Monday, May 25, 2009

(195) Bitterness from Delicate

Sudahkah ini selesai semua? sudahkah semua pertengkaran ini berakhir? sudahkah ada pihak yang memenangkan pertengkaran ini? karena kini aku duduk diatas ranjang ini dan masih menangis.. masih menutup kedua mataku dengan telapak tanganku. kepalaku berputar karena semua perasaan ini bercampur aduk.. sudah berapa lama berlalu sekarang? sudah cukup lama aku menunggu disini ... dan setiap kali aku menunggu, waktu rasanya semakin berjalan lambat ... aku berusaha untuk mengingat semua, namun disisi yang lain aku juga berusaha untuk melupakannya, apa kemauan dari pikiranku? tuhan, engkau selalu berkata surga berada tidak jauh dari hatiku? kenapa aku tidak bisa engkau langsung taruh di surga saja tuhanku? kenapa aku harus melewati semua ini? apakah aku harus terus menerus memberikan diriku sendiri alasan-alasan untuk terus menerus bertahan disini?
Air mataku jatuh lagi ke lantai, ingatan-ingatan ini terasa menyiksaku, kadang aku tidak bisa menghadapi malam hari dan takut untuk tertidur... aku masih sering mendapati diriku menjulurkan tanganku untuk mencari sentuhan yang biasa aku temukan.. namun kini sentuhan itu tidak lagi ada. aku masih mengharapkan senyum dan tawa yang biasa aku dengar dan aku lihat itu kembali menyapaku. namun semua itu tidak ada lagi, yang ada hanyalah ingatan-ingatan pahit akan semuanya. keegoisanku merebut semuanya dariku. jadi dimanakah aku sekarang? sentuhan yang kudapatkan sekarang bukanlah sentuhan yang aku mau, tawa yang aku dengar bukanlah tawa yang aku mau. apakah ingatan ini akan hilang, temanku? apakah ingatan ini akan terus menghantuiku? akankah aku masih kuat berada dijalan ini ketika 20 atau 30 tahun ke depan aku masih mendapati ingatan ini masih ada didalam kepalaku, menghantuiku seperti aku menghantuimu dengan pertanyaan-pertanyaan bodohku ini?
Apakah dia sedang tersenyum bahagia saat ini tuhanku? apakah saat ini dia sedang memikirkan diriku? apakah saat ini dia ....??? hmph ... tidak usah beritahu aku jawabannya, karena apapun jawabannya aku masih berada diatas ranjang ini dan masih tersedu memikirkan semuanya. kota ini masih sama, kamar ini masih sama, udara disini masih sama, semuanya masih sama, tidak ada yang berubah, kalaupun ada yang berubah hanyalah waktu yang terus menerus berjalan membawaku entah kemana. nafasku pun sudah tidak sebaik dulu saat aku meninggalkan dirinya, kesehatanku pun sudah tidak sebagus dulu saat aku masih egois. jadi, apa yang aku punya sekarang kecuali ingatan-inagtan pahit namun indah ini? di satu sisi aku ingin menghapus semua ingatan jahanam ini dari otakku untuk satu menit saja, namun disisi yang lain, aku ingin menyimpan semua ingatan ini untuk 1 jam. semuanya tarik menarik tanpa aku tahu siapa yang harus aku menangkan. aneh .. aneh .. aneh ..apakah cinta itu benar-benar ada? apakah harapan itu masih menggantungkan dirinya kepadaku? apakah takdir itu masih ada diatas sana dan masih menunggu untuk menjatuhkan dirinya keatas diriku? semuanya berlalu, dan begitu pahit sehingga aku bisa menangis seharian penuh saat aku mengingatnya... apakah impianku akan terus menerus bisa kupegang untuknya? apakah aku sudah menjadi lebih baik saat aku meninggalkan dirinya? apakah aku bertumbuh menjadi lebih dewasa dari sebelumnya? apa yang bisa aku katakan hanyalah semoga ... dan apakah dia akan kembali ke sini, tuhanku? apakah dia akan kembali ke ..... mataku buram lagi karena air mataku turun lagi ke lantai, tuhanku. semuanya menjadi terlalu buram dan sendu, aku tidak tahu jalanku ... aku tidak tahu tujuanku ... semua ini pil pahit yang masih ada didalam mulutku dan belum bisa aku telan.

No comments: