Wednesday, April 27, 2005

(80) PATIENT

aku duduk diatas sebuah kursi yang mempunyai dua buah roda disamping kanan dan disamping kirinya, dan kakiku tidak terasa sama sekali, aku tidak bisa merasakan sedikitpun kakiku, bahkan aku sudah mencoba menyuruh kakiku untuk bergerak, dan sebanyak apapun listrik yang kualirkan kepada otakku untuk menyuruhnya menggerakkan kakiku, tetap saja kakiku tidka bergerak, aku hanya bisa bersedih dan mengeluarkan air mata dan meratapi nasibku ini...hanya saja aku selalu berpura-pura tegar, dan berharap semuanya akan baik-baik saja....setidaknya aku mempunyai tangan yang bisa kugerakkan, kadang-kadang aku masih mengingat kejadian itu, kami berdua bercanda didalam mobilnya, berpegangan tangan, berpelukan, dan tersenyum dan tertawa sepanjang perjalanan, hingga akhirnya dia terlalu mabuk dan tidak sengaja menyalakan rokok didalam mobil, dan kami berdua sibuk mematikan rokok itu, hingga tidak melihat apa yang ada didepan mobil, dan entah apa yang terjadi, tiba-tiba dunia memutar 360 derajat berkali-kali, dan pada saat aku sadar, dia tergeletak, dengan darah dimana-mana, dan aku hanya bisa berteriak memanggil namanya, berkali-kali aku berteriak, hingga aku bisa merasakan ludahku naik keatas tenggorokkanku, dan dia tetap tidak bergeming, dan terus saja memejamkan matanya...dan mataku terasa berat, dan pada saat aku bangun, disinilah aku, diatas kursi beroda yang tidak akan pergi kemana-mana kalau aku tidak menggerakkannya, mereka bilang aku harus merelakan kehilangan kedua kakiku apabila aku ingin terus hidup, namun apa gunanya lagi hidup, ketika semua yang kau harapkan, ketika orang yang kau percaya, orang yang bisa membagi suka dan dukanya kepadamu tidak lagi ada disana,dokter, potong saja kedua kakiku, aku percaya itu yang terbaik, dan kalau bisa bedah saja kepalaku, dan ambil sisi-sisi memori dari otakku, buang semua memori yang bisa membuat hatiku bertambah sakit,.....tidak bisa? apanya yang tidak bisa? kau adalah seorang dokter, apa yang tidak bisa seorang dokter lakukan? bukankah itu pekerjaanmu? membuat seorang pasien menerima kebahagiaan? keparat, semuanya berjalan jauh dari rencana....mungkin aku akan keluar sebentar, mencari sedikit sinar matahari dan sedikit udara segar, karena aku tidak tahan berada didalam ruangan yang hanya diwarnai oleh warna putih, dan wangi bunga yang diberikan oleh teman-temanku, terimakasih atas dukungan dan kunjungan kalian, namun ketahuilah, aku tidak membutuhkannya,...kudorong kedua roda penyangga yang ada disamping kursiku, berat sekali rasanya meutar roda itu, kau berpikir apakah seberat itukah hidup? atau mungkin lebih berat...tenggorokkanku masih terasa sakit, dan kini aku sudah berada diluar, disebuah taman, yang penuh dengan bunga, dan warna hijau yang bergradasi dari muda ke tua, entahlah, aku tidak mengerti tentang warna, karena aku buta warna, dan aku tidak peduli, tidak ada siapa-siapa disini, hanya aku sendiri, dan aku hanya bisa menangis, memikirkan semuanya kembali, masa laluku, saat ini, dan nasib masa depanku.....aku terus menangis, dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku, aku tidak bisa melihat dirinya, karena aku harus memutar kursi rodaku terlebih dahulu, dia adalah seorang wanita, berpakaian merah,dengan topi yang menutupi alisnya, dan dia bertanya padaku:'apakah kamu mempunyai korek api?"...apa-apaan ini? tidakkah dia bisa melihat aku adalah seorang pasien cacat yang duduk dikursi roda? apakah dia mengejekku?, merokok saja aku tidak pernah..lalu dia bertanya lagi:"aku bilang, apakah kamu mempunyai korek api?"....aku mencoba menghapus air mataku, dengan sambil terisak-isak, dan mencoba tersenyum kepadanya, dan dengan terbata-bata aku berkata"maaf nona, aku tidak punya"....lalu dengan kasar dia berkata:"bohong!, sudah jelas-jelas engkau mempunyai korek api, berikan padaku!", aku semakin bingung dan kepalaku semakin berputar dengan cepat..."sungguh nona, aku tidak punya, bahkan aku saja tidak merokok!"...lalu dengan tersenyum dia berkata:' apakah aku mengatakan aku akan merokok? aku hanya bertanya apakah engkau mempunyai korek api!"..lalu dia berdeham,dan berkata lagi "kau tahu, kau mempunyai korek api, api yang sangat besar, dan tidak semua orang mempunyai api sebesar itu, percayalah padaku! kau ingin tahu dimana letak korek api yang kaupunya? disini!" dia menjulurkan tangannya dan menepuk dadaku, tepat dihatiku...."kau harus tegar, karena semuanya akan baik-baik saja, kehilangan sesuatu tidak berarti harus menghilangkan semuanya begitu saja"...lalu dia tersenyum, dan kemudian pergi menjauh..."tunggu..tunggu,,,nona, kemarilah, aku masih ingin bicara!"....tolong, tolong kembalilah, karena sepi sekali rasanya disini, dan aku masih membutuhkan orang untuk bicara, kembalilah...tapi sekuat apapun aku bicara, dia tidak kembali, apa maksudnya dia berbicara seperti itu?..aku tidak mengerti? apakah dia menyuruhku untuk lebih tegar? kurasa tidak bisa nona, semuanya terlalu berat untuk diriku....dan dengan lebih lunglai aku kembali kekamar putihku....beristirahat sejenak, karena kepalaku masih sakit memikirkan semuanya....dan pada saat aku tertidur, dokter itu kembali datang kepadaku, dan berkata:"nona yang berbaju merah tadi berbicara kepadamu?...kalau begitu, kau harus kuat, karena dia mengatakan kepadaku, kau mempunyai api yang besar, dan percayalah, dia tahu apa yang dia katakan, yang harus kaulakukan sekarang adalah berupaya semuanya menjadi lebih baik, meskipun temanmu yang ada dimobil itu tidak selamat dan kau haru kehilangan kedua kakimu, aku rasa semuanya tidaklah terlalu berat...karena nona berbaju merah tadi kehilangan lebih banyak dari semua yang kau hilangkan hari ini, percayalah, aku tahu ceritanya, namun kalian berdua bernasib sama, dan juga memang kadang-kadang semua terasa begitu berat, namun hanya kamu yang bisa mengatasi semuanya...oh yah, jangan pernah berpikir untuk mematikan dirimu sendiri, karena apabila iya, temanmu akan lebih sedih lagi diatas sana, oh yah, ada surat dari nona tadi..."....dengan perasaan bingung aku membuka surat itu dan membacanya....
"temanku, yang baru saja kutemui hari ini, temanmu yang tidak selamat itu, dia bahagia mengetahui bahwa engkau tidak apa-apa, namun dia sangat sedih, karena engkau terus menerus mencoba memadamkan api yang ada dihatimu, ketahuilah, bahwa api yang ada dihatimu, juga ada dihati dirinya, dan apabila api dihatimu padam, maka dia akan kehilangan dirimu juga, jadi jaga agar api itu terus menyala, jangan khawatir, aku akan menjaga temanmu diatas sini, dan kau akan bertemu lagi dengan dirinya, apabila waktunya telah tiba, dan apabila engkau sudah siap untuk bertemu dengan dirinya, sekarang, beristirahatlah..-teman merahmu-
entah kenapa, semuanya terasa begitu tenang, begitu sunyi, namun menjadi begitu suci, begitu lembut, dan pada saat yang tenang itu, aku mengambil pisau yang ada didekat karangan buah yang ada didekatku,dan menusukkan pisau itu tepat ketengah mataku, dan aku tersenyum,....maafkan aku nona merah,semuanya terasa begitu berat, dan aku tidak siap untuk bertemu dengan dirinya dengan hilangnya dua kakiku, kurasa semuanya ini akan lebih baik, kalau aku tidak bermain dengan caramu, tetapi dengan caraku..... terimakasih atas dukunganmu, dan salamku untuk dirinya diatas sana...... salam sayangku untuknya....

No comments: