Somewhere inside me something disappears, And I try to part with my rust-eaten anger...
Tuesday, May 22, 2007
(178) My Stopping Point
Ada sebuah tanda koma besar sekarang yang berada didalam hidupku, jadi maafkan aku hidupku. aku tidak bisa melanjutkan perjalananku lebih jauh lagi, aku akan berhenti sebentar disini sebentar, maafkan aku. beban kali ini terasa lebih berat. terlalu berat sehingga aku merasa hal lain tidak lebih penting dari tanda koma ini, apa yang harus kulakukan agar aku bisa mengangkat tanda koma ini dari hidupku? aku mendapatkan tanda koma yang sama 5 tahun lalu. dimana tanda koma itu mengurung hidupku selama beberapa lama, membuatku tidak bisa berbuat apa-apa. dan kini, tanda koma itu kembali dihadapanku, egoku mati, pikiranku kacau, batinku meraung lebih kencang, karena tanda koma ini tidak hanya berhenti didepanku dan menghadang hidupku, tetapi juga mengambil sesuatu yang penting dari hidupku, sesuatu yang tidak kujaga baik, tidak kujaga dengan sungguh-sungguh, dan kini, setelah sesuatu itu hilang, barulah aku menangis, barulah aku menyesal, dan tanda koma itu tetap berdiri didepanku dan menjadi lebih besar dan mentertawakanku. "dulu kau begitu memikirkan egomu, sekarang aku kembali kepadamu, karena engkau tidaklah berubah." itu adalah kata-katanya. yah, aku tidak berubah, aku pernah bilang aku akan berubah namun kenyataannya tidak, aku tidak berubah. kenapa aku tidak berubah? karena aku tidaklah mencoba dengan sungguh-sungguh. namun apakah sekarang masih ada kesempatan lagi kalau aku mau mencoba? aku tidak melihat adanya kesempatan lagi didepanku. maukah aku berubah kalau aku diberi kesempatan lagi? yah, aku mau. aku tahu rasanya sekarang berada dalam titik putus asa, tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus kemana, begitu banyak yang harus kukatakan, namun aku tidak tahu harus memulai dari mana. begitu banyak yang ingin kulakukan, namun aku takut memulainya, karena aku tidak mau menyakiti lagi. aku bingung, aku mau berjalan terus kedepan. aku harus menjalani hidupku, namun beban dari tanda koma ini menghantuiku. apakah aku harus merasakan lagi kekosongan jiwa dan hati yang diakibatkan oleh tanda koma ini lagi? sebegitu terkutuknya-kah aku?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment