Monday, May 25, 2009

(204) Incapabious Lies

Lapangan ini masih sama seperti dahulu. Aku masih menduduki tempat favoritku, yaitu diatas tumpukan pipa yang berdesakan namun cukup kuat untuk menopang. Aku sering menghabiskan waktuku disini, melihat dan memperhatikan apa yang ada di sekelilingku, merasakan setiap sentuhan yang bisa kurasakan, mendengarkan kepada apa terlintas kedalam gendang telingaku. Sesuatu terasa beda saat 20 tahun kemudian aku berada disini. Bedanya adalah aku dulu bermain dengan riang saat bermain disini, namun sekarang aku duduk disini berusaha agar aku bisa bermain lepas seperti 20 tahun lalu, hasilnya? Tidak bisa. Seiring dengan jalannya waktu, aku semakin awas terhadap sekitarku, semakin waspada kepada orang-orang yang berada disekitarku, semakin lelah dalam menjalani hidup ini.
Terlalu banyak kebohongan dan kepura-puraan dalam hidupku, kenapa semua itu terjadi dan dibiarkan terjadi? Kenapa kita tidak mempunyai kekuatan untuk mengontrol hati dan kemauan orang lain .. apakah karena semua ini adalah permainan dan semua orang mempunyai cara mainnya sendiri sehingga tidaklah lagi mengasyikkan apabila ada 1 orang yang mempunyai kekuatan untuk mengontrol semuanya? Kebohongan yang satu dan telah kubuat telah membawaku kepada kebohongan-kebohongan lainnya. Untuk apa? Jawabannya adalah untuk bertahan hidup. Tidak akan ada jawaban yang bisa kuberikan kepada orang lain apabila aku tidak berbohong, dan komunitas manusiaku disini hidup berdasarkan kebohongan, bahkan konsep tuhan sendiri mungkin adalah sebuah kebohongan besar. Jadi dimana letak kejujuran? Ia berada didalam kenyataan. Kenyataan tidak bisa dibohongi, karena kita menjalani kenyataan setiap detiknya, setiap menitnya dan itu menakutkan kadang.
Matahari semakin terik membuat aku semakin memicingkan mataku, aku berdalih aku akan bisa mengingat masa kecilku. Ya .. masa kecilku bermain dihadapanku, aku melihat aku berlari, memegang tangan temanku, tertawa lepas … dalam 1 kedipan mata aku sadar dan kembali kepada kenyataan aku sadar aku tidak mempunyai siapa-siapa untuk kupegang kecuali diriku sendiri, sadar aku tidak sedang tertawa melainkan sedang bersedih atas berjalannya kehidupanku ini, masa laluku begitu indah, dan masa depanku masih tidak jelas dan tidak akan pernah jelas. Tato yang berada di belakang bahuku seakan mentertawakan aku akan kemalasanku dalam menjalani semuanya. Tapi haruskah aku perduli? Aku rasa tidak. Kenapa? Karena hidup ini adalah semua kebohongan dan semua yang kutulis disini hanyalah kebohongan semata juga.

No comments: