristirahat sejenak...
Berikan aku orgasme agar tubuhku bisa bergetar menikmati orgasme itu
Berikan aku pilihan agar aku bisa berpikir kearah mana hidupku ini akan berlanjut
Berikan aku surga agar neraka tidak terlalu ramai..
Berikan aku ******** agar mereka percaya kalau aku akan kesana.... sekarang...
Berikan aku luka agar aku tahu kalau tubuhku masih berada disini
Berikan aku jiwa agar pada saat aku mati, jiwaku masih mengingat tubuhku
Berikan aku ****** agar aku bisa merasakan ***** ********** *****
Berikan aku darah agar aku bisa ingat akan darahku sendiri
Berikan aku air agar aku bisa menghapus rasa haus ini
Berikan aku fotomu agar aku bisa mengingat seseorang pada saat aku kesepian
Berikan aku **** agar ***** tetap berada ditempat yang seharusnya
Berikan aku tawamu agar aku bisa tersenyum pada saat aku sedih
Berikan aku jemarimu agar aku bisa ikut mengikatkan jemariku disana
Berikan aku tubuhmu agar aku bisa merasakan hangatnya tubuhmu
Berikan aku **** ***** agar aku percaya kalau dirimu adalah ********
Berikan aku instrumen agar telingaku bisa ikut memberikan ingatan kepadaku
Berikan aku cinta agar aku ingat akan rasa sayang orangtuaku dahulu kala
Berikan aku waktu agar aku bisa beristirahat sejenak...
Berikan aku orgasme agar tubuhku bisa bergetar menikmati orgasme itu
Berikan aku pilihan agar aku bisa berpikir kearah mana hidupku ini akan berlanjut
Berikan aku surga agar neraka tidak terlalu ramai..
Berikan aku ******** agar mereka percaya kalau aku akan kesana.... sekarang...
(150) Silent Emotion
apa yang akan terjadi sekarang? aku melihat diriku begitu kosong, begitu nyenyak dalam tidurku, apa jadinya apabila didalam diriku tidak ada kreatifitas, tidak ada pembaharuan, tidak ada sesuatu yang bisa membuatku terjaga dari tidurku, aku masih terus berkelana didalam gelap dan meskipun memang aku bertemu dengan cahaya yang terang beberapa kali dalam hidupku, aku masih mengacuhkannya, dan tidak terlalu memberikan perhatian khusus kepadanya...
dan kini beban yang menumpang dalam genggaman tanganku sudah semakin banyak dan tidak terbayarkan lagi, dalam tidurku, aku merasa begitu ringan, apakah ringan karena aku tidak bisa melihat apa-apa karena gelap, ataukah ringan karena pada saat aku terjaga dari tidurku, aku selalu lupa dengan apa yang aku impikan pada saat aku tidur? aku tidak tahu jawabannya, karena seperti yang aku bilang, kalau diriku sekarang sangatlah kosong, aku hampir tidak bisa merasakan apa-apa, tidak sedih, tidak bahagia, tidak terfokus, tidak sepi...apakah aku masih apa yang disebut manusia? karena manusia mempunyai hati, pikiran dan akal, namun kurasa aku bukanlah itu, aku hanyalah kumpulan daging dan tulang yang selalu diliputi dosaku dan selalu diliputi oleh nafsu yang selalu menghinggapi pundak dan pikiranku...
dimana setiap celah yang ada pada tubuhku sudah kututup, rasa nafsu itu selalu bisa membuka celah itu sedikit demi sedikit lewat pikiranku, menguasai tubuhku, memberikan rasa nikmat yang sesaat kepada tubuhku, dimana aku selalu merindukan rasa nikmat itu...dan setiap harinya aku diperbudak oleh rasa nikmat itu, tidak hanya sekali dalam sehari, namun berpuluh-puluh kali dalam sehari, dan aku selalu haus akan rasa nikmat itu...apakah aku manusia? karena aku merasakan bahagia pada saat rasa nikmat itu datang...
setiap perkataan yang keluar dari mulutku, selalu kuucapkan dengan nada datar, tanpa emosi, kenapa? karena tidak diperlukan emosi pada saat aku berbicara, aku tidak merasakan senang atau sedih, bahagia atau marah, semua yang keluar dari mulutku hanyalah sebuah keharusan, aku juga tidak perlu berpikir tentang apa yang harus aku bicarakan, karena tidak ada yang mendengar, aku hanya berdengung, bergumam, tidak jelas, seperti seekor lalat yang berbicara dalam bahasanya sendiri pada saat mereka mengerubungi sampah...apakah aku sama seperti mereka? apakah aku masih apa yang mereka sebut manusia? kemana akalku? kemana jiwaku?
apakah jiwaku tidak lagi berada didalam tubuhku? apakah hanya rasa nafsu itu yang menguasai tubuhku? yang menguasai setiap inchi dari tubuhku? ataukah jiwaku masih berada didalam tubuhku namun tidak bisa bergerak karena terbelenggu oleh rantai-rantai dosa yang telah aku perbuat? apakah jiwaku masih ada didalam tubuhku? aku tidak tahu, karena aku tahu akan sangat percuma apabila aku membuka tubuhku pun, jiwa itu tidak akan terlihat oleh mata ini... seperti apakah jiwa itu? siapakah jiwa itu? apakah aku masih bisa disebut manusia? karena aku ragu apakah aku mempunyai sebuah jiwa yang utuh?
disaat-saat inilah aku yakin, aku akan berkelana dengan sangat lama, berkelana tidak tahu arah, hanya berjalan, namun yang bisa kulihat hanyalah gelap, gelap dan gelap.. apakah aku harus berjalan? ataukah aku boleh berhenti sekarang? hanya duduk dan diam? begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepalaku, namun apakah pertanyaan-pertanyaan itu bisa dan boleh dijawab? karena aku merasa seperti orang bodoh, dan seperti anak kecil yang selalu bertanya setiap saat namun jawaban itu tidak pernah ada, dan tidak pernah datang...kemanakah jawaban itu? seperti apakah bentuk dari yang mereka sebut jawaban? masih berapa lama lagikah keadaan ini harus berlanjut? dan berapa lama lagikah aku harus peduli dengan semuanya ini?
dan kini beban yang menumpang dalam genggaman tanganku sudah semakin banyak dan tidak terbayarkan lagi, dalam tidurku, aku merasa begitu ringan, apakah ringan karena aku tidak bisa melihat apa-apa karena gelap, ataukah ringan karena pada saat aku terjaga dari tidurku, aku selalu lupa dengan apa yang aku impikan pada saat aku tidur? aku tidak tahu jawabannya, karena seperti yang aku bilang, kalau diriku sekarang sangatlah kosong, aku hampir tidak bisa merasakan apa-apa, tidak sedih, tidak bahagia, tidak terfokus, tidak sepi...apakah aku masih apa yang disebut manusia? karena manusia mempunyai hati, pikiran dan akal, namun kurasa aku bukanlah itu, aku hanyalah kumpulan daging dan tulang yang selalu diliputi dosaku dan selalu diliputi oleh nafsu yang selalu menghinggapi pundak dan pikiranku...
dimana setiap celah yang ada pada tubuhku sudah kututup, rasa nafsu itu selalu bisa membuka celah itu sedikit demi sedikit lewat pikiranku, menguasai tubuhku, memberikan rasa nikmat yang sesaat kepada tubuhku, dimana aku selalu merindukan rasa nikmat itu...dan setiap harinya aku diperbudak oleh rasa nikmat itu, tidak hanya sekali dalam sehari, namun berpuluh-puluh kali dalam sehari, dan aku selalu haus akan rasa nikmat itu...apakah aku manusia? karena aku merasakan bahagia pada saat rasa nikmat itu datang...
setiap perkataan yang keluar dari mulutku, selalu kuucapkan dengan nada datar, tanpa emosi, kenapa? karena tidak diperlukan emosi pada saat aku berbicara, aku tidak merasakan senang atau sedih, bahagia atau marah, semua yang keluar dari mulutku hanyalah sebuah keharusan, aku juga tidak perlu berpikir tentang apa yang harus aku bicarakan, karena tidak ada yang mendengar, aku hanya berdengung, bergumam, tidak jelas, seperti seekor lalat yang berbicara dalam bahasanya sendiri pada saat mereka mengerubungi sampah...apakah aku sama seperti mereka? apakah aku masih apa yang mereka sebut manusia? kemana akalku? kemana jiwaku?
apakah jiwaku tidak lagi berada didalam tubuhku? apakah hanya rasa nafsu itu yang menguasai tubuhku? yang menguasai setiap inchi dari tubuhku? ataukah jiwaku masih berada didalam tubuhku namun tidak bisa bergerak karena terbelenggu oleh rantai-rantai dosa yang telah aku perbuat? apakah jiwaku masih ada didalam tubuhku? aku tidak tahu, karena aku tahu akan sangat percuma apabila aku membuka tubuhku pun, jiwa itu tidak akan terlihat oleh mata ini... seperti apakah jiwa itu? siapakah jiwa itu? apakah aku masih bisa disebut manusia? karena aku ragu apakah aku mempunyai sebuah jiwa yang utuh?
disaat-saat inilah aku yakin, aku akan berkelana dengan sangat lama, berkelana tidak tahu arah, hanya berjalan, namun yang bisa kulihat hanyalah gelap, gelap dan gelap.. apakah aku harus berjalan? ataukah aku boleh berhenti sekarang? hanya duduk dan diam? begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepalaku, namun apakah pertanyaan-pertanyaan itu bisa dan boleh dijawab? karena aku merasa seperti orang bodoh, dan seperti anak kecil yang selalu bertanya setiap saat namun jawaban itu tidak pernah ada, dan tidak pernah datang...kemanakah jawaban itu? seperti apakah bentuk dari yang mereka sebut jawaban? masih berapa lama lagikah keadaan ini harus berlanjut? dan berapa lama lagikah aku harus peduli dengan semuanya ini?
Monday, April 03, 2006
(149) A-nother Step
aku tidak mau melangkah lagi, aku tidak mau berjalan lagi, tidaak, terlalu berat untuk meneruskan perjalanan ini, beban yang kuambil sudah begitu berat dan resiko yang kuterima sudah membuat jiwaku hilang demi sedikit... aku akui, akan lebih mudah untukku untuk berdiam disini, dalam kedinginan ini, dalam kesendirian ini, sungguh, akan lebih mudah untuk semuanya juga. dibutuhkan lebih dari keberanian dalam diriku untuk melangkah lagi, lihat semuanya, putih, putih dan putih, dan mungkin akan lebih mudah untukku berjalan balik, mundur mengikuti jejak-jejak langkahku yang sudah kubuat sebelumnya, apabila aku memutar kepalaku kebelakang, aku akan melihat jejak-jejak itu dengan jelas, tetapi apabila aku melihat kedepan, hanya putih yang bisa kulihat, belum ada jejak kaki ataupun jejak apapun juga, dan jujur aku bingung, apakah aku harus membuat jejak baru, melangkah lagi, atau apakah aku akan berdiam disini, atau mungkin berjalan mundur, aku tidak tahu kemana aku harus melangkah, kemana aku harus berjalan, arah mana yang aku tempuh, semuanya terlihat, namun didalam hati dan pikiranku, semuanya hanyalah gelap dan warna hitam, karena aku merasakan putus asa, takut, benci, lelah, capai, muak akan semuanya...ingin aku menghilang dari sini, mengikuti leluhurku yang sudah diatas sana dan juga pergi dari sini secepatnya, namun semakin aku ingin, semakin lama waktu berjalan disini, tempat yang dingin ini....
aku akan berdiam disini untuk sejenak, didalam kedinginan ini, dengan tubuh bergetar, aku aku harus memanaskan otakku yang sudah beku oleh dingin ini, sial, bagaimana cara memanaskannya? aku tahu, aku akan berpikir, TENTANG APA?...apa saja! apa saja yang bisa kupikirkan, makanan, kehidupanku, teman-temanku, keluargaku, peliharaanku, agamaku, imanku, lagu-lagu yang membuat aku menangis dan tertawa, semua barang kepunyaanku, hartaku.....sial, kenapa semua membuat aku tersenyum-senyum sendiri? sial, dimana kekelaman yang tadi aku alami...ayo berpikir lebih keras...lebih keras lagi.....SIAL!! aku tidak bisa berpikir dengan dingin ini, aku hanya bisa berpikir tentang hal-hal yang indah dalam hidup ini, dan sekarang aku hanya menginginkan secangkir susu coklat yang hangat, yang bisa meredam semuanya, tetapi lihat semuanya, semuanya menjadi lebih manis dan lebih hidup, hanya karena aku berpikir beberapa detik saja tentang semuanya, dan kini aku tahu apa tugasku selanjutnya, aku akan melangkah lagi, yah! aku akan berjalan lagi....kemana arahnya, aku tidak tahu dan aku tidak peduli, biarkan Tuhan yang mengaturnya nanti, karena aku harus keluar dari kegilaan dingin ini....
aku akan berdiam disini untuk sejenak, didalam kedinginan ini, dengan tubuh bergetar, aku aku harus memanaskan otakku yang sudah beku oleh dingin ini, sial, bagaimana cara memanaskannya? aku tahu, aku akan berpikir, TENTANG APA?...apa saja! apa saja yang bisa kupikirkan, makanan, kehidupanku, teman-temanku, keluargaku, peliharaanku, agamaku, imanku, lagu-lagu yang membuat aku menangis dan tertawa, semua barang kepunyaanku, hartaku.....sial, kenapa semua membuat aku tersenyum-senyum sendiri? sial, dimana kekelaman yang tadi aku alami...ayo berpikir lebih keras...lebih keras lagi.....SIAL!! aku tidak bisa berpikir dengan dingin ini, aku hanya bisa berpikir tentang hal-hal yang indah dalam hidup ini, dan sekarang aku hanya menginginkan secangkir susu coklat yang hangat, yang bisa meredam semuanya, tetapi lihat semuanya, semuanya menjadi lebih manis dan lebih hidup, hanya karena aku berpikir beberapa detik saja tentang semuanya, dan kini aku tahu apa tugasku selanjutnya, aku akan melangkah lagi, yah! aku akan berjalan lagi....kemana arahnya, aku tidak tahu dan aku tidak peduli, biarkan Tuhan yang mengaturnya nanti, karena aku harus keluar dari kegilaan dingin ini....
