Tuesday, May 22, 2007

(166) Violis Cunae

Yang kulihat dalam kehidupanku hanyalah kebosanan, hanyalah sebuah hal yang diulang dan diputar berkali-kali, tidak bisa dan tidak ada kata maju atau mundur, semuanya sama, abu-abu, tidak hitam, tidak putih, dimanakah aku? apakah akal sehatku dikalahkan oleh halusinasiku? apakah otakku sudah berhenti bekerja dan digantikan oleh otak orang lain? apakah kemampuanku menghilang dan digantikan dengan kemampuan orang lain? siapakah aku? aku bahkan tidak mengenal lagi diriku. Bagaimanakah aku yang dulu? aku tidak tahu… semuanya sama, masih abu-abu, ruangan ini juga tidak berubah, masih sama, dengan segi dan garis di setiap tepinya, menambah kebosanan yang aku rasakan, ruangan ini masih terkunci karena aku malas untuk membukanya, tidak ada artinya hidupku ini, tidak ada sesuatu yang membuatku merasakan artinya hidup…

gelap… gelap… dimanakah aku? kenapa terasa sangat dingin? kenapa tidak ada yang memberikan aku kehangatan? kenapa tidak ada yang memelukku? kenapa tidak ada yang membelaiku? siapakah aku? dimanakah aku? aku hanya merasakan dingin… dingin sekali, kenapa aku disini? ayah? ibu? dimana kalian?

tanganku sendiri sudah merasakan kebosanan yang amat sangat, mungkin akan lebih baik kalau aku memotong lenganku ini dan menyimpannya di almari sebagai kenang-kenangan dari tubuhku, mungkin akan lebih baik aku memotong kakiku dan memajangnya di dinding agar aku bisa melihatnya terus menerus dan menambah sedikit warna dalam kebosanan ini, Tuhan… Hmphh.. Tuhan itu tidak ada, tidak ada dalam sedetikpun kehidupanku, dia tidak pernah mendengarkan aku, dan aku juga tidak tahu apakah Dia ada… apa yang harus aku lakukan sekarang? ah.. aku tahu!

masih gelap disini, aku bisa merasakan tangan dan kakiku bergerak, namun aku tidak bisa melihat apa-apa, dimanakah aku? Tuhan, engkau adalah penciptaku, engkau adalah pembuatku, aku tidak tahu aku berada dimana, karena aku tidak bisa melihat, tubuhku pun tidak bisa terlalu banyak bergerak, apakah aku akan segera melihatmu lagi, Tuhan? apakah itu benar?

Kilauan yang terpantul dari pisau itu menarik perhatianku, kenapa baru sekarang aku tersadar kalau pisau itu begitu menarik, yah, aku merasakan sensasi yang amat sangat, hmm.. apa yang bisa aku lakukan dengan pisau ini? apakah aku jadi memotong kakiku? apakah aku akan memotong tanganku? tidak..tidak… mungkin akan lebih seru dan menarik kalau aku menggorok leherku sendiri, karena aku BOSAAAAN dengan hidup keparatku ini, sial! kenapa aku bisa jadi seperti ini? kenapa aku harus melewati ini semua? SIAAALLL! kenapa aku? kenapa? aku butuh… butuh udara segar…

Untuk pertama kalinya aku membuka pintu kamarku, entah sudah berapa lama aku tidak berada diluar, semua tetap sama, membosankan! mmm… apa itu? sebuah keranjang rotan, siapa yang menaruhnya disana? apa itu? ba… bayi? bayi siapa ini? anak siapa ini? kenapa ada disini? huup… hey, lihat dirimu, tergeletak disana sendirian, kenapa kamu disini, manis?

Mmm? untuk pertama kalinya aku merasakan sentuhan, untuk pertama kalinya aku merasakan kehangatan, untuk pertama kalinya aku mendengar suara, siapakah yang memelukku? siapakah yang membelai-belai rambutku sekarang? apakah kamu, ayah? atau apakah ini kamu, ibu?
Oohh..betapa bahagianya aku, aku tetap tidak bisa melihatmu, ingin rasanya bisa membuka mataku, namun aku tidak tahu bagaimana caranya… tidak apa-apa, biarkan kebahagiaan ini menjadi milikku untuk sekarang… terima kasih Tuhan.


Keparat! siapa bajingan yang tega menelantarkan bayi malang ini…sstt…sstt..tenanglah, kau aman bersamaku, tenang …
Tanganku menyentuh kulitnya yang halus, mukanya yang polos, jujur, bibirnya yang tersenyum, hei lihat, dia menguap, belum ada giginya, hahaha…lucu sekali, siapakah kamu, nak? siapakah kamu? lihat jendela itu… tidakkah pemandangan itu indah, nak? setiap lampu di kota ini begitu indah bukan? lihatlah itu… kamu tertidur, nak? sstt.. aku disini, tidurlah…

Tuhan, aku tidak mengerti sepatah katapun apa yang ayah atau ibu katakan kepadaku, namun walaupun begitu, aku senang, aku senang karena aku bisa merasakan kehangatan dan juga ada rasa kasih sayang saat dia menyentuhku, tetapi aku mengantuk, Tuhan, apakah aku setidakberdaya itu? aku lelah, aku juga mengantuk… sungguh mengantuk, aku berharap saat aku bangun, ayah atau ibu akan terus berada didekatku, karena aku takut akan hilangnya kehangatan dan cinta ini,Tuhan. maukah Kamu mengabulkan ini untukku?

Oohh..tidak! apa yang telah aku lakukan? apa yang telah aku pikirkan selama ini? apa yang telah aku kerjakan selama ini? Bagaimana aku bisa seegois ini? bagaimana aku bisa dengan mudah menghabisi hidupku sendiri, sementara anak ini berjuang keras untuk bisa hidup? bagaimana bisa aku menghabisi hidupku sendiri hanya karena bosan? siapakah aku? siapakah aku untuk bisa menghakimi hidupku sendiri? Siaaaaaaaal!

No comments: