Somewhere inside me something disappears, And I try to part with my rust-eaten anger...
Tuesday, May 22, 2007
(169) Sacred Fuse
Didalam kepalaku terdapat banyak sekali lubang-lubang yang tidak terlihat, mereka menggerogoti pikiranku, mencengkram setiap jalan yang berusaha aku gali, dan mereka semakin mencengkram setiap apapun yang aku pikirkan, semua yang seharusnya berjalan baik menjadi jahat karena lubang-lubang itu mempengaruhi pikiranku. lubang-lubang itu penuh dengan segala hawa nafsuku, aku tidak tahu harus berbuat apa, karena manusia tidak bisa menolongku, mereka tidak bisa melihat lubang-lubang itu, meskipun setiap manusia memilikinya, oleh karena itu aku meminta kepada Tuhan agar Dia mau memberikan kekuatan kepada diriku yang lemah ini untuk bisa mengalahkan lubang-lubang tersebut dan Tuhan memberikan aku sekrup-sekrup yang dapat menutup setiap lubang itu, sekrup-sekrup itu berbeda-berbeda bentuknya dan setiap sekrup didesain sama besarnya dengan setiap lubang yang ada didalam pikiranku, Tuhan menyuruhku untuk menutup lubang-lubang itu dengan setiap sekrup yang Dia berikan kepadaku, dan aku patuh kepadaNya, karena aku percaya kepadaNya. Aku menutup lubang-lubang itu dengan setiap sekrup yang aku punya. tetapi sangatlah susah untuk bisa menutup lubang-lubang itu, mereka seakan tahu kalau mereka akan ditutup. mereka memberontak, memasukkan satu senti sekrup itu kedalam lubang-lubang itu, bagaikan mengebor sesuatu yang sangat kuat dengan jarum. mereka terus melawan, dan pada akhirnya pada suatu saat (yang setelah aku sadari ternyata lama sekali.) sekrup-sekrup itu tertanam menutupi lubang itu, dan aku mulai bisa berpikir jernih, bisa berjalan tanpa ketimpangan. tetapi lubang-lubang itu masih ada, tidak hilang. mereka terus memaksa keluar, dan mereka terus memutar sekrup itu agar terlepas. Tuhan pernah berkata kalau aku harus terus menerus menjaga sekrup itu dan jangan biarkan lubang-lubang itu mempunyai kekuatan untuk bisa berbalik melawan. kini banyak sekali sekrup yang mulai sudah terlepas, karena aku tidak menjaga sekrup-sekrup itu, kesombonganku menjadikan aku lupa akan waktu dimana aku sungguh tidak berdaya, waktu dimana aku secara pribadi yang meminta pertolongan kepada Tuhan, namun seperti kebanyakan manusia, setelah Tuhan menolongku, aku sama sekali lupa kepadaNya. dan kini setelah banyak sekrup yang sudah terlepas, dan lubang-lubang itu semakin membesar, aku kembali lagi ke Tuhan untuk meminta pertolongannya, aku malu, yah, aku merasa sangat malu kepada Tuhan. dan aku sendiri tidak yakin apakah aku bisa menutup lubang-lubang itu secara total dalam pikiranku? karena aku sendiri sebenarnya menyukai lubang-lubang itu, aku menyukai hawa nafsuku. antara benci dan cinta aku harus memilih, ingin rasanya memiliki keduanya karena keegoisanku sebagai manusia. tetapi Tuhan memintaku untuk memilih, aku memilih menutup lubang-lubang itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment