Masih bisakah engkau melihatku masih disini? menatap dirimu dengan penuh harap. berlakukah hukum yang pernah diciptakan ini saat aku berharap padamu? arus waktu yang terus berjalan tetap tidak bisa membuatku melupakannya. berputar - berputar - dan terus berputar, namun aku tetap tidak bisa melihat jalan yang kaubuat untukku.. apalagi yang harus aku berikan? sisa kekuatanku hanya cukup untuk menyebut namamu.. dan saat kusebut letih namamu, kepercayaanmu padaku tidak juga bertambah. pecahkan satu sisa keping lagi hati yang aku punya, maka aku akan percaya engkau tidak mempercayaiku lagi. engkau menangisi aku diujung sana karena aku begitu bodoh untuk tidak bisa mengerti semuanya dan aku minta maaf akan hal itu. pemikiranmu jauh melebihi pemikiranku dan semua diagnosa ketololanku yang ada padamu tidak pernah bisa kulihat. tulangku mengelu meminta maaf dan pengampunan dari dirimu, namun tetap tidak ada tanda-tanda akan hal itu.
Apakah engkau masih melihatku disini? lelah aku melihatmu dengan penuh harap dan aku tidak tahu apakah engkau masih melihatku, arus waktu ini akan berhenti suatu saat nanti, namun aku tidak tahu akankah aku masih disini seperti ini. lekatkan kedamaian yang pernah kautawarkan untuk diriku dan hanya untukku. jemari-jemari ini sudah tidak kuat lagi untuk memegang janjimu. diatas kedua kakiku aku menumpukan sesuatu yang tidak pernah usang, yaitu perasaanku. semua beribu satu perasaan ini menyatu kedalam hatiku, dan hatiku yang kaurusak. tidak ada lagi tempat untuk menyimpan perasaan ini. tidak akan ada lagi hari-hari cerah. apakah kau masih berniat untuk memecahkan sisa satu keping hatiku ini. iya atau tidak jawaban yang aku berikan padamu, apakah semuanya akan selesai? ketakutanku semakin menghantuiku. jangan berikan aku lebih lagi, karena aku tidak bisa menanggungnya lagi. (apapun itu yang akan kau beri).
Engkau sudah tidak lagi menatapku. aku berharap aku melupakan semuanya. tidak ada sesuatu yang bisa kupercaya, yang tersisa dari diriku hanyalah memori-memori yang tidak akan bisa berkembang lagi. tidak ada lagi sisa keping hatiku yang bisa dihancurkan, semuanya pecah tak bersisa. namun tetap engkau tidak memberikan kebutuhanku yaitu pengharapan dan juga jawaban atas doaku. kupercaya akan kebohongan itu sekarang. tubuhku tidak lagi bergerak, kedua tulang kakiku yang patah terselubung didalam kulit kakiku, dan setiap adrenalin yang ada hilang entah kemana.. yang ada hanyalah emosi-emosi dan juga devosi yang tidak pernah jelas arahnya. dari moment ini, dimana aku menyadari semuanya selesai, yang tersisa hanyalah penyesalan kenapa semuanya terjadi dan kenapa harus terjadi padaku. diagnosa ketololanku bisa kulihat sekarang, disaat ajalku menjemput baru aku bisa melihat semua dan sayangnya tidak ada lagi detik-detik dibumi yang bisa memberikan kesempatan untukku untuk berkata "maafkan aku". dua kata yang tidak lebih dari 3 detik untuk diucapkan. meskipun engkau tidak lagi melihatku disana dan mulai berjalan menjauh, aku yang disini masih melihat punggungmu dengan penuh harap.. berharap engkau akan kembali dan memaafkan diriku namun sayangnya mataku semakin lelah dan rasa kantuk ini menderaku dan semuanya menjadi hitam pekat.
No comments:
Post a Comment