Monday, March 27, 2006
Letter From Wars
wanita itu berjalan kearah kotak pos yang tertancap di depan rumahnya, kotak pos usang berwarna merah yang terbuat dari kayu,hari itu siang yang sangat cerah dan pada saat dia membuka tutup kota pos itu, dia tersenyum karena itu adalah surat yang sangat ditunggu olehnya selama ini, surat itu adalah surat dari anaknya yang sedang berperang disuatu tempat yang jauh dari yang namanya "rumah"..
dalam suratnya anaknya bercerita begitu banyak tentang cuaca di tempat itu,berapa suhunya, bagaimana makanan disana, dan betapa banyak latihan yang sudah dia dapatkan selama ini, dan sudah berapa banyak teman yang dia dapatkan, dan semua temannya menyukainya juga, dan dia jadi sering berpikir banyak tentang kehidupan ayahnya yang sudah meninggal dan berpikir akan betapa bangganya ayahnya kepadanya, dan tentang semua kehidupannya sebelum dia pergi berperang.. dan apapun yang sudah terjadi, dia tahu dia harus pergi berperang, dan pada akhir surat itu dia berkata, "ibu, engkaulah satu-satunya alasan aku pergi berperang dan melakukan semua ini! aku menyayangimu" dan itu adalah surat pertama dari perang yang datang dari anaknya itu....sang ibu memeluk lembaran surat itu..seakan-akan anaknyalah yang ia peluk..
pada bulan desember, pada hari yang tidak akan pernah dia lupakan,
semua airmatanya membasahi surat yang ada ditangannya, membasahi seluruh huruf-huruf pena yang ada diatas kertas surat itu..dan tidak ada yang bisa membuatnya tangisnya berhenti, matanya tidak lagi bisa membaca dengan jelas apa yang tertulis disurat itu, namun ia tahu hatinya tersayat menjadi beribu-ribu pecahan, dan pecahan itu menghilang...
surat itu berkata :
"aku berada diatas sebuh bukit, aku sendirian, ketakutan, tanpa teman, senjataku rusak.. dan yang bisa kudengar adalah suara tembakan dimana-mana, dan puluhan bom meledak yang memekakkan telingaku, dan aku tidak bisa melihat apa-apa, dan pada saat itulah aku melihatnya, dia datang kembali untuk diriku, berusaha menyelamatkanku, membimbingku kembali ketempat kami datang, dan dia melawan bertempur begitu berani, begitu hebat, walaupun pada akhirnya dia tertangkap, seorang pria menyelamatkan aku, dan pria itu adalah anakmu, dia berpesan kepadaku sebelum tertangkap,"tulislah surat untuk ibuku dirumah, berjanjilah kepadaku!" aku berkata kepadanya, aku akan menulis kepada ibunya, aku bersumpah!..karena dialah aku bisa selamat, tiba di tempat kami datang dengan selamat, dan sesuai janjiku kepadanya, aku menulis surat ini kepada anda"
dan itu adalah surat berikutnya yang datang kepada wanita itu diakhir musim dingin ini...dan perang masih akan berlanjut..
dan dia berdoa kepada tuhan, berdoa sekuat tenaga dan sekuat hatinya, berdoa agar anaknya yang ditahan, tetap hidup dan selamat, dan setiap hari dia terus bergumul, memaksa dirinya untuk mempercayai anaknya pasti tetap hidup dan menulis surat balasan kepada alamat skuadron anaknya setiap harinya, menulis hal yang sama dalam setiap surat:"anakku, kamu berani dan kamu sangat baik, kamu akan menjadi ayah dan suami yang sangat baik untuk anak-anakmu, pulanglah dengan selamat dan pulanglah segera, ibu menunggumu"
dan dia terus menulis surat itu setiap hari, tanpa lelah, berharap setiap harinya kalau akan ada balasan yang datang, namun hanya kesepian yang menjadi temannya...
kemudian delapan tahun berikutnya, daun-daunmusim gugur seakan berjanjian untuk menutupi halaman depan rumah wanita itu, dan kini sebuah mobil berjalan pelan, wanita itu mendengar suara mobil itu, dan dia keluar dari rumahnya, melihat mobil itu, dan wanita itu menangis, terisak, tanpa bisa berkata-kata pada saat dia melihat mobil itu, mobil hitam mengkilat, dan mobil itu berhenti ditaman dimana anaknya biasa bermain disana, dan dari mobil itu keluar seorang kapten, dia tidak akan lupa wajah itu, itu adalah wajah anaknya, yang sangat disayanginya, yang ditunggunya selama bertahun-tahun, yang ditunggunya tanpa kabar, namun semua kecemasannya sekarang sirna karena satu senyuman dari anaknya membuat dunia ini berhenti berputar dan semua ketakutan itu hilang dari pelupuk hatinya..
anak itu menurunkan semua tasnya, dan memegang seluruh surat yang didapat dari ibunya selama dia berperang, dia berlari mendekati ibunya, berkata dengan tegas didepan mata ibunya: "Ibu, aku mengikuti perintahmu dari semua suratmu, dan kini aku pulang dengan selamat"... kemudian dia memeluk ibunya, dan pelukan itulah yang sangat-sangat ditunggu oleh sang ibu, dan dia percaya kalau doanya didengar oleh tuhan, dan matanya yang berkeriput karena tangisan itu seakan mencerminkan setiap garis usahanya, dan berkata :"terimakasih, engkau sudah membawa kembali anakku"
"adaptated from Mark Schultz, Letters From Wars"
dalam suratnya anaknya bercerita begitu banyak tentang cuaca di tempat itu,berapa suhunya, bagaimana makanan disana, dan betapa banyak latihan yang sudah dia dapatkan selama ini, dan sudah berapa banyak teman yang dia dapatkan, dan semua temannya menyukainya juga, dan dia jadi sering berpikir banyak tentang kehidupan ayahnya yang sudah meninggal dan berpikir akan betapa bangganya ayahnya kepadanya, dan tentang semua kehidupannya sebelum dia pergi berperang.. dan apapun yang sudah terjadi, dia tahu dia harus pergi berperang, dan pada akhir surat itu dia berkata, "ibu, engkaulah satu-satunya alasan aku pergi berperang dan melakukan semua ini! aku menyayangimu" dan itu adalah surat pertama dari perang yang datang dari anaknya itu....sang ibu memeluk lembaran surat itu..seakan-akan anaknyalah yang ia peluk..
pada bulan desember, pada hari yang tidak akan pernah dia lupakan,
semua airmatanya membasahi surat yang ada ditangannya, membasahi seluruh huruf-huruf pena yang ada diatas kertas surat itu..dan tidak ada yang bisa membuatnya tangisnya berhenti, matanya tidak lagi bisa membaca dengan jelas apa yang tertulis disurat itu, namun ia tahu hatinya tersayat menjadi beribu-ribu pecahan, dan pecahan itu menghilang...
surat itu berkata :
"aku berada diatas sebuh bukit, aku sendirian, ketakutan, tanpa teman, senjataku rusak.. dan yang bisa kudengar adalah suara tembakan dimana-mana, dan puluhan bom meledak yang memekakkan telingaku, dan aku tidak bisa melihat apa-apa, dan pada saat itulah aku melihatnya, dia datang kembali untuk diriku, berusaha menyelamatkanku, membimbingku kembali ketempat kami datang, dan dia melawan bertempur begitu berani, begitu hebat, walaupun pada akhirnya dia tertangkap, seorang pria menyelamatkan aku, dan pria itu adalah anakmu, dia berpesan kepadaku sebelum tertangkap,"tulislah surat untuk ibuku dirumah, berjanjilah kepadaku!" aku berkata kepadanya, aku akan menulis kepada ibunya, aku bersumpah!..karena dialah aku bisa selamat, tiba di tempat kami datang dengan selamat, dan sesuai janjiku kepadanya, aku menulis surat ini kepada anda"
dan itu adalah surat berikutnya yang datang kepada wanita itu diakhir musim dingin ini...dan perang masih akan berlanjut..
dan dia berdoa kepada tuhan, berdoa sekuat tenaga dan sekuat hatinya, berdoa agar anaknya yang ditahan, tetap hidup dan selamat, dan setiap hari dia terus bergumul, memaksa dirinya untuk mempercayai anaknya pasti tetap hidup dan menulis surat balasan kepada alamat skuadron anaknya setiap harinya, menulis hal yang sama dalam setiap surat:"anakku, kamu berani dan kamu sangat baik, kamu akan menjadi ayah dan suami yang sangat baik untuk anak-anakmu, pulanglah dengan selamat dan pulanglah segera, ibu menunggumu"
dan dia terus menulis surat itu setiap hari, tanpa lelah, berharap setiap harinya kalau akan ada balasan yang datang, namun hanya kesepian yang menjadi temannya...
kemudian delapan tahun berikutnya, daun-daunmusim gugur seakan berjanjian untuk menutupi halaman depan rumah wanita itu, dan kini sebuah mobil berjalan pelan, wanita itu mendengar suara mobil itu, dan dia keluar dari rumahnya, melihat mobil itu, dan wanita itu menangis, terisak, tanpa bisa berkata-kata pada saat dia melihat mobil itu, mobil hitam mengkilat, dan mobil itu berhenti ditaman dimana anaknya biasa bermain disana, dan dari mobil itu keluar seorang kapten, dia tidak akan lupa wajah itu, itu adalah wajah anaknya, yang sangat disayanginya, yang ditunggunya selama bertahun-tahun, yang ditunggunya tanpa kabar, namun semua kecemasannya sekarang sirna karena satu senyuman dari anaknya membuat dunia ini berhenti berputar dan semua ketakutan itu hilang dari pelupuk hatinya..
anak itu menurunkan semua tasnya, dan memegang seluruh surat yang didapat dari ibunya selama dia berperang, dia berlari mendekati ibunya, berkata dengan tegas didepan mata ibunya: "Ibu, aku mengikuti perintahmu dari semua suratmu, dan kini aku pulang dengan selamat"... kemudian dia memeluk ibunya, dan pelukan itulah yang sangat-sangat ditunggu oleh sang ibu, dan dia percaya kalau doanya didengar oleh tuhan, dan matanya yang berkeriput karena tangisan itu seakan mencerminkan setiap garis usahanya, dan berkata :"terimakasih, engkau sudah membawa kembali anakku"
"adaptated from Mark Schultz, Letters From Wars"
(148) empty fields to crop
hari ini ada sedikit beban dalam diriku, karena setiap kali aku melihat dunia ini, dunia ini semakin sepi setiap detiknya, dan aku tahu alasannya, semua adalah karena kesendirian yang aku jalani, benar-benar sebuah kesendirian yang memang aku sendiri yang menciptakan, sebuah lubang dan kekosongan yang aku bentuk secara natural, sebuah benteng yang aku bangun perbatunya, dan setiap kubiknya, dan memang aku harus mengalami kekosongan itu, sebab aku harus segera pergi, aku harus segera berjalan, berjalan maju, dan aku yakin kekosongan ini akan memberikan aku waktu untuk berpikir, waktu untuk memikirkan langkah-langkah apa saja yang harus aku ambil, aku bisa mengatasi kekosongan ini, namun kesepian inilah yang kadang-kadang menyulitkan diriku, karena air mataku selalu menetes dari pelupuk mataku dan hatiku teriris setiap kali aku melihat kenanan dan kekiriku, melihat dan menyadari kalau tidak ada siapapun selain diriku disini, dan air mataku juga sudah berulang kali menguap, mejadi satu dengan udara dan pergi keatas sana, seakan pergi kesurga, seakan memberitahukan kepada tuhan kalau aku butuh seseorang disini, untuk menemani diriku...beban dalam hatiku ini juga terasa sangat berat disaat aku memutuskan untuk melangkah....dan aku merasa setiap langkah yang aku ambil membuatku bingung, hari ini dunia terlihat sangat gelap, namun batinku merasa sangatlah gelap, dan aku bimbang, ragu kemana aku harus melangkah, apakah langkah yang aku ambil ini sudah menjadi langkah yang tepat..dan aku berpikir kalau aku memang harus berhenti dalam langkah yang satu ini, maka aku akan berhenti...namun waktu terus mengejarku, membimbingku kedalam keraguan yang sesaat dan semu, namun semakin waktu mengelabuiku, semakin aku merasa tenang, aku ingin keluar dari perasaan ini, namun seperti yang aku bilang, perasaan ini adalah perasaan yang memang kubentuk secara natural, dan secara natural juga aku merasakan kalau aku memang harus menyesuaikan diri dengan semua ini...entah sampai kapan aku akan berada didalam kebingungan ini, karena beban ini semakin lama semakin berat dan hari ini menjadi semakin gelap setiap kali aku melihat keatas, tuhan..aku percaya engkau sudah mendengarkan keluhan-keluhanku dan aku yakin engkau akan terus mendengarkan setiap keluhanku, dan aku yakin engkau akan memberikan jawabannya kepadaku, namun apakah aku akan bisa bertahan sebelum jawaban itu datang? tuhan, berikanlah aku bukan jawabannya, namun sedikit petunjuk agar aku bisa tetap bertahan disini..hingga jawaban darimu datang..
