Benarkah aku masih hidup? benarkah aku masih bernapas? benarkah udara yang kuhirup masuk kedalam paru-paruku dan mengisi hidupku? karena sekarang paru-paruku terasa sesak, terasa sangat sempit. air mataku keluar bercucuran dengan lancar. kemana saja waktu yang telah kuhabiskan selama ini? apakah aku menghabiskan waktuku dengan benar? atau aku malah menghabiskan waktu yang aku punya dengan sia-sia… hatiku terasa sesak, sungguh sesak. untuk mendongakkan kepalaku saja terasa sangat berat, bahkan untuk melihat dan mencari sedikit sesuatu yang bisa menjadi semangatku saja aku tidak bisa. kemana waktu yang aku punya? aku merasa waktu yang kupunya semakin cepat berjalan, tidak … aku salah, mereka tidak berjalan, tetapi berlari. hatiku masih terasa sesak, dan aku merasa ruang hidupku semakin menyempit, kemana teman-teman dan juga musuh-musuhku? kemana semua orang? kenapa aku merasa begitu kesepian disini? mataku perih karena sadar waktu telah berjalan begitu cepat, tetapi tetap aku merasa kesepian disini. yang ada hanyalah kumpulan nomor-nomor yang sudah banyak namun tidak lagi bertambah, akankah hidupku seperti ini? dalam kesepian? dalam kegalauan dan ketidakpastian? apakah aku tidak akan bisa mendongakkan kepalaku keatas untuk melihat seberkas harapan? setiap pagi aku membuka mataku, yang ada hanyalah ketakutan akan rasa sepi yang mengurung jiwaku, betapa kejamnya sesuatu yang bernama kesepian. tubuhku lemas dan tidak tahu harus berbuat apa dalam kesepian, segala hal yang aku lakukan seakan tidak berguna dan semakin membuat waktu terasa semakin cepat berjalan dalam ketidakbergunaan. Apakah aku salah memperlakukan hidupku seperti ini? apakah aku salah berpikir seperti ini? apakah dengan menulis kata-kata ini, aku juga salah? atau dengan inilah aku benar? kemana orang-orang yang pernah bersamaku? kemana tawa yang pernah keluar bersama-sama denganku? kemana waktu yang terasa begitu menyenangkan? apakah semuanya sudah pergi meninggalkan aku? atau apakah aku yang meninggalkan mereka?
Aku melihat kearah telapak tanganku, seharusnya jari-jari ku menggenggam tangan orang lain, tetapi tidak ada tangan orang lain yang bisa kugenggam. harusnya jiwaku bisa merengkuh hati orang lain, tetapi tidak ada hati lain yang bisa kurengkuh. seharusnya mulutku berbicara dengan orang lain yang mendengarkan, tetapi tidak ada orang lain yang mendengarkan, kemana orang-orang? kemana teman-temanku? kemana hidupku? kearah mana aku berjalan sekarang? kakiku tidak lagi mau melangkah ataupun bergerak mundur, mereka hanya diam. aku tidak memperintahkan mereka untuk tidak bergerak, aku memerintahkan diriku untuk mengambil keputusan untuk mundur, atau bergerak maju. namun mereka tetap diam. aku menutup mataku dan memikirkan semua, yang telah kulakukan dan yang aku lakukan. dan aku menangis, benar-benar menangis. aku berharap air mata yang aku keluarkan juga ikut mengeluarkan beban ini, beban ini terasa begitu berat. apakah aku akan kesepian seperti ini? aku belumlah berada didalam dunia ini separuh umurku, namun kesepian seakan sudah merajai diriku beratus-ratus tahun lamanya.
No comments:
Post a Comment