sudahkah aku sembuh dari luka yang aku buat sendiri? apakah aku sudah boleh berjalan lagi untuk menekuni hidupku? atau lukaku sedemikian parahnya sehingga aku tidak akan bisa berjalan lagi? rasa sepi ini membunuhku setiap kali aku melihat realita hidupku, bagaimana seperlima kehidupanku hancur dan hilang dalam waktu hanya kurang lebih seperseribu hidupku. betapa menakjubkannya kebodohanku, betapa menakjubkannya ketololan yang aku perbuat kepadanya dan kepada hidupku. kalau aku bisa melihat aura hidupku, kurasa hanya warna-warna gelap dan sedih yang akan kulihat, karena aku masih sangat sedih dan masih berada disini melihat luka yang telah aku buat lagi.
ini baru luka yang aku buat kepada diriku, bagaimana dengan luka yang kubuat terhadap dirinya? bisakah itu sembuh? berapa lama waktu yang dibutuhkan dirinya untuk sembuh dari luka yang aku buat di hatinya? akankah aku boleh memeluk dia saat dia mengerang kesakitan karena luka yang aku buat itu? akankah dia membolehkanku menggenggam tangannya ketika dia merintih kesakitan karena sayatan luka di hatinya terbuka kembali? aku berharap dia memperbolehkanku, karena aku ingin menyembuhkan luka yang telah aku berikan kepadanya. aku menangis setiap kali aku mengingat hari dimana kebodohanku muncul, dan aku masih menyesalinya hingga sekarang, akankah hari-hari sebelum kebodohanku dimulai bisa kembali padaku? karena aku merindukan hari-hari itu, aku merindukan senyumnya, aku merindukan genggaman tangannya, aku merindukan sambutnya, aku merindukan semua dari dirinya. dan aku akan memberikan apa saja untuk bisa mendapat kesempatan lagi untuk bisa merasakan itu semua lagi. akankah kesempatan itu datang lagi?
aku berdoa setiap saat, aku berharap kepada tuhan agar tuhan mau berkenan memberikan satu kesempatan lagi. dan sambil menunggu kesempatan itu datang, aku berusaha sekeras dan sekuat mungkin berusaha memperkuat pondasi hidupku, berusaha sekeras mungkin memperbaiki luka dan diriku, agar (ketika) kesempatan itu datang, aku akan menjadi seseorang yang jauh lebih baik untuk dirinya. aku mencintai dirinya, aku mencintainya jauh lebih besar daripada aku dulu pernah mencintainya, tapi apakah dia melihatku? apakah dia mau melihatku? apakah cintaku kepadanya membuatnya takut? apakah aku salah mencintainya? aku hanya ingin bersamanya kembali, apakah itu salah?
No comments:
Post a Comment