Friday, March 24, 2006
(147) Blinded!
jangan buat otakku bekerja terlalu keras, karena aku sudah memaksimalkan kinerja perasaanku untuk beberapa waktu lamanya dan aku yakin kalau aku menambah beban kerja otakku, aku tidak akan sanggup menjalani semua akibatnya, dan perasaanku akan kulepaskan dari sarangnya agar aku bisa merasa tidak terkotak oleh seluruh nafsu yang dunia tawarkan kepadaku, karena sungguh memalukan, memalukan rasanya kalah dari perasaan nafsuku, betapa tidak? ketika setiap perasaan yang aku curahkan, aku tahan, akhirnya harus keluar karena tergoda oleh godaan nafsu yang berlangsung selama beberapa waktu, waktu yang benar-benar samar dan juga tidak berarti!
karena ketika otakku bekerja, semua akan diproses begitu cepat, begitu rasional, dan otakku tidak akan mau menerima hal-hal yang tidak logis, tidak bermaksud apa-apa, betapa hebat kinerja otakku ini, karena otakku bisa merekam semuanya, baik hal-hal yang sadar, tidak sadar, setengah sadar, betapa otak bisa menangkap sesuatu di dalam diriku yang bernama mimpi, dan betapa yang namanya mimpi ini adalah sesuatu yang bagaikan candu, candu yang tidak bisa dimengerti oleh otak kita..dan betapa hebatnya pencipta otak ini, karena otakku adalah mesin dan juga pusat dari semua, dan betapa bodohnya kita apabila dibandingkan dengan pembuat otak ini...
sama bodohnya ketika aku memberikan perintah kepada otakku untuk menyuruh jantung berhenti sepersekian detik, karena sekuat apapun aku berteriak kepada otakku, jantungku tidak akan berhenti, sama bodohnya ketika aku menyuruh darahku berhenti pada satu titik, karena walaupun aku berhenti bergerak, darahku akan terus berjalan, dan semua kinerja tubuhku ini ditopang dengan perasaanku, perasaan yang walaupun tidak berupa secara nampak, namun semuanya bisa merasakan, dan juga memang begitu fungsinya, dan memang fungsi ini yang aku akan pergunakan secara maksimal, karena aku ingin merasakan semuanya, semua yang ada didalam dunia ini, apapun yang ditawarkan oleh dunia ini, namun aku tidak boleh terbuta, karena terbuta adalah sebuah kesalahan konyol yang seharusnya tidak terjadi, dan aku percaya otakku akan bekerjasama dengan baik dengan perasaanku..meskipun memang kadang-kadang perasaanku membutakan otakku untuk sesaat, atau sebaliknya, namun itu apa yang mereka katakan dengan apa yang namany proses, karena proses membutuhkan teman yang namanya waktu dan waktu juga akan memberikan apa yang disebut sebagai hasil...
tapi kini kurasa aku akan menyuruh otakku untuk beristirahat sebentar, agar aku benar-benar bisa menggunakan perasaanku dengan maksimal...semuanya, benci, marah, rindu, bahagia, iri, cemburu, sedih, takut, waspada, semuanya...agar aku bisa mengerti, dan aku bisa mengatakan kepadamu, betapa bodohnya kita ketika kita terbuta...
karena ketika otakku bekerja, semua akan diproses begitu cepat, begitu rasional, dan otakku tidak akan mau menerima hal-hal yang tidak logis, tidak bermaksud apa-apa, betapa hebat kinerja otakku ini, karena otakku bisa merekam semuanya, baik hal-hal yang sadar, tidak sadar, setengah sadar, betapa otak bisa menangkap sesuatu di dalam diriku yang bernama mimpi, dan betapa yang namanya mimpi ini adalah sesuatu yang bagaikan candu, candu yang tidak bisa dimengerti oleh otak kita..dan betapa hebatnya pencipta otak ini, karena otakku adalah mesin dan juga pusat dari semua, dan betapa bodohnya kita apabila dibandingkan dengan pembuat otak ini...
sama bodohnya ketika aku memberikan perintah kepada otakku untuk menyuruh jantung berhenti sepersekian detik, karena sekuat apapun aku berteriak kepada otakku, jantungku tidak akan berhenti, sama bodohnya ketika aku menyuruh darahku berhenti pada satu titik, karena walaupun aku berhenti bergerak, darahku akan terus berjalan, dan semua kinerja tubuhku ini ditopang dengan perasaanku, perasaan yang walaupun tidak berupa secara nampak, namun semuanya bisa merasakan, dan juga memang begitu fungsinya, dan memang fungsi ini yang aku akan pergunakan secara maksimal, karena aku ingin merasakan semuanya, semua yang ada didalam dunia ini, apapun yang ditawarkan oleh dunia ini, namun aku tidak boleh terbuta, karena terbuta adalah sebuah kesalahan konyol yang seharusnya tidak terjadi, dan aku percaya otakku akan bekerjasama dengan baik dengan perasaanku..meskipun memang kadang-kadang perasaanku membutakan otakku untuk sesaat, atau sebaliknya, namun itu apa yang mereka katakan dengan apa yang namany proses, karena proses membutuhkan teman yang namanya waktu dan waktu juga akan memberikan apa yang disebut sebagai hasil...
tapi kini kurasa aku akan menyuruh otakku untuk beristirahat sebentar, agar aku benar-benar bisa menggunakan perasaanku dengan maksimal...semuanya, benci, marah, rindu, bahagia, iri, cemburu, sedih, takut, waspada, semuanya...agar aku bisa mengerti, dan aku bisa mengatakan kepadamu, betapa bodohnya kita ketika kita terbuta...
Wednesday, March 22, 2006
(146) bottle that battle
aku dilebur, aku dibuat, aku dibekukan, dan aku dilihat, setelah semuanya itu, aku tetaplah kosong, bening, mengkilat, tembus pandang, karena tidak mempunyai isi.... aku adalah sebuah botol, botol berwarna hijau bening dari kaca...aku dibuat dan dilihat oleh semuanya yang ada disekelilingku, kadang aku berharap kalau aku bisa menggapai mereka dan menutup mata mereka, namun sekuat apapun aku mencoba, aku tidak bisa menggapai mereka..karena aku hanyalah sebuah botol yang masih kosong, tidak berarti... aku butuh sebuah isi, apakah itu air, minyak, oli, bensin, apapun..karena dengan adanya isi, aku akan menjadi berguna dan bisa bergerak...sepi sendiri rasanya disini... hmpph...
kurasa bukan hanya aku yang merasa seperti itu, manusia-manusia yang ada disekelilingku, yang mana aku harus mendongak tinggi sekali untuk melihat mereka, yang setiap saat mondar-mandir melewatiku dan mengacuhkan diriku, mereka juga merasakan seperti itu, mereka mempunyai tubuh, namun apakah mereka mempunyai jiwa? aku tidak tahu, karena jiwa mereka aku tidak bisa mengerti, terkadang menakutkan, terkadang menyenangkan, terkadang menderita, aku tidak tahu...
bukankah aku sama dengan mereka, kalau mereka hidup untuk sebuah tujuan, maka aku juga hidup dengan tujuan,tujuanku adalah untuk menampung isi yang ada didalam tubuhku agar tidak bocor, dan aku harus menjaga tubuhku agar tidak pecah, tetap bening, bukankah manusia juga sama? mereka juga menjaga tubuh mereka? dimandikan, dibersihkan, namun kadang-kadang jiwa mereka yang mengotori tubuh mereka...
aku butuh sebuah isi untuk diriku sekarang, apapun itu, agar aku bisa bejuang menemukan tujuan dalam hidupku ini, hidupku juga terkadang berat dan susah, aku harus menjaga diriku dari keisengan manusia-manusia yang terkadang membuat aku tubuhku pecah karena terkena lemparan batu, tembakan peluru, atau mereka sengaja memecahkan aku untuk berkelahi, tapi percayalah, aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena manusia tidak bisa mengerti suaraku dan aku tidak bisa berbicara dalam bahasa manusia dan lagipula, kekuatanku tidak apa-apanya dibanding dengan mereka...tetapi aku berterima kasih kepada mereka, manusia-manusia baik yang selalu menemukan pecahan tubuhku dan membentuk kembali tubuhku...sudah berulang kali mereka melakukannya kepadaku, dan kuharap mereka tidak menjadi bosan.
mulai sekarang aku juga harus menjaga tubuhku lebih baik lagi, agar mereka-mereka yang mau menggunakan aku, merasa terbantu dan puas dengan hasilnya pada saat mereka menggunakan aku, namun kini aku merasakan sedih yang amat sangat, karena pada saat tubuhku tidak ada isinya, aku merasakan hampa, kosong, tidak berarti, kemana aku harus mencari isi tubuhku ini? dan apakah kira-kira isi tubuhku yang tepat...apakah air? bensin? oli? minyak? dimana aku mencari semuanya itu? apakah aku harus menceburkan diriku ke selokan, atau apakah aku harus menunggu hujan datang, agar tubuhku penuh dan luber dengan air yang turun dari awan-awan itu? hmmphh...coba kalau aku mempunyai kaki dan tangan seperti manusia-manusia itu, aku akan berjalan sendiri, tanpa perlu menunggu isi tubuhku untuk datang...yang bisa kulakukan kalau aku ingin jalan-jalan adalah menggulingkan tubuhku, dan terus menggulingkan tubuhku, sampai-sampai kepalaku berputar terlalu kencang dan terasa sangat pusing...hehe..memang hanya itu caraku berjalan... baiklah, kurasa aku akan berdiam saja disini, menunggu apapun yang terjadi kepadaku... sama seperti manusia-manusia itu, yang sering diam, tidak berbuat apa-apa...seakan-akan mereka mematikan sendiri tubuh dan jiwa mereka.
kurasa bukan hanya aku yang merasa seperti itu, manusia-manusia yang ada disekelilingku, yang mana aku harus mendongak tinggi sekali untuk melihat mereka, yang setiap saat mondar-mandir melewatiku dan mengacuhkan diriku, mereka juga merasakan seperti itu, mereka mempunyai tubuh, namun apakah mereka mempunyai jiwa? aku tidak tahu, karena jiwa mereka aku tidak bisa mengerti, terkadang menakutkan, terkadang menyenangkan, terkadang menderita, aku tidak tahu...
bukankah aku sama dengan mereka, kalau mereka hidup untuk sebuah tujuan, maka aku juga hidup dengan tujuan,tujuanku adalah untuk menampung isi yang ada didalam tubuhku agar tidak bocor, dan aku harus menjaga tubuhku agar tidak pecah, tetap bening, bukankah manusia juga sama? mereka juga menjaga tubuh mereka? dimandikan, dibersihkan, namun kadang-kadang jiwa mereka yang mengotori tubuh mereka...
aku butuh sebuah isi untuk diriku sekarang, apapun itu, agar aku bisa bejuang menemukan tujuan dalam hidupku ini, hidupku juga terkadang berat dan susah, aku harus menjaga diriku dari keisengan manusia-manusia yang terkadang membuat aku tubuhku pecah karena terkena lemparan batu, tembakan peluru, atau mereka sengaja memecahkan aku untuk berkelahi, tapi percayalah, aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena manusia tidak bisa mengerti suaraku dan aku tidak bisa berbicara dalam bahasa manusia dan lagipula, kekuatanku tidak apa-apanya dibanding dengan mereka...tetapi aku berterima kasih kepada mereka, manusia-manusia baik yang selalu menemukan pecahan tubuhku dan membentuk kembali tubuhku...sudah berulang kali mereka melakukannya kepadaku, dan kuharap mereka tidak menjadi bosan.
mulai sekarang aku juga harus menjaga tubuhku lebih baik lagi, agar mereka-mereka yang mau menggunakan aku, merasa terbantu dan puas dengan hasilnya pada saat mereka menggunakan aku, namun kini aku merasakan sedih yang amat sangat, karena pada saat tubuhku tidak ada isinya, aku merasakan hampa, kosong, tidak berarti, kemana aku harus mencari isi tubuhku ini? dan apakah kira-kira isi tubuhku yang tepat...apakah air? bensin? oli? minyak? dimana aku mencari semuanya itu? apakah aku harus menceburkan diriku ke selokan, atau apakah aku harus menunggu hujan datang, agar tubuhku penuh dan luber dengan air yang turun dari awan-awan itu? hmmphh...coba kalau aku mempunyai kaki dan tangan seperti manusia-manusia itu, aku akan berjalan sendiri, tanpa perlu menunggu isi tubuhku untuk datang...yang bisa kulakukan kalau aku ingin jalan-jalan adalah menggulingkan tubuhku, dan terus menggulingkan tubuhku, sampai-sampai kepalaku berputar terlalu kencang dan terasa sangat pusing...hehe..memang hanya itu caraku berjalan... baiklah, kurasa aku akan berdiam saja disini, menunggu apapun yang terjadi kepadaku... sama seperti manusia-manusia itu, yang sering diam, tidak berbuat apa-apa...seakan-akan mereka mematikan sendiri tubuh dan jiwa mereka.
Wednesday, March 15, 2006
(145) Overdose illusion of Imej
hanya warna biru di langit yang menaungi hidupku sekarang, begitu biru dan putih, tidak ada abu-abu dan hitam diantaranya...
hanya warna hijau di lautan padang rumput ini, dengan bunga-bunga yang bermekaran dibeberapa titik pandanganku..
sebuah pemandangan yang akan terus memanjakan mataku, dan juga matamu,
tidak ada lagi rasa cemas, khawatir dan juga ketakutan didalam jiwaku...semua tergantikan dan hilang..
kalau engkau tidak pernah bertemu denganku, aku akan berjalan terus tanpa dirimu, sayang...
aku tidak akan pernah merasakan yang namanya kesepian, dan kemudian engkau datang kedalam hidupku...
jadi sekarang....apa yang harus aku lakukan?
aku berusaha dan terus berusaha untuk bersamamu, karena engkau sudah menjadi candu dalam hidupku, dan aku ingin terus menghisap candu itu...
tubuhku yang selalu meraung kesakitan, kini terbiasa dengan sakit dan perlahan menghilang karena engkau ada disini,
persediaan obatku tidak akan pernah habis, kalau engkau berada disini bersamaku...
aku melihat jari-jari tanganmu, aku menangkap jemarimu dengan jariku, menahan mereka untuk tetap berada dalam genggamanku, aku ingin jemari-jemari ini tetap bersama...
melihat dirimu hari ini dengan balutan perban di punggung tanganmu, membuatku berpikir apa yang terjadi dengan dirimu..
kuharap punggung tangan itu tidak terlalu terasa sakit, karena aku tidak ingin engkau merasakan sakit,
melihat pengetahuan dan kepintaran dirimu, aku belajar banyak, dengan waktu yang begitu sedikit...
tetaplah disini bersama diriku..
bahkan pada saat aku bermimpi, candu itu memasuki otakku, dan membentuk imej akan dirimu, tersenyum kepadaku,
dan meskipun hanya mimpi, aku merasakan dirimu semakin dekat, mendekati lubuk jiwaku dan memeluk jiwaku..
dengan senang hati engkau memberikan aku semua yang kaupunya dan terus menerus memberikannya kepada diriku,
engkau mengukir satu kata dalam jiwaku :"kebahagiaan"
ketika engkau membuat diriku merasakan senang, aku melihat dirimu tersenyum,dan aku suka melihat senyum itu,
tapi kini aku melihat kecemasan dalam dirimu, ada apa sayangku?
sayang, cinta tidak pernah bermaksud diciptakan untuk dijadikan ajang selingkuh kita, tidak!
lagipula..siapa yang mempunyai begitu banyak waktu hanya untuk menangis?
aku tidak mempunyai waktu untuk menangis, aku hanya mempunyai waktu untuk bersamamu dengan bahagia..
