Monday, April 18, 2005

(65) KIBLAT

rasa bersalah ini masih ada dalam otak dan jantungku, setiap kali aku memejamkan mataku, perasaanku mulai menjadi kacau, seakan semua menyatu apa adanya dengan sesuatu yang berputar-putar, dan setiap kali aku bernafas, jantungku tidak mau menerima udara yang seharusnya bisa membuatku terus bertahan hidup, aku tahu kalau engkau disana sangatlah menderita dan aku mencoba pergi darimu karena keegoisanku, dan engkau yang harus menerima semua konsekuensinya, karena aku tahu diriku sangatlah berarti bagimu, lalu kenapa aku harus sejahat itu pergi dari bayangan dirimu, karena aku takut, bingung, bagaimana caranya mengatakan kalau aku terlalu penakut dengan semua perasaan yang seharusnya kutumpahkan untukmu, tidak kucurahkan semuanya untukmu, aku terlalu egois memakan waktuku yang terlalu lama berjalan, seakan mataku menutup kelopaknya dari dunia, enggan menatap waktu dan hidupku sendiri, aku tahu engkau berjalan dengan sangat lunglai setiap langkahnya, dan rasa sepi terus mendera hatimu, aku tidak bisa berbuat banyak, alangkah manisnya semua perkataan dunia tentang hidup, kadang-kadang aku bertanya, sudahkah aku hidup di jalan yang semestinya? karena aku tahu aku bukanlah manusia yang bisa berjalan diatas kakiku sendiri, bayanganku pun tidak mendekat ketika sinar matahari menerpa tubuhku, lemasnya hatimu tidak membuatmu goyah untuk tetap menyayangiku, kuharap ada sedikit rasa benci dari hatimu terhadapku, karena aku tahu, apabila rasa benci itu ada, maka engkau akan dengan cepat melupakan sakitnya dunia ini, kata-kataku berusaha menggapai pikiranmu untuk bisa menerima semua itu, meskipun aku tahu, kata-kata setelah aku meninggalkanmu tidak ada artinya lagi, engkau tidak akan mau mendengar, dan aku juga tidak mau memaksa, aku tahu dunia ini terus berputar, begitu pula dengan rasa takut dan sakit dihatimu yang terus berputar, kembali kepadamu yang terus menerus mencoba menahan rasa sakit di palung hatimu, kenapa aku bisa sejahat itu? apakah aku telah melakukan kesalahan besar dengan meninggalkan dirimu disana? apakah memang sama sekali tidak ada tanda-tanda terang yang muncul untuk kita berdua? mencoba dan terus mencoba menahan sakit, akan membuat tubuhmu tersayat oleh kawat duri yang terus terngiang dalam pikiranmu, aku tahu bahwa kawat duri itu seharusnya dibuat untukku, namun engkau yan terus menerus memaksa untuk menerima sakit dari duri tersebut, aku tertawa sedih, ketika aku harus berjalan dari bayanganmu, aku tahu kakiku melakukan kesalahan saat itu, namun waktu terus melangkah, dan juga terus menggoda pikiranku yang terus berputar tiada hentinya, apakah semua ini harus dilakukan? dan apakah ada artinya apabila aku melakukan semuanya? semua ini masih sebuah tanda tanya yang sangat besar dalam hatiku, aku tahu kamu percaya kalau suatu hari nanti semua akan bisa kembali pada asalnya, ingin rasanya aku juga mempercayai hal itu, namun entah kenapa pikiranku terus menerus membawaku pergi ketempat yang asing dan harus dijelajahi oleh diriku sendiri, haruskah aku berada ditempat yang sama sekali tidak kukenal ini, atau aku harus pergi dari sini dan kembali pada bayanganmu? entahlah, semua terlihat tidak nyata dimataku.

No comments: