Milyaran helai sayap lembut malaikat turun dari surga menuju arahku. aku melihat ribuan malaikat melihatku dari atas sana dengan pandangan yang iba. aku melihat awan-awan berwarna putih terang menyilaukan mataku, namun anehnya aku bisa melihat malaikat-malaikat itu dengan jelas. beberapa diantara mereka bahkan menangis melihat diriku. Gabriel, sang malaikat idola meletakkan senjata perang surgawinya dan bersedih untukku. Abraham, Sang Bapa dari manusia memalingkan pandangannya dariku saat aku melihatnya. Adam dan Hawa berpelukan saat melihatku namun mereka hanya tersenyum tanpa arti. Tuhan Yesus mengulurkan tangannya mencoba meraihku, namun sesuatu meghalangi tangannya untuk menggenggamku. Terlihat dengan sangat jelas Tuhan Yesus kecewa karena tidak bisa meraihku. Bunda Maria tidak terhitung berapa kali terdengar suara tangisnya saat melihatku, dan puluhan malaikat menghiburnya untuk tidak menangis. Allah Bapa duduk diatas singgasananya dengan cahaya yang sangat berkilauan, aku tidak bisa melihat wajahnya. apa yang terjadi disini? Ribuan pasukan surgawi berkumpul dan menatap diriku. aku mencoba untuk tersenyum, namun mereka semua semakin bersedih untuk diriku. namun seperti diatas pentas, sayap-sayap lembut malaikat itu turun dan menghujaniku. aku mencoba meraih satu dari milyaran sayap yang turun itu. Sayap-sayap berwarna putih itu berubah menghitam saat jemariku menyentuhnya. aku heran dan kembali melihat keatas.
Salah satu malaikat meniup sangkakala-nya dan berteriak lembut "tidakkah kamu tahu sayap itu menghitam karena dosamu?" dan disaat itulah gemuruh terjadi, dan tangisan Bunda Maria semakin kencang dan puluhan malaikat tidak bisa lagi menghiburnya, aku melihat Tuhan Yesus memeluk Bunda Maria dan Allah Bapa merangkul mereka berdua. Bunda Maria masih melihatku dengan penuh harapan, dan memohonkan sesuatu kepada Allah Bapa, tetapi Allah Bapa menggelengkan kepalanya. Malaikat Gabriel mengangkat senjata surgawinya dan seluruh laskar perang surgawi seakan siap siaga. Abraham meninggalkan altar dan berkumpul dengan para bijak disana, Adam dan Hawa kembali ke taman firdaus. mereka semua perlahan pergi. sayap-sayap yang semula turun berwarna putih berubah menjadi hitam saat mengenai tubuhku. dan helai lembut sayap itu menyakiti setiap bagian tubuhku yang terkena olehnya seperti sebilah pisau menyilet tubuhku.
Aku melihat kebawah sana dan aku melihat bumi dibawahku. aku bisa melihat orang-orang yang kukenal dan tidak kukenal di bumi. mereka berkelahi satu sama lain, membunuh satu sama lain, tidak ada kesempatan untuk mendengarkan karena semua ingin didengarkan. darah dimana-mana dan kengerian terlihat dari setiap raut muka mereka. ketamakan, keegoisan, kemarahan, kebencian terlihat di bumi. tidak ada lagi kedamaian. inikah bumi yang aku tinggali selama ini?
Bunda Maria turun dari singgasananya dan memeluk diriku yang penuh dengan darah karena sayatan sayap-sayap ini. saat dia memelukku, jubah birunya berubah menjadi hitam dan dia berteriak kesakitan, namun dia tetap memelukku lembut walaupun tangannya mengeluarkan darah saat membelai lembut tubuhku. Allah Bapa memarahi lembut dirinya dan aku melihat Tuhan Yesus juga turun membela Bundanya. Bekas paku di telapak dan kakinya terlihat jelas saat dia juga turut memelukku. sayap-sayap yang putih ini terus menerus turun dan mengikis bagian badanku, membuat perih hingga ke tulangku. Bunda Maria menyelimutiku dengan jubahnya yang sudah menghitam, namun Gabriel menyuruh laskarnya untuk memisahkan dirinya dari diriku. Dia tidak mau melepaskan diriku dan menangis iba saat dia tidak bisa lagi menyentuhku. aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Gemuruh itu terjadi lagi dan Allah Bapa berdiri dari singgasananya, mengucapkan sesuatu yang aku tidak tahu apa artinya. suaranya sangat lembut namun sangat berwibawa.
"Dosa-dosamu membuatmu tidak pantas memasuki kerajaanKu, tidakkah engkau tahu berapa banyak Bundamu dan Anakku berdoa untukmu setiap harinya? Saat mereka berdoa untuk dirimu, berapa tetes darah yang harus mereka keluarkan untuk menebus dosamu wahai manusia ciptaanKu? namun keegoisan, keras kepala, emosional, rasa tidak percayamu membuatmu menghilangkan imanmu sendiri. yang kuminta darimu hanyalah imanmu. tidak lebih dan tidak kurang. Jalan yang kusiapkan untuk dirimu sudah siap dan akan mengantarmu pulang kepadaKu namun engkau tidak berjalan diatas jalan yang Kusiapkan untukmu. engkau memilih jalanmu sendiri dimana engkau menuntun kemunafikanmu sendiri. Engkau lebih mencintai dunia dan ilusi-ilusi yang kaubuat dalam pikiranmu dan membiarkan Iblis memperdayaimu, aku memberikanmu setiap hari perlindungan setiap saat engkau memintanya. namun aku tidak memaksamu untuk menggunakannya. aku memberikanmu kebebasan tapi Aku bukan lagi Allahmu, namun Iblis yang kamu pilih untuk menjadi rajamu. Pergilah ke tempat dimana rajamu berada sekarang"
Allah Bapa berkata seperti itu kepada diriku dan aku bisa melihat tangis air mata turun dari matanya saat menyuruh mailakat Gabriel mengikatku dan membawaku ke tempat Iblis berada. Bunda Maria berteriak keras mencoba meminta pemgampunan lagi kepada Allah Bapa atas diriku, Tuhan Yesus pun turut berdoa kepada Allah Bapa. Namun keputusan Allah Bapa adalah keputusan yang tidak bisa dirubah oleh siapapun. Roh Kudus yang disiapkan untukku menundukkan kepalanya karena malu tidak bisa menjalankan tugasnya kepada Allah Bapa. "engkau tidak perlu malu Roh Kudus temanku, engkau menjalankan tugasmu dengan sangat baik, namun aku yang memilih untuk tidak mendengarkanmu." aku mengucapkan itu kepadanya, namun dia bersedih kepadaku dan semakin menundukkan kepalanya.
Hawa Panas menderaku, dan aku melihat lautan api dimataku, mencabik-cabik setiap senti kulitku. aku melihat Gabriel menyerahkanku kepada Iblis-Iblis yang menunggu jiwaku digerbang neraka itu. "Tolong jangan serahkan aku pada mereka, Gabriel" teriakku kencang, namun Iblis-Iblis itu mencium ketakutanku dan dengan kasar mengambilku dari Gabriel. Aku menengok ke belakang dan aku melihat Gabriel menangisi diriku dan mencoba untuk tetap kuat. aku terus berteriak memanggil namanya. namun pintu neraka ini sudah tertutup dan Iblis-Iblis ini mulai mengejekku dan berkata "inilah rumahmu, Sembah rajamu, sang Iblis wahai manusia bodoh" dan saat itulah mereka memakan jiwaku. yang ada hanyalah penyesalan dan pertanyaan "KENAPA?"
Kenapa aku bodoh tidak mendengarkan Tuhan?
Kenapa aku keras kepala?
Kenapa aku tidak mempunyai sedikitpun iman?
Kenapa aku ...
Kenapa ...??
Dan jutaan pertanyaan "kenapa" lainnya... namun saat ini sudah terlambat.. selamat datang di neraka . itu adalah kalimat yang diteriakkan iblis-iblis ini saat menyiksaku untuk selamanya..selamanya dan selamanya.
No comments:
Post a Comment