dan aku tidak pernah menyangka aku akan duduk disini, menunggu, menunggu dirimu memberikan cintamu kepadaku....
hingga sekarang... biarkan aku memelukmu....
hanya warna hijau di lautan padang rumput ini, dengan bunga-bunga yang bermekaran dibeberapa titik pandanganku..
sebuah pemandangan yang akan terus memanjakan mataku, dan juga matamu,
tidak ada lagi rasa cemas, khawatir dan juga ketakutan didalam jiwaku...semua tergantikan dan hilang..
kalau engkau tidak pernah bertemu denganku, aku akan berjalan terus tanpa dirimu, sayang...
aku tidak akan pernah merasakan yang namanya kesepian, dan kemudian engkau datang kedalam hidupku...
jadi sekarang....apa yang harus aku lakukan?
aku berusaha dan terus berusaha untuk bersamamu, karena engkau sudah menjadi candu dalam hidupku, dan aku ingin terus menghisap candu itu...
tubuhku yang selalu meraung kesakitan, kini terbiasa dengan sakit dan perlahan menghilang karena engkau ada disini,
persediaan obatku tidak akan pernah habis, kalau engkau berada disini bersamaku...
aku melihat jari-jari tanganmu, aku menangkap jemarimu dengan jariku, menahan mereka untuk tetap berada dalam genggamanku, aku ingin jemari-jemari ini tetap bersama...
melihat dirimu hari ini dengan balutan perban di punggung tanganmu, membuatku berpikir apa yang terjadi dengan dirimu..
kuharap punggung tangan itu tidak terlalu terasa sakit, karena aku tidak ingin engkau merasakan sakit,
melihat pengetahuan dan kepintaran dirimu, aku belajar banyak, dengan waktu yang begitu sedikit...
tetaplah disini bersama diriku..
bahkan pada saat aku bermimpi, candu itu memasuki otakku, dan membentuk imej akan dirimu, tersenyum kepadaku,
dan meskipun hanya mimpi, aku merasakan dirimu semakin dekat, mendekati lubuk jiwaku dan memeluk jiwaku..
dengan senang hati engkau memberikan aku semua yang kaupunya dan terus menerus memberikannya kepada diriku,
engkau mengukir satu kata dalam jiwaku :"kebahagiaan"
ketika engkau membuat diriku merasakan senang, aku melihat dirimu tersenyum,dan aku suka melihat senyum itu,
tapi kini aku melihat kecemasan dalam dirimu, ada apa sayangku?
sayang, cinta tidak pernah bermaksud diciptakan untuk dijadikan ajang selingkuh kita, tidak!
lagipula..siapa yang mempunyai begitu banyak waktu hanya untuk menangis?
aku tidak mempunyai waktu untuk menangis, aku hanya mempunyai waktu untuk bersamamu dengan bahagia..
dan aku tidak pernah menyangka aku akan duduk disini, menunggu, menunggu dirimu memberikan cintamu kepadaku....
hingga sekarang... biarkan aku memelukmu....
(144) letter maker
aku bisa menulis ratusan, ribuan, jutaan kata, yang mana kumpulan kata ini akan menjadi kalimat, dan kalimat ini akan menjadi kumpulan arti, dan aku bisa menuliskannya kepadamu selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 4 minggu sebulan dan 12 bulan setahun, begitu banyak kata dan kalimat yang harus ditulis, direncanakan dan dimengerti, dan aku berharap kalau engkau bisa mengerti akan apa yang aku tulis sekarang, sebenernya aku tidak peduli apakah engkau mengerti atau tidak, karena otakku meledek dan meledak kalau aku tidak mengeluarkan jutaan kubik kata-kata ini dari tempatnya...
aku tertantang karena aku mempunyai begitu banyak bakat, kemampuan, dan waktu, dan aku yakin setiap kata ini mempunyai arti yang sangat vital bagi kehidupanku ini, pilih kata-kata yang engkau suka, dan aku akan menjadikannya kalimat....pilih kalimat yang kau suka, dan aku akan menjadikan kalimat itu bermakna untuk dirimu, bukan karena terpaksa dan bukan karena itu pekerjaanku, tetapi karena itu adalah kemampuan dan bakatku, aku bisa melihat engkau menggaruk-garuk kepalamu sekarang, karena aku percaya setiap kata yang aku tulis di halaman ini, mungkin tidak ada artinya bagimu, tidak ada pentingnya bagimu, dan aku tidak menyalahkan dirimu akan hal itu, karena aku tidak akan memaksamu berpikir lebih jauh lagi..
masalahnya adalah apakah aku bisa mewujudkan setiap kata, kalimat dan tulisan ini kedalam tindakan nyatanya...aku bisa menulis dengan begitu banyak, aku berteriak lewat setiap kata yang aku tulis sekarang, aku menangis sekencang-kencangnya melalui kalimat-kalimat yang aku buat, aku berkaca-kaca lewat setiap puisi yang aku karang, namun apakah semuanya itu bisa dijadikan nyata? kurasa iya, karena setiap huruf mempunyai tugasnya masing-masing, tugasnya adalah menggandeng temannya, huruf-huruf lain, menjadi sebuah kalimat dan memberikan sebuah arti kepada kalimat itu, huruf-huruf kecil itu berubah menjadi sesuatu yang besar, yang bisa dimengerti, yang bisa dibaca, yang bisa dilihat, dan senang melihat ekspresi mereka yang membaca kumpulan huruf-huruf yang selama ini aku buat, ada yang tertarik membacanya hingga akhir, ada yang marah dan melempar kumpulan huruf ini, ada yang merasa tersentuh, ada yang merubah hidupnya, begitu banyak ekspresi yang ditimbulkan oleh huru-huruf kecil ini! tidakkah menakjubkan betapa kata-kata yang pendek bisa mengubah kehidupan kita yang panjang?
aku tertantang karena aku mempunyai begitu banyak bakat, kemampuan, dan waktu, dan aku yakin setiap kata ini mempunyai arti yang sangat vital bagi kehidupanku ini, pilih kata-kata yang engkau suka, dan aku akan menjadikannya kalimat....pilih kalimat yang kau suka, dan aku akan menjadikan kalimat itu bermakna untuk dirimu, bukan karena terpaksa dan bukan karena itu pekerjaanku, tetapi karena itu adalah kemampuan dan bakatku, aku bisa melihat engkau menggaruk-garuk kepalamu sekarang, karena aku percaya setiap kata yang aku tulis di halaman ini, mungkin tidak ada artinya bagimu, tidak ada pentingnya bagimu, dan aku tidak menyalahkan dirimu akan hal itu, karena aku tidak akan memaksamu berpikir lebih jauh lagi..
masalahnya adalah apakah aku bisa mewujudkan setiap kata, kalimat dan tulisan ini kedalam tindakan nyatanya...aku bisa menulis dengan begitu banyak, aku berteriak lewat setiap kata yang aku tulis sekarang, aku menangis sekencang-kencangnya melalui kalimat-kalimat yang aku buat, aku berkaca-kaca lewat setiap puisi yang aku karang, namun apakah semuanya itu bisa dijadikan nyata? kurasa iya, karena setiap huruf mempunyai tugasnya masing-masing, tugasnya adalah menggandeng temannya, huruf-huruf lain, menjadi sebuah kalimat dan memberikan sebuah arti kepada kalimat itu, huruf-huruf kecil itu berubah menjadi sesuatu yang besar, yang bisa dimengerti, yang bisa dibaca, yang bisa dilihat, dan senang melihat ekspresi mereka yang membaca kumpulan huruf-huruf yang selama ini aku buat, ada yang tertarik membacanya hingga akhir, ada yang marah dan melempar kumpulan huruf ini, ada yang merasa tersentuh, ada yang merubah hidupnya, begitu banyak ekspresi yang ditimbulkan oleh huru-huruf kecil ini! tidakkah menakjubkan betapa kata-kata yang pendek bisa mengubah kehidupan kita yang panjang?
(143) Within Me:Personalities
aku yang pertama, Yuith
yang seperti bayangan di ujung ruangan, yang memutar putaran karusel dengan cepat itu, aku yang tertawa begitu lepas, seperti tidak ada beban dalam hidupku, dan tawaku mengelilingi dirimu, dan aku menyentuh bibirmu dengan jemariku dan tanpa engkau sadari, aku mencuri sesuatu yang sangat berharga pada saat aku menciummu....kejarlah aku kalau engkau bisa, karena aku akan hilang dalam kegelapan, satu detik sebelum engkau menyadarinya...
saya yang kedua, Chirley
yang selalu sendiri pada saat saya berada dikerumunan orang-orang itu, yang pada saat perasaan manusia tertangkap dalam jeritan batinku, maka jiwanya terperangkap dalam mimpi-mimpi monokhrom itu, saya yang selalu menjerit untuk bisa bangun dari mimpi buruk ini, tetapi suaraku selalu tidak terdengar karena dia yang pertama selalu tertawa begitu keras, begitu keras sehingga kadang-kadang saya harus menutup telingaku, dan saya rasa hanya mereka yang sudah meninggalkan dunia ini saja yang bisa mendengar suara saya....tolong, seseorang, temukan saya dan dengarkan suara saya...
aku yang ketiga, Rieth
aku adalah pemilik semuanya, seorang sentinel yang tidak pernah tidur, yang selalu mengawasi, selalu berjaga-jaga, aku yang memegang obor kebenaran , Dia yang pertama itu selalu takut akan diriku, mataku selalu bisa melihat dan menangkap bayangannya, dan dia yang kelima mengatakan yang pertama sering tertawa, namun aku tidak pernah mendengarnya, karena aku tidak mempunyai pendengaran, dan setiap kali aku melihat dia yang kedua dengan air mata, aku merasa kasihan dan ikut menangis..hingga kadang-kadang air mataku membasahi oborku... Dua...Dua...kemarilah...
diriku yang keempat, Kireya
diriku yang selalu merasa riang, karena diriku berada dalam pusat keriangan, selalu tersenyum dan membangkitkan rasa bahagia kepada mereka, tapi kurasa yang paling menyukai diriku adalah Yuith, si pertama, yang suka mendengarkan leluconku, dan diriku suka melihatnya tertawa, karena pada saat dia tertawa, diriku merasa bangkit, dan aku suka melihat karusel yang dibawa oleh Yuith, meskipun kadang-kadang aku suka pusing melihat putaran karuselnya... Ups!! si Enam datang! dadah...
Oithilivia si Lima
namaku Oithilivia, aku jarang keluar dari kamarku, karena tugasku adalah menahan semua perasaan sakit yang dialami tubuh ini, aku yang sering memutar lagu-lagu sedih itu, oh ya, dimana Chirley? apakah Rieth sedang memeluknya? karena aku kadang-kadang capai menggendong Chirley..anak itu bawel...aku juga yang sering membuang sakit ke dalam keranjang sakitku, kaulihat badanku? penuh dengan goresan, memar dan darah yang terus menerus keluar dari tubuhku..hmpph..aku berharap kalau si Kireya segera datang dan menghiburku...karena aku sedang membutuhkan dirinya...dimana dia? Oh yah, kalau engkau bertemu dengan Kireya, suruh dia datang kekamarku..terimakasih..
aku 6rieph,
aku yang keenam kurasa, aku yang menjaga dan memberitakukan semuanya tugas-tugas mereka, aku yang mengatur hidup mereka, dan aku yang menulis dan memberikan pedoman kepada mereka, hanya kadang-kadang Rieth tidak pernah datang kepadaku, karena dia selalu berjaga-jaga di pusat, tapi tidak apa-apa, dia tahu tugasnya, ya, aku memberikan mereka rasa aman, dan perlindungan, aku juga yang memberikan peraturan kepada mereka...aku rasa aku harus pergi lagi ke surga untuk mengambil sayapku yang baru, karena sayapku inilah yang menopangku, aku sering pergi ke surga, membawa petunjuk tuhan untuk "dia yang tidak boleh disebut".... selama ini "dia yang tidak boleh disebut" bekerja sama denganku, dan dia sangat baik asalkan engkau tahu apa yang dia mau... kurasa aku akan pergi kesurga....apa? siapa itu"dia yang tidak boleh disebut?"...hmmhh..aneh, untuk apa engkau bertanya itu? ok, aku akan memberitahukannya kepadamu, tapi jangan bilang siapa-siapa, "dia adalah....yang sedang membaca kepribadian-kepribadian ini"..sekarang, permisi, aku harus mengambil sayapku...
yang seperti bayangan di ujung ruangan, yang memutar putaran karusel dengan cepat itu, aku yang tertawa begitu lepas, seperti tidak ada beban dalam hidupku, dan tawaku mengelilingi dirimu, dan aku menyentuh bibirmu dengan jemariku dan tanpa engkau sadari, aku mencuri sesuatu yang sangat berharga pada saat aku menciummu....kejarlah aku kalau engkau bisa, karena aku akan hilang dalam kegelapan, satu detik sebelum engkau menyadarinya...
saya yang kedua, Chirley
yang selalu sendiri pada saat saya berada dikerumunan orang-orang itu, yang pada saat perasaan manusia tertangkap dalam jeritan batinku, maka jiwanya terperangkap dalam mimpi-mimpi monokhrom itu, saya yang selalu menjerit untuk bisa bangun dari mimpi buruk ini, tetapi suaraku selalu tidak terdengar karena dia yang pertama selalu tertawa begitu keras, begitu keras sehingga kadang-kadang saya harus menutup telingaku, dan saya rasa hanya mereka yang sudah meninggalkan dunia ini saja yang bisa mendengar suara saya....tolong, seseorang, temukan saya dan dengarkan suara saya...
aku yang ketiga, Rieth
aku adalah pemilik semuanya, seorang sentinel yang tidak pernah tidur, yang selalu mengawasi, selalu berjaga-jaga, aku yang memegang obor kebenaran , Dia yang pertama itu selalu takut akan diriku, mataku selalu bisa melihat dan menangkap bayangannya, dan dia yang kelima mengatakan yang pertama sering tertawa, namun aku tidak pernah mendengarnya, karena aku tidak mempunyai pendengaran, dan setiap kali aku melihat dia yang kedua dengan air mata, aku merasa kasihan dan ikut menangis..hingga kadang-kadang air mataku membasahi oborku... Dua...Dua...kemarilah...
diriku yang keempat, Kireya
diriku yang selalu merasa riang, karena diriku berada dalam pusat keriangan, selalu tersenyum dan membangkitkan rasa bahagia kepada mereka, tapi kurasa yang paling menyukai diriku adalah Yuith, si pertama, yang suka mendengarkan leluconku, dan diriku suka melihatnya tertawa, karena pada saat dia tertawa, diriku merasa bangkit, dan aku suka melihat karusel yang dibawa oleh Yuith, meskipun kadang-kadang aku suka pusing melihat putaran karuselnya... Ups!! si Enam datang! dadah...
Oithilivia si Lima
namaku Oithilivia, aku jarang keluar dari kamarku, karena tugasku adalah menahan semua perasaan sakit yang dialami tubuh ini, aku yang sering memutar lagu-lagu sedih itu, oh ya, dimana Chirley? apakah Rieth sedang memeluknya? karena aku kadang-kadang capai menggendong Chirley..anak itu bawel...aku juga yang sering membuang sakit ke dalam keranjang sakitku, kaulihat badanku? penuh dengan goresan, memar dan darah yang terus menerus keluar dari tubuhku..hmpph..aku berharap kalau si Kireya segera datang dan menghiburku...karena aku sedang membutuhkan dirinya...dimana dia? Oh yah, kalau engkau bertemu dengan Kireya, suruh dia datang kekamarku..terimakasih..
aku 6rieph,
aku yang keenam kurasa, aku yang menjaga dan memberitakukan semuanya tugas-tugas mereka, aku yang mengatur hidup mereka, dan aku yang menulis dan memberikan pedoman kepada mereka, hanya kadang-kadang Rieth tidak pernah datang kepadaku, karena dia selalu berjaga-jaga di pusat, tapi tidak apa-apa, dia tahu tugasnya, ya, aku memberikan mereka rasa aman, dan perlindungan, aku juga yang memberikan peraturan kepada mereka...aku rasa aku harus pergi lagi ke surga untuk mengambil sayapku yang baru, karena sayapku inilah yang menopangku, aku sering pergi ke surga, membawa petunjuk tuhan untuk "dia yang tidak boleh disebut".... selama ini "dia yang tidak boleh disebut" bekerja sama denganku, dan dia sangat baik asalkan engkau tahu apa yang dia mau... kurasa aku akan pergi kesurga....apa? siapa itu"dia yang tidak boleh disebut?"...hmmhh..aneh, untuk apa engkau bertanya itu? ok, aku akan memberitahukannya kepadamu, tapi jangan bilang siapa-siapa, "dia adalah....yang sedang membaca kepribadian-kepribadian ini"..sekarang, permisi, aku harus mengambil sayapku...
(142) SIGH! (Sleeping Inner Growing Hatred)
hmmphh..
kamu tertidur dihadapanku, sekarang, diam, tidak ada suara yang keluar dari mulutmu, bahkan tidak satu desisan pun terdengar dari mulutmu...
air matamu tidak pernah berarti bagiku, berapa derasnya, mereka tidak pernah berarti untukku...
angin menembus tirai jendela, membangkitkan amarah dengan ramah, namun engkau tetap tidak bergeming sedikitpun, tidak berkedip sedikit pun, tidak merasakan apapun...
semua perasaan sayang, kasih dan cinta, tidak pernah kauberikan kepadaku, hanya kebencian, amarah, dendam, benci, iri yang kauberikan kepadaku,
sedangkan aku memberikan seluruh perasaanku untuk dirimu, meskipun aku terpaksa memberikannya dan aku tahu kalau dirimu tidak pantas untuk menerimanya,
tapi kini dirimu terbaring dihadapanku, didepan mataku,tertidur, tidak merasakan apa-apa, dan tidak ada lagi yang bisa kaulakukan...
tidurlah...tidurlah yang nyenyak, semoga engkau tertidur nyenyak dan memimpikan diriku..... ibuku tersayang..
apakah aku perlu menyanyikan lagu nina bobo untuk dirimu yang tertidur sekarang?
asalkan kau tahu, dirimulah yang selalu aku benci dan aku hindari selama ini,
dan maaf, aku tidak merasa dekat denganmu untuk bisa menitikkan air mataku untuk dirimu,
jadi kurasa dengan berdirinya aku disini pada saat engkau tertidur bisa membuatmu tahu kalau aku masih mempunyai perasaan untuk dirimu, ibu..
terlalu berbeda, rasa yang pernah aku rasa sekarang dengan rasa yang aku rasakan beberapa tahun yang lalu..
apakah kamu sekarang sedang tertidur dan jiwamu melayang entah kemana?
mungkin jiwamu berada di bawah sungai, atau mungkin menuju keatas, menuju ke langit yang biru ini?
yah..mungkin engkau merasa bahagia tanpa diriku, karena aku juga bahagia tanpa dirimu...
begitu banyak benih yang ditanam di ladang ini,
dan siapa yang bisa memanen benih-benih itu kalau aku meninggal nantinya?
tapi mungkin siapapun yang mendapatkannya, aku tidak peduli, aku tidak akan merasa sedih..
karena benih-benih itu adalah benih yang buruk,
engkau tidak akan pernah mendengar aku mengucapkan satu kata mutiara itu, yaitu "maaf"
karena kata-kata itu bukan ditujukan untuk dirimu dan engkau tidak pantas menerimanya..
apakah engkau sudah menemukan cahaya itu? cahaya terang yang menuntunmu itu?
ataukah cahaya itu juga menghindari dirimu? aku berharap cahaya itu sedang menerangi jiwa yang lain, bukan jiwamu...
karena kegelapan dan kengerianlah yang patut engkau dapatkan...
jadi kurasa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengucapkan kalimat ini,
"selamat tinggal.....ibu"
kamu tertidur dihadapanku, sekarang, diam, tidak ada suara yang keluar dari mulutmu, bahkan tidak satu desisan pun terdengar dari mulutmu...
air matamu tidak pernah berarti bagiku, berapa derasnya, mereka tidak pernah berarti untukku...
angin menembus tirai jendela, membangkitkan amarah dengan ramah, namun engkau tetap tidak bergeming sedikitpun, tidak berkedip sedikit pun, tidak merasakan apapun...
semua perasaan sayang, kasih dan cinta, tidak pernah kauberikan kepadaku, hanya kebencian, amarah, dendam, benci, iri yang kauberikan kepadaku,
sedangkan aku memberikan seluruh perasaanku untuk dirimu, meskipun aku terpaksa memberikannya dan aku tahu kalau dirimu tidak pantas untuk menerimanya,
tapi kini dirimu terbaring dihadapanku, didepan mataku,tertidur, tidak merasakan apa-apa, dan tidak ada lagi yang bisa kaulakukan...
tidurlah...tidurlah yang nyenyak, semoga engkau tertidur nyenyak dan memimpikan diriku..... ibuku tersayang..
apakah aku perlu menyanyikan lagu nina bobo untuk dirimu yang tertidur sekarang?
asalkan kau tahu, dirimulah yang selalu aku benci dan aku hindari selama ini,
dan maaf, aku tidak merasa dekat denganmu untuk bisa menitikkan air mataku untuk dirimu,
jadi kurasa dengan berdirinya aku disini pada saat engkau tertidur bisa membuatmu tahu kalau aku masih mempunyai perasaan untuk dirimu, ibu..
terlalu berbeda, rasa yang pernah aku rasa sekarang dengan rasa yang aku rasakan beberapa tahun yang lalu..
apakah kamu sekarang sedang tertidur dan jiwamu melayang entah kemana?
mungkin jiwamu berada di bawah sungai, atau mungkin menuju keatas, menuju ke langit yang biru ini?
yah..mungkin engkau merasa bahagia tanpa diriku, karena aku juga bahagia tanpa dirimu...
begitu banyak benih yang ditanam di ladang ini,
dan siapa yang bisa memanen benih-benih itu kalau aku meninggal nantinya?
tapi mungkin siapapun yang mendapatkannya, aku tidak peduli, aku tidak akan merasa sedih..
karena benih-benih itu adalah benih yang buruk,
engkau tidak akan pernah mendengar aku mengucapkan satu kata mutiara itu, yaitu "maaf"
karena kata-kata itu bukan ditujukan untuk dirimu dan engkau tidak pantas menerimanya..
apakah engkau sudah menemukan cahaya itu? cahaya terang yang menuntunmu itu?
ataukah cahaya itu juga menghindari dirimu? aku berharap cahaya itu sedang menerangi jiwa yang lain, bukan jiwamu...
karena kegelapan dan kengerianlah yang patut engkau dapatkan...
jadi kurasa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengucapkan kalimat ini,
"selamat tinggal.....ibu"
Tuesday, March 07, 2006
(141) FR!G!D
"nona, bolehkah aku mengenalmu lebih jauh?" dia berkata begitu kepada diriku, aku hanya menatapnya dan berkata,"untuk apa engkau mengenalku lebih jauh?" apakah ada gunanya, aku melihat matanya, dan membaca maksud dari tatapan matanya, hmmphh...aku tahu apa maksud dibalik kata-kata yang diucapkannya itu, aku mengulurkan tanganku, menarik tangannya, dan menuntun tangannya kebuah dadaku, dan tanpa komando berikutnya, dia meremas-remas buah dadaku.... mulai dari remasan lembut, remasan keras, liar, hmmphh...aku tidak merasakan apa-apa...aku melihat dirinya, melihat kearah kedua buah dadaku, tersenyum gembira dan senang, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru,
aku melihat matanya dan dari tatapan matanya aku tahu apa maksudnya, aku membuka seluruh kancing kemejaku, dan membiarkan buah dadaku yang menggantung terekspose secara jelas, buah dadaku yang besar,dengan kedua puting berwarna merah kecoklatan, yang sedang menegang dengan keras, aku membusungkan dadaku, seakan menantangnya untuk menjilat buah dadaku, spontan dia menjilat semuanya, meremas semuanya, aku merasakan putingku berada didalam mulutnya, menjilat, menyedot, mencium putingku, tangannya meremas kedua buah dadaku, tapi aku tidak merasakan apa-apa...
tidak jijik, tidak terangsang, tidak marah, tidak benci, biasa saja, aku melihat keatas, dan berharap pria ini cepat-cepat selesai bermain dengan buah dadaku, aku tahu kalau ini akan lama, karena para pria biasanya suka dengan bagian tubuhku yang ini... air liurnya sudah membasahi seluruh bagian buah dadaku, dan dia masih merasa kurang, dia masih meremas-remas dan terus menjilatnya, seakan tidak ada hari esok, aku yakin sekarang dia merasakan nafsu meliputi dirinya, dan aku yakin dia ingin melihat vaginaku, aku menyadari kebutuhannya, maka aku membuka rokku, menarik salah satu kakiku keatas agar celana dalam yang kupakai bisa kulepaskan, pria ini masih bermain dengan buah dadaku yang kiri, masih menjilat, menghisap, menyedot putingku...hmpphhh.... dan aku menuntun tangannya menuju kearah vaginaku, dia menyentuh bulu kemaluanku, dan dia tahu apa yang dia sentuh, dan hal itu membuat dia menjadi semakin cepat menjilat tubuhku, dari buah dadaku, dia turun keperutku sambil terus menjilatnya, dan sampai kebagian vaginaku, dia melihat bulu kemaluanku, dan kedua jarinya membuka dinding vaginaku, dan dia melihat daging berwarna kemerahan dengan lubangnya, dan dia berkata: "aku suka melihatnya"....aku hanya menganggukkan kepala, dan membelai kepalanya, mendekatkan kepalanya kepada vaginaku dan dia segera memainkan lidahnya lagi, begitu cepat..kekanan, kekiri, keatas, kebawah, menjilat-jilat klitorisku, lubang vaginaku, menghisap lubang itu dengan mulutnya...
aku tetap tidak bisa merasakan apapun, tidak ada, tidak terangsang, tidak jijik, tidak benci, tidak marah...sama seperti tadi, aku hanya menunggu waktu dimana pria ini selesai bermain dengan tubuhku, terasa lama menunggu seperti ini, aku meraih tasku, membukanya, dan mengambil pemutar musik dari tasku, aku menancapkan kedua earphone itu kedalam kupingku dan menyetel lagu kesukaanku, menunggu waktu berjalan, sembari pria ini menjilat vagina dan meremas buah dadaku, aku bisa mendengar suara-suara becek dan basah yang keluar dari jilatan lidah pria ini, aku juga tahu ludahnya sudah bercampur dengan cairan vaginaku...aku tidak peduli toh, aku bisa membilasnya di pancuran nanti...
selesai bermain dengan buah dada dan vaginaku, dia membuka celananya dan mengeluarkan penisnya dan berencana memasukkan penisnya kedalam lubang vaginaku..dia berkata: "maaf, bolehkah aku memasukkan ini kedalam dirimu?"....aku hanya berkata :"lakukan apa saja yang kau mau, asalkan aku tidak hamil"...
mendengar kalimat itu, senyum terpancar jelas dari mukanya, dan dia menyodorkan penisnya depan mulutku, penisnya tidak kecil tidak besar, aku sudah melihat puluhan penis dan penis yang ini sama saja dengan yang lainnya, aku tahu maksudnya menyodorkan penisnya ke mulutku, aku menjilat-jilat kecil, dan dia merasa semakin senang, aku menjilatnya terus menerus, seperti anjing yang sedang menjilat susu minumannya, dan aku memasukkan penis itu kedalam mulutku, dan menyedotnya, memainkannya, memaju-mundurkan kepalaku dibatang penisnya, dan dia hanya bisa menahan rasa enak, aku tidak peduli apa yang dia lakukan, aku tidak merasakan apa-apa...lagu-lagu yang ada ditelingaku terus mengalun, aku menyukai lagu ini kataku, dan kemudian setelah dia merasa aku cukup membuat penisnya enak dan lebih keras, dia memasukkan penis itu kedalam vaginaku, huff...aku merasakan sedikit sakit, seperti digigit semut pada saat dia memasukkan penisnya, karena otot-otot vaginaku memerlukan waktu sebentar untuk membiasakan diri dengan penis yang baru masuk itu, dia menusuk-nusukkan penisnya kedalam vaginaku, dan dia memegang kakiku, dan menggerakkan pantatnya maju mundur....aku hanya merasakan ada penis yang bergerak maju mundur didalam vaginaku, namun aku tidak merasakan apa-apa, tidak ada rasa puas, tidak ada rasa jijik...tidak ada rasa apa-apa....
beberapa menit kemudian, dia mencabut penisnya dan memuncratkan seluruh tabungan spermanya ketubuhku...cairan berwarna putih kental itu sudah sering kulihat, dari ayahku, dari adikku, dari pamanku, dari pria-pria yang sama dengan pria ini...semuanya sama, melenguh puas saat mengeluarkan cairan itu...
tetap saja aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya mengambil beberapa tissue dari tasku, mengelap semua cairan itu, dan berkata :"sudah?"....pria itu mengangguk puas, dengan keringat yang membasahi tubuhnya, aku tahu dia tidak bisa berbicara, karena tenaganya sudah habis...
aku membetulkan pakaianku, memakai celana dalamku, dan aku memasukkan pemutar musik yang ada didalam telingaku kedalam tasku, dan menerima uang dari pria itu, dan berjalan menjauhi dirinya yang sedang mengambil nafas....
aku tidak merasakan apa-apa...tidak ada satupun perasaan yang aku rasakan, hanya rasa bosan menunggu waktu, waktu dimana pria itu selesai menuntaskan waktunya memainkan tubuhku...
aku melihat matanya dan dari tatapan matanya aku tahu apa maksudnya, aku membuka seluruh kancing kemejaku, dan membiarkan buah dadaku yang menggantung terekspose secara jelas, buah dadaku yang besar,dengan kedua puting berwarna merah kecoklatan, yang sedang menegang dengan keras, aku membusungkan dadaku, seakan menantangnya untuk menjilat buah dadaku, spontan dia menjilat semuanya, meremas semuanya, aku merasakan putingku berada didalam mulutnya, menjilat, menyedot, mencium putingku, tangannya meremas kedua buah dadaku, tapi aku tidak merasakan apa-apa...
tidak jijik, tidak terangsang, tidak marah, tidak benci, biasa saja, aku melihat keatas, dan berharap pria ini cepat-cepat selesai bermain dengan buah dadaku, aku tahu kalau ini akan lama, karena para pria biasanya suka dengan bagian tubuhku yang ini... air liurnya sudah membasahi seluruh bagian buah dadaku, dan dia masih merasa kurang, dia masih meremas-remas dan terus menjilatnya, seakan tidak ada hari esok, aku yakin sekarang dia merasakan nafsu meliputi dirinya, dan aku yakin dia ingin melihat vaginaku, aku menyadari kebutuhannya, maka aku membuka rokku, menarik salah satu kakiku keatas agar celana dalam yang kupakai bisa kulepaskan, pria ini masih bermain dengan buah dadaku yang kiri, masih menjilat, menghisap, menyedot putingku...hmpphhh.... dan aku menuntun tangannya menuju kearah vaginaku, dia menyentuh bulu kemaluanku, dan dia tahu apa yang dia sentuh, dan hal itu membuat dia menjadi semakin cepat menjilat tubuhku, dari buah dadaku, dia turun keperutku sambil terus menjilatnya, dan sampai kebagian vaginaku, dia melihat bulu kemaluanku, dan kedua jarinya membuka dinding vaginaku, dan dia melihat daging berwarna kemerahan dengan lubangnya, dan dia berkata: "aku suka melihatnya"....aku hanya menganggukkan kepala, dan membelai kepalanya, mendekatkan kepalanya kepada vaginaku dan dia segera memainkan lidahnya lagi, begitu cepat..kekanan, kekiri, keatas, kebawah, menjilat-jilat klitorisku, lubang vaginaku, menghisap lubang itu dengan mulutnya...
aku tetap tidak bisa merasakan apapun, tidak ada, tidak terangsang, tidak jijik, tidak benci, tidak marah...sama seperti tadi, aku hanya menunggu waktu dimana pria ini selesai bermain dengan tubuhku, terasa lama menunggu seperti ini, aku meraih tasku, membukanya, dan mengambil pemutar musik dari tasku, aku menancapkan kedua earphone itu kedalam kupingku dan menyetel lagu kesukaanku, menunggu waktu berjalan, sembari pria ini menjilat vagina dan meremas buah dadaku, aku bisa mendengar suara-suara becek dan basah yang keluar dari jilatan lidah pria ini, aku juga tahu ludahnya sudah bercampur dengan cairan vaginaku...aku tidak peduli toh, aku bisa membilasnya di pancuran nanti...
selesai bermain dengan buah dada dan vaginaku, dia membuka celananya dan mengeluarkan penisnya dan berencana memasukkan penisnya kedalam lubang vaginaku..dia berkata: "maaf, bolehkah aku memasukkan ini kedalam dirimu?"....aku hanya berkata :"lakukan apa saja yang kau mau, asalkan aku tidak hamil"...
mendengar kalimat itu, senyum terpancar jelas dari mukanya, dan dia menyodorkan penisnya depan mulutku, penisnya tidak kecil tidak besar, aku sudah melihat puluhan penis dan penis yang ini sama saja dengan yang lainnya, aku tahu maksudnya menyodorkan penisnya ke mulutku, aku menjilat-jilat kecil, dan dia merasa semakin senang, aku menjilatnya terus menerus, seperti anjing yang sedang menjilat susu minumannya, dan aku memasukkan penis itu kedalam mulutku, dan menyedotnya, memainkannya, memaju-mundurkan kepalaku dibatang penisnya, dan dia hanya bisa menahan rasa enak, aku tidak peduli apa yang dia lakukan, aku tidak merasakan apa-apa...lagu-lagu yang ada ditelingaku terus mengalun, aku menyukai lagu ini kataku, dan kemudian setelah dia merasa aku cukup membuat penisnya enak dan lebih keras, dia memasukkan penis itu kedalam vaginaku, huff...aku merasakan sedikit sakit, seperti digigit semut pada saat dia memasukkan penisnya, karena otot-otot vaginaku memerlukan waktu sebentar untuk membiasakan diri dengan penis yang baru masuk itu, dia menusuk-nusukkan penisnya kedalam vaginaku, dan dia memegang kakiku, dan menggerakkan pantatnya maju mundur....aku hanya merasakan ada penis yang bergerak maju mundur didalam vaginaku, namun aku tidak merasakan apa-apa, tidak ada rasa puas, tidak ada rasa jijik...tidak ada rasa apa-apa....
beberapa menit kemudian, dia mencabut penisnya dan memuncratkan seluruh tabungan spermanya ketubuhku...cairan berwarna putih kental itu sudah sering kulihat, dari ayahku, dari adikku, dari pamanku, dari pria-pria yang sama dengan pria ini...semuanya sama, melenguh puas saat mengeluarkan cairan itu...
tetap saja aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya mengambil beberapa tissue dari tasku, mengelap semua cairan itu, dan berkata :"sudah?"....pria itu mengangguk puas, dengan keringat yang membasahi tubuhnya, aku tahu dia tidak bisa berbicara, karena tenaganya sudah habis...
aku membetulkan pakaianku, memakai celana dalamku, dan aku memasukkan pemutar musik yang ada didalam telingaku kedalam tasku, dan menerima uang dari pria itu, dan berjalan menjauhi dirinya yang sedang mengambil nafas....
aku tidak merasakan apa-apa...tidak ada satupun perasaan yang aku rasakan, hanya rasa bosan menunggu waktu, waktu dimana pria itu selesai menuntaskan waktunya memainkan tubuhku...
Monday, March 06, 2006
(140) kudapan kehidupan
aku termenung disini, di bangku sebuah kafe, duduk, menunggu dirimu, dirimu yang aku tahu tidak akan pernah datang lagi kedalam kehidupanku, meskipun aku menginginkan dirimu ada disini, disampingku, menghiburku, dan memeluk erat diriku, tapi kini aku ada disini, duduk diatas bangku bulat yang empuk, menatap meja yang dibalut dengan taplak merah kota-kotak dan garis-garis, dengan sebuah hiasan menu diatas meja itu, aku meraih menu itu dan melihatnya, mencari menu apa yang enak, hatiku merasa kacau dan aku merasa tidak ingin memesan apa-apa...
sang pelayan datang menghampiriku dan bertanya kepadaku, menu apa yang akan kupesan, aku melihatnya tersenyum, tersentuh akan kecantikannya, melihat menu itu sekali lagi, dan aku berkata kepadanya :
"... ...
aku pesan secangkir cinta, karena jiwaku merintih akan harapan cinta dari dirinya,
aku pesan sepiring benci, karena aku ingin dimarahi oleh dirinya, agar teriakan dan suara dirinya datang dan aku bisa mendengarnya,
aku pesan segelas nafsu, agar pada saat dia dan aku meminumnya, aku bisa mencium bibir dan merasakan lidahnya berpaut dengan lidahku,
aku pesan semangkuk sup rasa takut, agar aku bisa merasakan ketakutan yang menghantui diriku pada saat dia meninggalkan diriku,
tidak lupa aku memesan seteguk cemburu, agar aku bisa menjaga dirinya dari jangkauan orang lain, aku hanya ingin menjaga dirinya untukku seorang,
apa lagi yah? aku juga sebenernya ingin memesan sepotong rindu, agar aku bisa mengingat dirinya pada saat aku sendiri, termenung, dan tidak mempunyai siapa-siapa, setidaknya mengingat dirinya, membuat diriku sedikit hidup..
aku pesan sepotong logika, agar aku bisa keluar dari kurungan ilusi rasa sakit ini, yang tidak terlihat, namun terasa disini, tepat dijantungku,
dan sebagai penutup, aku minta satu gigit keajaiban, keajaiban untuk membangkitkan dirinya dari kematian itu, kematian yang seharusnya tidak terjadi...
... ... ... ..."
sang pelayan mencatat semua pesananku, membawanya ke kasir, lalu dia menghilang ke dalam....
dan aku tetap duduk disini, tetap termenung, masih sendiri, melipatkan kakiku, menjulurkan kedua tanganku menjadi satu, merapatkan kesepuluh jariku menjadi satu bagian,dan menunggu pesananku datang,
air mata keluar dari kelopak mataku....dan aku tidak akan menghapus air mata ini, aku ingin dunia melihatnya, aku ingin dunia mengetahui betapa sedih dan betapa kacaunya aku sekarang...aku ingin dilihat...
bahuku ditepuk oleh jari-jari manis pelayan itu, aku melihatnya dengan pandangan yang berair, dan dia membawa sebuah nampan berwarna coklat, dan dia meletakkan nampan itu kedepanku, dan hanya ada sebuah gelas, satu sendok, dan sebuah kartu ucapan yang ada didepanku, entah apa isinya...
begitu kulihat bon itu, aku mulai membaca isinya...
" Nona, maafkan kami, kami tidak bisa menyediakan pesanan anda,
secangkir cinta tidak bisa dihidangkan karena cinta ada dimana-mana, dan cinta macam apa yang anda mau?
sepiring benci tidak bisa dihidangkan, karena benci hanya datang sekali dua kali, dan koki kami belum mendapatkannya,
segelas nafsu tidak bisa dihidangkan karena nafsu dilarang untuk dihidangkan,
semangkuk sup rasa takut tidak bisa dihidangkan karena tidak baik untuk kesehatan tubuh dan mental anda,
seteguk cemburu tidak bisa dihidangkan kami tidk melayani satu tegukan, minimal 5 teguk, maaf!
sepotong rindu tidak bisa dihidangkan karena rindu akan membuat anda semakin menderita,
sepotong logika tidak bisa dihidangkan karena anda mempunyai logika, jadi tidak usah kami hidangkan lagi kepada Anda.
satu gigit keajaiban tidak bisa dihidangkan karena kami hanyalah koki, bukan Tuhan dan malaikatnya.
sekali lagi maaf Nona, sebagai gantinya, kami akan menyediakan ini, segelas harapan dan sesendok kehidupan,
yang kami yakin pada saat anda memakan dan meminumnya, anda akan merasa hidup karena harapan akan membuat anda terus berjalan, dan menu spesial kami hari ini sesendok kehidupan akan membuat anda tahu kalau kehidupan ini hanyalah sekali..
dan kami benar-benar hanya mempunyai satu sendok kecil kehidupan itu, yang tidak akan lagi untuk kedua kalinya, karena satu sendok itu berasal dari jiwa-jiwa pasangan anda yang sudah berada di surga, dan dia sudah capai-capai mengambilnya untuk anda..
selamat menikmati makanan anda"
sang pelayan datang menghampiriku dan bertanya kepadaku, menu apa yang akan kupesan, aku melihatnya tersenyum, tersentuh akan kecantikannya, melihat menu itu sekali lagi, dan aku berkata kepadanya :
"... ...
aku pesan secangkir cinta, karena jiwaku merintih akan harapan cinta dari dirinya,
aku pesan sepiring benci, karena aku ingin dimarahi oleh dirinya, agar teriakan dan suara dirinya datang dan aku bisa mendengarnya,
aku pesan segelas nafsu, agar pada saat dia dan aku meminumnya, aku bisa mencium bibir dan merasakan lidahnya berpaut dengan lidahku,
aku pesan semangkuk sup rasa takut, agar aku bisa merasakan ketakutan yang menghantui diriku pada saat dia meninggalkan diriku,
tidak lupa aku memesan seteguk cemburu, agar aku bisa menjaga dirinya dari jangkauan orang lain, aku hanya ingin menjaga dirinya untukku seorang,
apa lagi yah? aku juga sebenernya ingin memesan sepotong rindu, agar aku bisa mengingat dirinya pada saat aku sendiri, termenung, dan tidak mempunyai siapa-siapa, setidaknya mengingat dirinya, membuat diriku sedikit hidup..
aku pesan sepotong logika, agar aku bisa keluar dari kurungan ilusi rasa sakit ini, yang tidak terlihat, namun terasa disini, tepat dijantungku,
dan sebagai penutup, aku minta satu gigit keajaiban, keajaiban untuk membangkitkan dirinya dari kematian itu, kematian yang seharusnya tidak terjadi...
... ... ... ..."
sang pelayan mencatat semua pesananku, membawanya ke kasir, lalu dia menghilang ke dalam....
dan aku tetap duduk disini, tetap termenung, masih sendiri, melipatkan kakiku, menjulurkan kedua tanganku menjadi satu, merapatkan kesepuluh jariku menjadi satu bagian,dan menunggu pesananku datang,
air mata keluar dari kelopak mataku....dan aku tidak akan menghapus air mata ini, aku ingin dunia melihatnya, aku ingin dunia mengetahui betapa sedih dan betapa kacaunya aku sekarang...aku ingin dilihat...
bahuku ditepuk oleh jari-jari manis pelayan itu, aku melihatnya dengan pandangan yang berair, dan dia membawa sebuah nampan berwarna coklat, dan dia meletakkan nampan itu kedepanku, dan hanya ada sebuah gelas, satu sendok, dan sebuah kartu ucapan yang ada didepanku, entah apa isinya...
begitu kulihat bon itu, aku mulai membaca isinya...
" Nona, maafkan kami, kami tidak bisa menyediakan pesanan anda,
secangkir cinta tidak bisa dihidangkan karena cinta ada dimana-mana, dan cinta macam apa yang anda mau?
sepiring benci tidak bisa dihidangkan, karena benci hanya datang sekali dua kali, dan koki kami belum mendapatkannya,
segelas nafsu tidak bisa dihidangkan karena nafsu dilarang untuk dihidangkan,
semangkuk sup rasa takut tidak bisa dihidangkan karena tidak baik untuk kesehatan tubuh dan mental anda,
seteguk cemburu tidak bisa dihidangkan kami tidk melayani satu tegukan, minimal 5 teguk, maaf!
sepotong rindu tidak bisa dihidangkan karena rindu akan membuat anda semakin menderita,
sepotong logika tidak bisa dihidangkan karena anda mempunyai logika, jadi tidak usah kami hidangkan lagi kepada Anda.
satu gigit keajaiban tidak bisa dihidangkan karena kami hanyalah koki, bukan Tuhan dan malaikatnya.
sekali lagi maaf Nona, sebagai gantinya, kami akan menyediakan ini, segelas harapan dan sesendok kehidupan,
yang kami yakin pada saat anda memakan dan meminumnya, anda akan merasa hidup karena harapan akan membuat anda terus berjalan, dan menu spesial kami hari ini sesendok kehidupan akan membuat anda tahu kalau kehidupan ini hanyalah sekali..
dan kami benar-benar hanya mempunyai satu sendok kecil kehidupan itu, yang tidak akan lagi untuk kedua kalinya, karena satu sendok itu berasal dari jiwa-jiwa pasangan anda yang sudah berada di surga, dan dia sudah capai-capai mengambilnya untuk anda..
selamat menikmati makanan anda"
Sunday, March 05, 2006
(139) Subject Of Lesson Licherature
bagian mana dari pelajaran ini yang tidak kau mengerti? bukankah semua ini mudah untuk dipelajari? kepintaran adalah bagian dari dirimu, dirimu yang selalu ingin tahu semuanya secara mendetail, namun sekarang kemalasan sedang menguasai dirimu dan kamu memberikan dirimu kepada kemalasan, sehingga apapun yang kamu dengar, apapun yang kamu lihat, tidak tercerna kedalam dirimu, dirimu sekarang hanyalah sebuh tubuh yang tidak berisi apa-apa, namun aku percaya kamu akan segera sadar, karena aku tahu dirimu, dirimu yang tidak pernah meninggalkan pelajaranku, kita akan menunda pelajaran ini, namun ketahuilah, apabila kamu tidak mau mempelajari pelajaran ini, maka pelajaran inilah yang akan mempelajari dirimu, engkau akan diamati, dilihat oleh mereka yang tidak terlihat oleh matamu, namun hatimu mengetahui dan merasakan mereka.
pelajaran ini akan terus berjalan hingga engkau sudah mengerti dan hafal seluruhnya, begitu banyak yang masih harus engkau pelajari, dari awal, tengah, hingga akhir, dan akan ada banyak tingkatan dalam pelajaran ini, pelajaran ini tidak akan selalu enak dan santai, tetapi kadang harus keras dan sakit, karena kamu tidak akan pernah berjalan lebih baik kalau tidak dengan cara ini dan aku yakin kamu akan mengerti pada waktunya nanti, haha..lihat bola matamu sekarang, terlihat bingung dengan kata-kataku, tetapi tatapan itu juga menyiratkan kepadaku, kalau kamu juga penasaran dan ingin mengetahui jawaban itu...ayolah sayangku, kembalilah kepadaku, jangan biarkan kemalasan itu menguasai dirimu, peganglah kembali kontrol akan dirimu, jangan menyerah kepada mereka, sebagai guru, aku tidak bisa memberikan bantuan kepadamu, karena aku tidak memegang jiwa dan hati serta kemauanmu, yang bisa kuberikan hanyalah dukungan..itu saja...
kuncir rambutmu seperti biasa dan kedipkanlah matamu yang manis itu, dan tersenyumlah kembali kepadaku seperti biasa...aku yakin kamu bisa, peganglah tanganku, rangkullah pundakku, dan berjalanlah bersamaku, dan jangan lupa ambil buku catatan dan pensilmu, dan aku akan memulai pelajaran kita yang sudah tertinggal...
karena pelajaran itu sudah minta untuk dipelajari kembali..setelah mereka sudah selesai mempelajari dirimu...
pelajaran ini akan terus berjalan hingga engkau sudah mengerti dan hafal seluruhnya, begitu banyak yang masih harus engkau pelajari, dari awal, tengah, hingga akhir, dan akan ada banyak tingkatan dalam pelajaran ini, pelajaran ini tidak akan selalu enak dan santai, tetapi kadang harus keras dan sakit, karena kamu tidak akan pernah berjalan lebih baik kalau tidak dengan cara ini dan aku yakin kamu akan mengerti pada waktunya nanti, haha..lihat bola matamu sekarang, terlihat bingung dengan kata-kataku, tetapi tatapan itu juga menyiratkan kepadaku, kalau kamu juga penasaran dan ingin mengetahui jawaban itu...ayolah sayangku, kembalilah kepadaku, jangan biarkan kemalasan itu menguasai dirimu, peganglah kembali kontrol akan dirimu, jangan menyerah kepada mereka, sebagai guru, aku tidak bisa memberikan bantuan kepadamu, karena aku tidak memegang jiwa dan hati serta kemauanmu, yang bisa kuberikan hanyalah dukungan..itu saja...
kuncir rambutmu seperti biasa dan kedipkanlah matamu yang manis itu, dan tersenyumlah kembali kepadaku seperti biasa...aku yakin kamu bisa, peganglah tanganku, rangkullah pundakku, dan berjalanlah bersamaku, dan jangan lupa ambil buku catatan dan pensilmu, dan aku akan memulai pelajaran kita yang sudah tertinggal...
karena pelajaran itu sudah minta untuk dipelajari kembali..setelah mereka sudah selesai mempelajari dirimu...
(138) Foreordained Awakening
pada awalnya manusia tidak mempunyai apa-apa,
hanya seorang pria dan seorang wanita...tidak ada yang lain, hanya tubuh mereka yang mereka punya,
tubuh yang rapuh, tidak bisa berbicara, hanya rintihan dan gumaman
tubuh mereka merasakan sakit dan hati mereka tidak merasakan apa-apa kecuali rasa hampa,
mereka berjalan, berjalan kemana-mana, namun tidak menemukan apa-apa,
dan nafsu menghantui sang pria terus menerus, serta kemarahan menghantui sang wanita,
mereka berjuang sepanjang hidup mereka, namun yang namanya kematian tidak pernah datang.
mereka putus asa, dan mereka hidup dalam kekelaman abadi,
sang pria menawarkan dirinya kepada matahari, berdoa dan meminta yang namanya keselamatan.
sang wanita menawarkan persembahan kepada matahari dan meminta kebahagiaan,
merasa tersentuh akan penderitaan dan kesedihan yang terus menerus menerpa manusia,
matahari akhirnya berbicara kepada Tuhan dengan ratapannya,
dan meminta Tuhan mengadopsi manusia itu sebagai anakNya,
Tuhan akhirnya turun dan memberikan bantuan kepada kedua manusia itu, sang pria dan sang wanita.
Tuhan mengadopsi dan memberikan banyak bantuan kepada mereka,
mulai dari membuat waktu dan memisahkan menjadi dua bagian, disebut siang dan malam,
memberikan cara dan jalan kearah keselamatan dan memberikan kebahagiaan kepada manusia,
dan Tuhan memberikan apa yang namanya "Lupa"kepada manusia,
agar manusia tidak khawatir lagi akan waktu, dan bisa menikmati hidup mereka
Tuhan menciptakan tumbuhan dan binatang dan menuntun mereka untuk hidup bersama manusia.
sang pria bernama Buchlibari
dan sang wanita bernama Lobsil Vith
sang pria akhirnya tidak kuat menahan nafsu dan memberikan nafsunya kepada wanita,
sang wanita menerima benih dari sang pria, dan akhirnya mempunyai seorang anak, bernama Vitra Lith
dan karena manusia merasa bahagia, Tuhan pun ikut bahagia,
dan Tuhan dengan kekuatannya memberikan tempat untuk manusia,
diciptakannya dengan kekuatanNya sendiri, apa yang dinamakan surga
dimana manusia hanya akan merasakan kebahagiaan, kesenangan dan aman apabila berada disana
manusia tinggal dengan Tuhan dan banyak malaikat,
tetapi malaikat Tuhan yang bernama Iblis, cemburu, dan memikirkan cara untuk mengasingkan manusia...
Iblis akhirnya menggoda Lobsil Vith, sang wanita,
dengan ketampanannya, bola matanya yang hijau, rambutnya yang dari emas, sayapnya yang bersilau.
sang wanita akhirnya tergoda dan akhirnya bersetubuh dengan Iblis, dan sang pria melihat semuanya itu,
dia sedih dan tidak mau mendekati sang wanita..hingga suatu saat Tuhan menyadari semuanya
dan Tuhan mengutuk sang wanita, mengutuk Iblis dan juga mengutuk sang pria juga,
karena sang pria tidak menjaga sang wanita dari godaan Iblis...
namun Tuhan masih berbaik hati, lalu Tuhan menyuruh malaikat kesayangannya, Gabriel
untuk menciptakan sebuah tempat untuk manusia yang disebut Bumi,
dan lahar-lahar panas, bernama neraka untuk Iblis,
sayap Iblis dipatahkan, tubuhnya dibuat menjadi jelek, dan berbulu..
di Bumi inilah, sang pria, sang wanita dan sang iblis akan tinggal bersama,
dan Tuhan akan memperhatikan mereka dari jauh,
tetapi Iblis tidak puas dan dendam dengan Tuhan, ia ingin mengambil kerajaan surga
menjadi pemilik surga,
Tuhan berkata kepada manusia:
"Inilah tempat untukmu, dimana tempat ini semakin lama akan semakin penuh, dan akan ada banyak celah untuk Iblis untuk bisa masuk ketempatmu, berhati-hatilah terhadapnya, dan tempat ini akan hilang suatu saat nanti, dan aku ingin kalian selamat pada akhirnya nanti"
dan Iblis mengumpulkan pasukannya dari malaikat Tuhan yang tidak terlalu setia kepadaNya,
dan akhirnya Iblis menyerang surga dengan kekuatan pasukannya, dan menggempur surga 666 hari, 666 malam,
dan akhirnya kekuatan Tuhan akhirnya melemah dan Dia terjatuh,
dan mailakat-malaikat Tuhan yang tadinya berdiam disurga, menurut kepada Iblis dan mengikuti dirinya.
begitu banyak malaikat yang terjatuh, dan Tuhan pun mengalami kekalahan besar,
dan tiba saatnya Tuhan diikat dan ditusuk dan dibunuh oleh Iblis,
dan dunia yang didiami oleh manusia akhirnya rusak dan hancur karena kejadian malang ini,
lalu Tuhan menghembuskan nafas terakhirnya,
Dia meninggal dan menjadi abu, namun dia menjanjikan dia akan datang kembali.
manusia tidak mengetahui hal ini, karena yang tersisa sekarang hanyalah malaikat-malaikatnya saja,
yang selalu menjaga manusia dari kekangan Iblis, dan dia berkata kepada manusia melalui jiwa dan hati manusia:
"Tuhan belum kalah, dan Tuhan tidak mati, Dia akan kembali untuk menjemput kita semua,
dan kalian, manusia yang akan membantu Tuhan untuk melawan Iblis,
kita harus memberikan Dia persembahan dan tidak melupakan pengharapan kita,
kita harus menunggu dan bersabar untuk hari yang akan disiapkan Tuhan...
hari dimana pintu dan jalan ke surga akan kembali terbuka...
akan tiba dimana Tuhan akan berkuasa lagi...
dan kalian yang setia akan berada lagi di surga, bersama kami, malaikat dan tentu saja, Tuhan kita"
hanya seorang pria dan seorang wanita...tidak ada yang lain, hanya tubuh mereka yang mereka punya,
tubuh yang rapuh, tidak bisa berbicara, hanya rintihan dan gumaman
tubuh mereka merasakan sakit dan hati mereka tidak merasakan apa-apa kecuali rasa hampa,
mereka berjalan, berjalan kemana-mana, namun tidak menemukan apa-apa,
dan nafsu menghantui sang pria terus menerus, serta kemarahan menghantui sang wanita,
mereka berjuang sepanjang hidup mereka, namun yang namanya kematian tidak pernah datang.
mereka putus asa, dan mereka hidup dalam kekelaman abadi,
sang pria menawarkan dirinya kepada matahari, berdoa dan meminta yang namanya keselamatan.
sang wanita menawarkan persembahan kepada matahari dan meminta kebahagiaan,
merasa tersentuh akan penderitaan dan kesedihan yang terus menerus menerpa manusia,
matahari akhirnya berbicara kepada Tuhan dengan ratapannya,
dan meminta Tuhan mengadopsi manusia itu sebagai anakNya,
Tuhan akhirnya turun dan memberikan bantuan kepada kedua manusia itu, sang pria dan sang wanita.
Tuhan mengadopsi dan memberikan banyak bantuan kepada mereka,
mulai dari membuat waktu dan memisahkan menjadi dua bagian, disebut siang dan malam,
memberikan cara dan jalan kearah keselamatan dan memberikan kebahagiaan kepada manusia,
dan Tuhan memberikan apa yang namanya "Lupa"kepada manusia,
agar manusia tidak khawatir lagi akan waktu, dan bisa menikmati hidup mereka
Tuhan menciptakan tumbuhan dan binatang dan menuntun mereka untuk hidup bersama manusia.
sang pria bernama Buchlibari
dan sang wanita bernama Lobsil Vith
sang pria akhirnya tidak kuat menahan nafsu dan memberikan nafsunya kepada wanita,
sang wanita menerima benih dari sang pria, dan akhirnya mempunyai seorang anak, bernama Vitra Lith
dan karena manusia merasa bahagia, Tuhan pun ikut bahagia,
dan Tuhan dengan kekuatannya memberikan tempat untuk manusia,
diciptakannya dengan kekuatanNya sendiri, apa yang dinamakan surga
dimana manusia hanya akan merasakan kebahagiaan, kesenangan dan aman apabila berada disana
manusia tinggal dengan Tuhan dan banyak malaikat,
tetapi malaikat Tuhan yang bernama Iblis, cemburu, dan memikirkan cara untuk mengasingkan manusia...
