Siapa yang akan mengingatmu sekarang? Engkau terbaring tanpa gerak didalam tanah sana. Bergerak kaku tanpa bisa membalas apapun yang kami berikan kepadamu. Kami tidak ingin mengingatmu, terlalu banyak kenangan yang akan membuat kami terluka apabila kami mengingatmu, kebaikan-kebaikanmu tidaklah berguna bagi kami, kejahatan-kejahatanmu sudah berhenti dan tidak lagi terdengar. Tawa dan senyummu tidak lagi kami rindukan karena kedua hal itu tidak akan terlihat lagi. Senang rasanya melihatmu didalam sana, bergerak kaku dan tidak bergerak. Mendengar engkau tidak lagi bernafas lagi adalah sebuah kelegaan bagi kami.
Pernah tangan-tangan kami berusaha menyelamatkanmu dari lubang kubur itu, namun engkau menolaknya dan terus saja menjalani hidupmu itu. Pernah suara-suara kami berusaha memberikan saran dan kritik namun telingamu sibuk mendengarkan godaan-godaan dan juga hawa nafsu disekelilingmu. Pernah usaha-usaha kami merawatmu dengan segenap hati, namun dengan segenap hati pula engkau menolak rawatan kami karena engkau bersikukuh untuk terus berjalan sesuai dengan kehendakmu. Sepadankah semua bagimu sekarang setelah engkau sudah berada didalam sana? Kami harap sudah, karena kami tidak lagi bisa merawatmu lagi, tidak bisa melihatmu lagi, dan kami sudah tidak bisa apa-apa lagi sekarang.
Dosa-dosa kami sudah disetujui dan juga sudah dimaafkan, berbeda denganmu yang tidak pernah meminta maaf , tidak pernah sadar akan kesalahan dan juga dosa-dosamu. Disini kami tidak pernah meminta kehidupan abadi, melainkan meminta untuk diberikan kebijakan dalam menjalani hidupmu. Kami juga seringkali menahan sakit kami ketika engkau keras kepala dan tidak mau meminta pertolongan. Anehnya adalah walaupun kami melihat engkau berada didalam sana, kami masih bisa sayup-sayup suara pertolongan dan juga pengampunanmu kepada kami semua disini. Dan bukannya kami tidak mau memaafkan tetapi semua itu sudah terlambat, engkau tidak lagi memiliki yang namanya pengampunan, sudah lewat sekitar puluhan tahun sejak kami berusaha menyadarkanmu, namun engkau tetap bersikukuh jalan yang engkau ambil adalah yang benar.
Maafkan kami tidak lebih kuat berusaha, namun kami juga sudah dibatas limit kami untuk berusaha dan berdoa. Sayang sekali engkau tidak bisa lagi melihat betapa gelapnya awan sekarang ini dan betapa derasnya hujan yang terjadi sekarang, tubuh kami basah sekujurnya, namun jangan engkau berharap ada air mata yang turun dan bercampur dengan hujan ini. Sepercik petir di angkasa menyinari apa yang kami lihat didepan kami, yang kami lihat hanyalah tanah. Tidak ada lagi yang lainnya. Jangan mencoba mencari kami lagi, karena kami juga tidak akan mencari dirimu. Biarkanlah setiap kesepakatan yang kita lakukan berakhir disini, sekarang. Engkau bukanlah lagi milik kami, dan kami bukanlah lagi milikmu. Jadi biarkan dirimu istirahat dan membusuk didalam tanah sana, dan biarkan kami yang berada disini menjalankan hidup kami lagi tanpa dirimu. Berikut adalah satu penghormatan terakhir bagi kami yang kami berikan kepadamu karena setelah ini kami akan membalikkan pandangan kami darimu. Selamat tinggal jiwaku… beristirahatlah dengan tenang.
No comments:
Post a Comment