pernahkah engkau berpikir, ketika engkau sudah beranjak tua, dimana tubuhmu renta, tulangmu sudah tidak kuat lagi menopang tubuhmu, rambutmu memutih … apa yang menjadi temanmu? kurasa jawabannya adalah rasa sepi.
ingat-ingat lagi masa mudamu, dimana engkau mempunyai banyak sekali teman yang bisa engkau ajak pergi, namun kemanakah mereka sekarang? tidak ada yang mencarimu, tidak ada lagi orang yang mengajakmu pergi. kemana mereka? masihkah mereka hidup? wow...sudah berapa lama engkau tidak berbicara dengan mereka? sudah berapa lama engkau tidak melihat mereka? masih ingatkah mereka kepadamu? masih ingatkah kamu kepada mereka?
ketika dahulu telepon rumahmu senantiasa berdering .. mendengarkan suara seseorang yang mencari dirimu, siapapun itu. namun sekarang, kemanakah suara dering telepon itu? hanya suara orang yang salah sambung yang engkau dengar atau kalaupun telepon itu berdering, tubuhmu yang rapuh sudah tidak kuat lagi untuk menghampiri telepon itu dan akhirnya dering itu terputus tanpa engkau tahu dari siapa itu.
ingat betapa kerasnya engkau bekerja disaat mudamu? mengumpulkan harta benda untuk kepuasan batinmu, kemanakah harta benda itu sekarang? tidak ada membekas, karena engkau juga sudah tidak lagi membutuhkan harta benda itu. yang kau butuhkan hanyalah obat-obatan untuk berusaha memperpanjang hidupmu dan bahkan ingatanmu sudah tidak lagi kuat untuk mengingat apa merek baju kesukaanmu.
dahulu sabtu minggu engkau habiskan masa mudamu dengan bercanda, berkencan dengan kekasihmu, bercanda gurau dengan orangtuamu .. namun sekarang hari sabtu minggu tidak ada lagi bedanya dengan hari senin, yang kau lakukan hanyalah berpikir "Apa yang bisa aku lakukan hari ini? apa yang bisa aku lakukan dengan tubuhku yang renta ini?" dan menghabiskan sisa harimu dengan membaca koran yang matamu saja sudah tidak bisa lagi melihat jelas huruf-hurufnya, yang terlihat hanyalah deretan baris yang buram.
dimana orang tuamu? mereka pasti sudah mendahuluimu, bukan? yang kau pegang sekarang adalah foto-foto keluarga, masa lalumu yang engkau pegang dengan erat, berharap masa-masa itu kembali datang, tetapi mengingat masa itu membuatmu sedih, karena engkau tidak bisa merubah masa lalu dan masa lalu tidak akan pernah kembali terulang. "hidup hanya sekali" ucapmu pelan, dan engkau bertanya apakah hidupmu berarti ...
kemana anak-anakmu? mereka sudah menikah dan sibuk dengan pekerjaan dan juga pasangan hidup dan keluarga mereka masing-masing. mereka tidak melupakanmu, hanya saja waktu yang mereka luangkan untukmu hanyalah sedikit. sesekali mereka datang menjengukmu dan memberikan engkau hadiah. tapi engkau tidak membutuhkan hadiah, yang kau perlukan adalah sentuhan, ciuman di kening dan juga perhatian. engkau tidak tahu apa yang anakmu dan keluarganya katakan kepadamu, karena telingamu tidak lagi bisa dengan jelas mendengar apa yang mereka katakan tidak peduli bagaimanapun dekatnya mereka berbicara, yang engkau lakukan hanyalah mengangguk-angguk kecil, berpura-pura mengerti. padahal dalam hati hanya ada satu teriakan kecil dari hatimu yaitu "tolong jangan pulang, jangan tinggalkan aku" dan ketika cucumu yang kecil melambaikan tangannya kepadamu, engkau berharap waktu berhenti dan engkau kembali muda. tapi itu tidak akan terjadi. dan beruntunglah engkau masih memiliki anak dan cucu .. bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga sama sekali?
hei..mengerikan bukan betapa usia itu bisa seperti itu? namun yang lebih mengerikan adalah kesepian yang melanda dirimu. dimana di saat-saat seperti ini engkau merasa benar-benar ingin tuhan memanggilmu dan mencabut nyawamu .. namun apa yang terjadi? engkau hanya bisa menunggu, menunggu dan terus menunggu hingga akhirnya tuhan menurunkan malaikat mautnya untuk menjemputmu. mengerikan bukan? simpan ketakutanmu untuk nanti temanku, karena kita masih disini, masih muda dan aku masih bisa dengan luwes menggerakan jemariku untuk menulis ini kepadamu, dan engkau sendiri masih memiliki penglihatan yang baik untuk bisa membaca semua kata-kata ini ...
No comments:
Post a Comment