Iblis akhirnya menggoda Lobsil Vith, sang wanita,
dengan ketampanannya, bola matanya yang hijau, rambutnya yang dari emas, sayapnya yang bersilau.
sang wanita akhirnya tergoda dan akhirnya bersetubuh dengan Iblis, dan sang pria melihat semuanya itu,
dia sedih dan tidak mau mendekati sang wanita..hingga suatu saat Tuhan menyadari semuanya
dan Tuhan mengutuk sang wanita, mengutuk Iblis dan juga mengutuk sang pria juga,
karena sang pria tidak menjaga sang wanita dari godaan Iblis...
namun Tuhan masih berbaik hati, lalu Tuhan menyuruh malaikat kesayangannya, Gabriel
untuk menciptakan sebuah tempat untuk manusia yang disebut Bumi,
dan lahar-lahar panas, bernama neraka untuk Iblis,
sayap Iblis dipatahkan, tubuhnya dibuat menjadi jelek, dan berbulu..
di Bumi inilah, sang pria, sang wanita dan sang iblis akan tinggal bersama,
dan Tuhan akan memperhatikan mereka dari jauh,
tetapi Iblis tidak puas dan dendam dengan Tuhan, ia ingin mengambil kerajaan surga
menjadi pemilik surga,
Tuhan berkata kepada manusia:
"Inilah tempat untukmu, dimana tempat ini semakin lama akan semakin penuh, dan akan ada banyak celah untuk Iblis untuk bisa masuk ketempatmu, berhati-hatilah terhadapnya, dan tempat ini akan hilang suatu saat nanti, dan aku ingin kalian selamat pada akhirnya nanti"
dan Iblis mengumpulkan pasukannya dari malaikat Tuhan yang tidak terlalu setia kepadaNya,
dan akhirnya Iblis menyerang surga dengan kekuatan pasukannya, dan menggempur surga 666 hari, 666 malam,
dan akhirnya kekuatan Tuhan akhirnya melemah dan Dia terjatuh,
dan mailakat-malaikat Tuhan yang tadinya berdiam disurga, menurut kepada Iblis dan mengikuti dirinya.
begitu banyak malaikat yang terjatuh, dan Tuhan pun mengalami kekalahan besar,
dan tiba saatnya Tuhan diikat dan ditusuk dan dibunuh oleh Iblis,
dan dunia yang didiami oleh manusia akhirnya rusak dan hancur karena kejadian malang ini,
lalu Tuhan menghembuskan nafas terakhirnya,
Dia meninggal dan menjadi abu, namun dia menjanjikan dia akan datang kembali.
manusia tidak mengetahui hal ini, karena yang tersisa sekarang hanyalah malaikat-malaikatnya saja,
yang selalu menjaga manusia dari kekangan Iblis, dan dia berkata kepada manusia melalui jiwa dan hati manusia:
"Tuhan belum kalah, dan Tuhan tidak mati, Dia akan kembali untuk menjemput kita semua,
dan kalian, manusia yang akan membantu Tuhan untuk melawan Iblis,
kita harus memberikan Dia persembahan dan tidak melupakan pengharapan kita,
kita harus menunggu dan bersabar untuk hari yang akan disiapkan Tuhan...
hari dimana pintu dan jalan ke surga akan kembali terbuka...
akan tiba dimana Tuhan akan berkuasa lagi...
dan kalian yang setia akan berada lagi di surga, bersama kami, malaikat dan tentu saja, Tuhan kita"
(137) precious
Apa? aku tidak bisa mendengarmu...berbicaralah lebih keras sedikit agar telingaku bisa mendengarkanmu...nah, aku sudah bisa mendengarmu sekarang... apa yang bisa kubantu untuk dirimu, anakku? katakan apa keinginanmu, hayoo, jangan malu-malu...apakah aku harus lebih mendekatkan telingaku lagi kepada bibirmu? apa?
ohh..kamu ingin harta, kekayaan dan kekuasaan didunia ini? berapa banyak yang kauinginkan? dan kenapa semua orang yang datang kepadaku, selalu menginginkan 3 hal ini? anakku, kenapa engkau menginginkan hal ini? kenapa?
apakah karena harta bisa membeli semuanya yang kamu mau?
apakah karena kekayaan bisa memberikan semua kenyamanan yang kamu mau?
apakah karena kekuasaan bisa memberikan dirimu pengaruh yang benar-benar mutlak untuk dirimu?
kenapa kamu mau semua ini anakku? aku bisa memberikan semuanya kepadaku, semua yang kauperlukan, sudah kuatur, namun memang 3 hal itu belum kuberikan sepenuhnya kepada dirimu, kenapa? karena kamu tidak membutuhkannya anakku.
hayolah, jangan cemberut dan mengkerutkan keningmu seperti itu, karena aku lebih senang melihat dirimu tersenyum dan menari bersamaku, kenapa engkau menatap kepadaku dengan ratapan seperti itu? apa? kamu masih mau memiliki 3 hal itu? mmm..sayangku, kamu tidak akan memerlukannya, karena aku tahu apabila aku memberikan 3 hal itu, maka engkau akan menjauhkan dirimu dari padaku...jangan menggelengkan kepalamu dan berkata engkau tidak akan meninggalkan diriku, karena aku sudah merasakan jutaan manusia datang kepadaku, meminta hal yang sama denganmu, dan setelah kuberikan, mereka sudah berjalan sendiri dan tidak pernah kembali, hanya beberapa yang kembali, dan itu membuatku diriku sedih, oleh karena itu sayangku, aku tidak ingin engkau menjadi seperti mereka...janganlah seperti mereka...
huff..kamu masih bersikeras untuk menerima hal itu yah?...hmmphh..baiklah, akan kuberikan kepadamu semuanya, harta, kekuasaan dan kekayaan, namun aku ingin menerima satu hal, hanya satu yang akan kuminta darimu pada saat aku telah memberikannya kepadamu, engkau boleh berpikir-pikir dahulu....
setelah aku memberikannya kepadamu, aku ingin meminta nyawa dan jiwamu, aku akan menyuruh malaikat maut untuk menjemput jiwamu, yah, tubuhmu akan berada di dunia ini, menikmati harta, kekayaan dan kekuasaan, namun jiwamu berada disini, disisiku, aku akan menarik jiwamu dari tubuhmu...
kenapa? engkau berkata kalau aku egois? aku hanya meminta satu hal darimu, sedangkan engkau meminta 3 hal dariku, belum termasuk dengan apa yang telah kusediakan secara cuma-cuma kepada dirimu....
bagaimana? apa jawabannya? apakah kamu lebih menyayangi harta, kekuasaan dan kekayaan? atau kamu lebih meyayangi jiwamu sendiri? hayoo...kutunggu jawabannya, karena kamu hanya bisa memilih salah satu dari hal itu...
apa jawabanmu, anakku?
ohh..kamu ingin harta, kekayaan dan kekuasaan didunia ini? berapa banyak yang kauinginkan? dan kenapa semua orang yang datang kepadaku, selalu menginginkan 3 hal ini? anakku, kenapa engkau menginginkan hal ini? kenapa?
apakah karena harta bisa membeli semuanya yang kamu mau?
apakah karena kekayaan bisa memberikan semua kenyamanan yang kamu mau?
apakah karena kekuasaan bisa memberikan dirimu pengaruh yang benar-benar mutlak untuk dirimu?
kenapa kamu mau semua ini anakku? aku bisa memberikan semuanya kepadaku, semua yang kauperlukan, sudah kuatur, namun memang 3 hal itu belum kuberikan sepenuhnya kepada dirimu, kenapa? karena kamu tidak membutuhkannya anakku.
hayolah, jangan cemberut dan mengkerutkan keningmu seperti itu, karena aku lebih senang melihat dirimu tersenyum dan menari bersamaku, kenapa engkau menatap kepadaku dengan ratapan seperti itu? apa? kamu masih mau memiliki 3 hal itu? mmm..sayangku, kamu tidak akan memerlukannya, karena aku tahu apabila aku memberikan 3 hal itu, maka engkau akan menjauhkan dirimu dari padaku...jangan menggelengkan kepalamu dan berkata engkau tidak akan meninggalkan diriku, karena aku sudah merasakan jutaan manusia datang kepadaku, meminta hal yang sama denganmu, dan setelah kuberikan, mereka sudah berjalan sendiri dan tidak pernah kembali, hanya beberapa yang kembali, dan itu membuatku diriku sedih, oleh karena itu sayangku, aku tidak ingin engkau menjadi seperti mereka...janganlah seperti mereka...
huff..kamu masih bersikeras untuk menerima hal itu yah?...hmmphh..baiklah, akan kuberikan kepadamu semuanya, harta, kekuasaan dan kekayaan, namun aku ingin menerima satu hal, hanya satu yang akan kuminta darimu pada saat aku telah memberikannya kepadamu, engkau boleh berpikir-pikir dahulu....
setelah aku memberikannya kepadamu, aku ingin meminta nyawa dan jiwamu, aku akan menyuruh malaikat maut untuk menjemput jiwamu, yah, tubuhmu akan berada di dunia ini, menikmati harta, kekayaan dan kekuasaan, namun jiwamu berada disini, disisiku, aku akan menarik jiwamu dari tubuhmu...
kenapa? engkau berkata kalau aku egois? aku hanya meminta satu hal darimu, sedangkan engkau meminta 3 hal dariku, belum termasuk dengan apa yang telah kusediakan secara cuma-cuma kepada dirimu....
bagaimana? apa jawabannya? apakah kamu lebih menyayangi harta, kekuasaan dan kekayaan? atau kamu lebih meyayangi jiwamu sendiri? hayoo...kutunggu jawabannya, karena kamu hanya bisa memilih salah satu dari hal itu...
apa jawabanmu, anakku?
Thursday, March 02, 2006
(136) kept on going, shall we?
Aku terduduk disini, disebuah bangku, bangku yang entah sudah berapa lama berada disini, tapi sering kulihat orang duduk disini pada saat aku melewati daerah ini…kutaruh pantatku diatas kursi ini…keras sekali… aku butuh waktu untuk menyesuaikan diri untuk bisa duduk diatas kursi ini, aku melihat keatas, melihat ranting-rantin pohon yang kurus, tidak beraturan, dan mungkin sudah tandus, oh..aku juga melihat ada sarang burung diantara kepitan dahan-dahan itu, dan aku juga menyadari dalam sarang itu ada suara kicauan anak-anak burung itu, mungkin kicauan anak-anak burung itu yang membuat siapapun yang duduk disini merasakan kalau ada sedikit kehidupan yang berjalan didalam dunia ini…
Aku menundukkan kepalaku, membuka sarung tanganku, huff..kenapa cuaca begitu dingin hari ini? Lihat uap yang keluar dari mulutku…begitu banyak dan tebal…..fuuh…aku menggosok-gosokkan kedua tanganku dan membiarkan hangat yang keluar dari tanganku berjalan kedalam tubuhku, aku melihat tanganku, mengawasi semuanya, dan aku menatap kepada sidik jariku, lingkaran yang berputar-putar, yang menandakan aku ada, ini aku, sidik jari ini hanya kepunyaanku, tidak ada yang lain yang mempunyai sidik jari yang sama… pusat sidik jariku berputar, sama seperti kehidupan semua orang didunia ini, berputar terus menerus, kurasa aku tidak mau berputar terus menerus disini, aku ingin berhenti pada suatu titik dan berhenti saja, entah apa yang terjadi, aku tidak tahu, kurasa semua akan terus berjalan disaat aku memutuskan untuk berhenti…huff..dingin ini semakin menusuk diriku, aku masih menundukkan kepalaku, beberapa helai rambutku mengenai ujung mataku, seakan menyuruhku untuk terus berjalan, melawan dingin dan mengingatkan aku kalau aku harus sampai ke tempat tujuanku…dipojok sana ada beberapa orang yang mengelilingi tong sampah, mencoba menghangatkan diri mereka, mereka bercanda, mengobrol, berpelukan untuk saling menghangatkan, hmpphh…kurasa aku harus terus berjalan, karena aku tahu, kehidupan ini tidak akan berhenti walaupun aku memutuskan untuk berhenti, dan kalau aku berpikir lagi, untuk apa aku memutuskan untuk berhenti untuk sesuatu yang tidak akan pernah berhenti?
Aku menundukkan kepalaku, membuka sarung tanganku, huff..kenapa cuaca begitu dingin hari ini? Lihat uap yang keluar dari mulutku…begitu banyak dan tebal…..fuuh…aku menggosok-gosokkan kedua tanganku dan membiarkan hangat yang keluar dari tanganku berjalan kedalam tubuhku, aku melihat tanganku, mengawasi semuanya, dan aku menatap kepada sidik jariku, lingkaran yang berputar-putar, yang menandakan aku ada, ini aku, sidik jari ini hanya kepunyaanku, tidak ada yang lain yang mempunyai sidik jari yang sama… pusat sidik jariku berputar, sama seperti kehidupan semua orang didunia ini, berputar terus menerus, kurasa aku tidak mau berputar terus menerus disini, aku ingin berhenti pada suatu titik dan berhenti saja, entah apa yang terjadi, aku tidak tahu, kurasa semua akan terus berjalan disaat aku memutuskan untuk berhenti…huff..dingin ini semakin menusuk diriku, aku masih menundukkan kepalaku, beberapa helai rambutku mengenai ujung mataku, seakan menyuruhku untuk terus berjalan, melawan dingin dan mengingatkan aku kalau aku harus sampai ke tempat tujuanku…dipojok sana ada beberapa orang yang mengelilingi tong sampah, mencoba menghangatkan diri mereka, mereka bercanda, mengobrol, berpelukan untuk saling menghangatkan, hmpphh…kurasa aku harus terus berjalan, karena aku tahu, kehidupan ini tidak akan berhenti walaupun aku memutuskan untuk berhenti, dan kalau aku berpikir lagi, untuk apa aku memutuskan untuk berhenti untuk sesuatu yang tidak akan pernah berhenti?
Subscribe to:
Posts (Atom)